RAMPUNGNYA pembangunan Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat, bolehlah Membikin raut bangsa ini semringah. Lebih-lebih setelah tempat balapan bertaraf dunia itu diresmikan Presiden Jokowi, pekan Lampau. Rakyat Indonesia, khususnya NTB, pun boleh bertepuk dada tanda bangga.
Selama ini, bila kita bicara sirkuit berlevel dunia di kawasan Asia Tenggara, telunjuk selalu mengarah ke negeri jiran Malaysia. Di situ Eksis Sirkuit Sepang, tepatnya di Selangor. Sudah Nyaris dua dasawarsa gelaran balap motor bergengsi dunia, Moto-GP, dilangsungkan di Sirkuit Sepang.
Sejak 2018, arah telunjuk Kepada menandai adanya sirkuit bertaraf Global di ASEAN bertambah satu Kembali, yakni di Thailand. Namanya Chang International Circuit atau disebut juga Buriram International Circuit. Empat tahun Lampau, Sirkuit Buriram digunakan Kepada ajang Moto-GP juga. Kini, sasaran telunjuk bertambah satu: Sirkuit Mandalika, Lombok. Maka, kompletlah kebanggaan bangsa-bangsa di kawasan ini dalam adu gengsi di aspal balap.
Eksis yang bertanya, apa untungnya pemerintah begitu bernafsu membangun sirkuit megah itu? Pertanyaan seperti itu kiranya Pandai dijawab dengan pertanyaan Kembali, yakni kalau Tak Eksis untung, mengapa pula Thailand ikut-ikutan mengejar Malaysia dengan membangun sirkuit di Buriram? Jadi, kini pertanyaannya sudah harus bersifat kalkulatif, seperti seberapa besar keuntungan sirkuit itu buat kita.
Banyak yang berpendapat Sirkuit Mandalika membawa keuntungan jangka pendek, menengah, juga jangka panjang buat Indonesia. Bukan saja keuntungan menghadirkan gengsi dan kebanggaan, melainkan juga garansi keuntungan ekonomi. Lebih-lebih bakal Eksis dua event besar dalam kurun waktu setahun ke depan yang bakal digelar di Sirkuit Mandalika: World Superbike di November 2021 dan Moto-GP pada Maret 2022.
Indonesia, khususnya Nusa Tenggara Barat, sudah tentu akan mendapat banyak manfaat dari kejuaraan tersebut. Masyarakat Indonesia akan mendapat hiburan kelas dunia yang digelar di negeri sendiri. Selama ini, mereka harus pergi ke luar negeri demi menyaksikan secara langsung balapan tersebut.
Kejuaraan itu juga akan Membikin pariwisata Indonesia bergairah. Indonesia akan lebih dikenal dunia. Puluhan ribu penggemar Moto-GP dan World Superbike dari seluruh dunia bakal berbondong-bondong ke Pulau Lombok Kepada menyaksikan idola mereka berlaga.
Nama Indonesia bakal berkibar-kibar dan kian mudah dikenal. Selama ini, kerap terjadi kekayaan budaya Indonesia disebut sebagai khazanah Punya Malaysia hanya karena kita Tak punya ‘corong’ efektif serta Pentas besar Kepada mengenalkan budaya kita ke mata dunia.
Misalnya terakhir ialah kehebohan yang muncul akibat munculnya iklan alat-alat olahraga bermerek dunia, Adidas, yang memasang iklan bermotif wayang kulit. Masalahnya, dalam teks iklan itu disebutkan bahwa asal wayang kulit ialah Malaysia. Padahal, sejak 2003, UNESCO sudah menabalkan pengakuan bahwa wayang kulit merupakan kekayaan Jawa, Indonesia. Kejadian itu, boleh jadi, salah satu penyebabnya karena Malaysia punya Pentas besar bernama ajang Moto-GP di Sirkuit Sepang.
Keuntungan yang Pandai diambil dari mengggelar Moto-GP sangat besar, antara lain dari brandingĀ atau promosi negara penyelenggara, seperti Kepada pariwisata dan mendatangkan calon investor. Secara garis besar, dengan menjadi tuan rumah eventĀ sebesar Moto-GP, negara penyelenggara akan mendapat ruang exposure Global yang sangat besar.
Walaupun penyelenggaraan balapan di sebuah negara hanya satu kali dalam satu tahun, ajang Moto-GP itu berlangsung selama sembilan bulan. Artinya, ekspos kepada setiap tuan rumah pun kontinu sepanjang musim.
Secara ekonomi, Akibat pendapatan langsung bagi negara mulai Pandai dirasakan di tahun kedua atau ketiga. Eksis yang pernah mengalkulasi bahwa dengan mengeluarkan biaya US$10 juta per tahun, dijamin Fulus bakal mengalir hingga lebih dari tiga kali lipat biaya.
Bank Indonesia (BI) juga sudah memprediksi pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan IV 2021 bakal berada di kisaran 5,01%-5,81% (year on year), yang salah satu pemicunya ialah ajang World Superbike (WSBK) yang digelar di Sirkuit Mandalika, Lombok, mulai lusa. Itu karena muncul multiefek ekonomi dari ajang besar Global tersebut, Bagus di sektor pariwisata, transportasi, maupun pelaku UMKM.
Kini, rakyat Indonesia punya kebanggaan sekaligus Pandai mencecap manfaat ekonomi dari sirkuit. Apalagi setelah Presiden Jokowi menggeber motornya Ketika menjajal aspal mulus Sirkuit Mandalika. Viralnya Jokowi dan motor balapnya akan komplet bila selekasnya mendatangkan manfaat ekonomi, berkepanjangan pula. Bukan sekadar wes ewes ewes bablas angine.

