MES Turki Bahas Wakaf Era Kesultanan Ottoman dan Relevansinya di Era Modern

MES Turki menggelar webinar Global seputar wakaf era Kesultanan Ottoman. (MES Turki)

Ankara: Pengurus Daerah Tertentu Masyarakat Ekonomi Syariah Turki (PWK MES Turki) sukses menggelar event perdana di Bulan Ramadan dalam bentuk seminar Global secara daring dengan judul “Peran Wakaf dalam Membangun Peradaban yang Luhur.” Webinar tersebut membahas mengenai Ottoman Waqf dengan tujuan memperdalam pemahaman mengenai sistem perwakafan di era Kesultanan Utsmaniyah dan relevansinya dalam dunia modern.

Webinar kali ini menghadirkan sejumlah Ahli dan akademisi, termasuk Prof. Raditya Sukmana (Professor Ekonomi Islam Universitas Airlangga) dan Dr. Aam Slamet Rusydiana (Dosen Sakarya University). Percakapan membahas bagaimana sistem wakaf di era Ottoman berkembang menjadi salah satu pilar ekonomi dan sosial yang menopang kesejahteraan masyarakat, termasuk dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur yang sifatnya berkelanjutan. 

Cek Artikel:  Musim Panas Pahamn ini Tercatat Paling Ekstrem

“Kegiatan ini merupakan salah satu inisiatif dari kepengurusan baru berkolaborasi dengan komunitas Waqf Talk di Turki Kepada menghidupkan kembali semangat wakaf di kehidupan modern,” kata Ketua Standar PWK MES Turki, Dyah Sisca Putri Prasmesti, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputanindo.id, Rabu, 12 Maret 2025.

“Acara ini juga merupakan salah satu upaya Kepada mengenal lebih jauh mengenai sistem wakaf yang berkembang pesat pada masa kekaisaran Ottoman,” sambungnya.
 
Dalam pidato beberapa waktu Lewat di acara milad Muhamadiyah ke 112, Presiden Prabowo Subianto mengaku pernah belajar tentang peradaban sukses yang disebut kekaisaran Ottoman. Presiden mengutip perkataan terkenal dari Kaisar Ottoman tersebut, “bahwa Bukan Eksis negara yang berhasil tanpa pemerintah yang Kudus, Bukan Eksis kemakmuran tanpa keadilan, Bukan Eksis negara yang berhasil kalau rakyatnya Bukan Gembira dan sejahtera. Bukan Eksis negara yang berhasil tanpa pemerintah yang Kudus.”

Cek Artikel:  37 WNI dari Damaskus Mulai Terbang ke Jakarta

“Kekuatan Kesultanan Ottoman masa itu sudah barang tentu ditopang sistem ekonomi yang mengacu pada syariah islam, sehingga Ottoman dapat bertahan lebih dari Nyaris 700 tahun,” ungkap Dyah.

Indonesia Emas 2045

Perwakilan Duta Besar Republik Indonesia Kepada Turki, mengaku sangat mengapresiasi serta mengucapkan terima kasih kepada Masyarakat Ekonomi Syariah, khususnya Pengurus Daerah Tertentu Turki karena telah menyelenggarakan kegiatan seminar dengan Cita-cita dapat menambah wawasan dan memunculkan ide-ide baru mengenai ekonomi syariah.

Kegiatan seminar ini dihadiri ratusan peserta yang terdiri dari akademisi, mahasiswa, dan pegiat ekonomi syariah dari berbagai negara. Mereka mengapresiasi MES Turki dalam kegiatan ini, yang dianggap sebagai langkah Krusial dalam meningkatkan literasi wakaf secara Mendunia. 

Cek Artikel:  Dituding Akan Tinggalkan Gaza, Begini Respon PBB

Para peserta webinar berharap MES Turki di Dasar kepemimpinan Dyah Dapat lebih berkembang pesat. Selain kepengurusan MES Turki yang bergerak sangat kompak, jiwa Radikal para mahasiswa Indonesia yang belajar di Turki Ketika ini juga menjadi pemicu semangat baru dalam mendorong Indonesia menuju Indonesia Emas tahun 2045. 

Selain menjabat sebagai Ketua Standar PWK MES Turki, Dyah juga sedang menempuh studi program doktoral S3 Bisnis Administrasi dengan Konsentrasi Akuntansi dan Keuangan di negara dua benua tersebut.

Baca juga: Kemenag dan BRIN Kaji Ulang Undang-Undang Wakaf

Mungkin Anda Menyukai