Merdeka dalam Aksi Hidup Berkualitas

Merdeka dalam Aksi Hidup Baik 
Fery Farhati, Ketua TP PKK DKI Jakarta 2017-2022.(DOK IST)

Senang itu sederhana. Memasuki Agustus, rumah-rumah di kampung kami mulai terlihat memasang Bendera Merah Putih. Suka ria menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus setiap tahun terasa di sudut-sudut kampung. Kala itu di tahun 1945, kemerdekaan diupayakan dengan perjuangan Berbarengan Buat meraihnya. Gotong royong kolosal, sumbang harta-curah pikiran, taruh nyawa–kobarkan asa, melepas kekasih-mendoakan ananda, Seluruh Mempunyai jalannya Buat ikut ambil bagian meraih ultimate happiness yang terangkum dalam satu kata, merdeka!

Satu kata yang membangkitkan semangat, memberikan kekuatan dan menebarkan Asa. Sebuah kata yang kini menjadi amanah yang perlu kita jaga Berbarengan sebagai penerus bangsa. Setiap kita Mempunyai Langkah sendiri Buat Bisa Maju berkontribusi dalam meneruskan perjuangan meraih kemerdekaan ini, salah satunya adalah melalui Aksi Hidup Berkualitas, sebuah upaya Buat ikut ambil bagian dalam menyelesaikan masalah yang Eksis di Sekeliling kita. Upaya meraih “kemerdekaan’ dalam bentuk lain sesuai dengan masanya. Merdeka dari kemiskinan, merdeka dari stunting, merdeka dari ketergantungan pada pinjol (pinjaman online), merdeka dari demam berdarah, Buat meraih ultimate happiness Berbarengan. 

Seperti juga dalam meraih kemerdekaan Indonesia, gotong-royong menjadi salah satu semangat dalam menjalankan aksi hidup Berkualitas di masyarakat kita. Kemerdekaan menjadi tujuan dan gotong royong menjadi Langkah atau upaya dalam mengapai tujuan tersebut.

Pada Era yang modern, di mana perkembangan digital Maju melaju dan berbagai platform media sosial (medsos) ramai-ramai menggaet perhatian para penggunanya, serta tekanan memenuhi gaya hidup tertentu kian memupuk perasaan individualis, tentunya memberikan tantangan tersendiri dalam mempertahankan nilai gotong-royong ini. Apakah memang demikian? 

Eksistensi gotong royong

Gotong royong telah menjadi budaya yang mengakar dalam masyarakat Indonesia. Mengutip artikel pada laman Kominfo, dalam pidato Ir Soekarno  pada tahun 1945 dihadapan peserta Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), menyatakan bahwa, “Gotong royong adalah pembantingan-tulang Berbarengan, pemerasan-keringat Berbarengan, perjoangan bantu-binantu Berbarengan. Amal Seluruh buat kepentingan Seluruh, keringat Seluruh buat kebahagiaan Seluruh. Ho-lopis-kuntul-baris buat kepentingan Berbarengan.” Itulah mengapa menurut  Soekarno, inti dari Pancasila adalah gotong royong.

Cek Artikel:  Terpelajar Pasang Badan

Memperhatikan perkembangan Ketika ini dan menelisik beberapa tulisan, Eksis banyak keyakinan bahwa Ketika ini budaya gotong royong telah pudar. Pandangan ini tidaklah Betul. Pada kenyataannya, gotong royong tidaklah pudar, tapi mengalami evolusi. Sebut saja Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang Konsentrasi pada upaya-upaya peningkatan kesejahteraan keluarga, hingga Ketika ini Tetap eksis dan berdampak Berkualitas pada masyarakat. Atau Karang Taruna yang Tetap Eksis bergerak di kampung-kampung yang Konsentrasi pada upaya pemberdayaan pemuda. Para pemuda pemudi yang berlomba mendaftar menjadi relawan dalam kegiatan kegiatan sosial masyarakat. Juga spirit volunteerism (kerelawanan) yang menjamur tanpa komando pada Ketika kita Mempunyai musuh Berbarengan, pandemi covid-19. 

Nilai gotong royong pada dasarnya Tetap Eksis dan kuat, hanya bentuk serta terminologinya saja yang menyesuaikan perkembangan Era. Nilai gotong royong yang sudah berakar kuat, kini menghasilkan pemuda-pemudi, para generasi milenial dan Generasi Z yang aktif bergerak dalam komunitas-komunitas, aktif sebagai relawan, melakukan volunteerism dalam berbagai kegiatan sosial, kreatif, ataupun politik dengan  caranya sendiri yang menarik, kreatif, dan membanggakan.

Menjaga marwah kampung di tengah kota

Perkotaan kerap diasosiasikan dengan kehidupan gemerlap dan individualis. DKI Jakarta, sebagai melting pot berbagai Etnis, budaya dan bangsa, menampakkan diri sebagai kota yang keras dan cenderung individualis, dimana Seluruh berjuang demi keberlanjutan diri dan keluarganya. Tentunya ini cenderung melunturkan nilai-nilai budaya kampung yang guyub dan saling membantu antar anggotanya. Maka dari itu, kampung yang juga erat dengan budaya gotong royong dan kerukunan perlu ditumbuhkembangkan di perkotaan.

Cek Artikel:  Membela Perbedaan

Pengalaman kami di Jakarta Selatan, Kecamatan Cilandak, menemukan tiga (3) sosok Ibu penggerak yang menjaga marwah kampung. Trio Rosdawati, begitu julukannya. Bu Ros, Bu Ida, dan Bu Rachmawati, menemukan kebahagiaan tersendiri ketika bekerja Berbarengan ‘urus’ Anggota dan kampungnya. Mereka memastikan informasi dari pemerintah diterima oleh masyarakat Sekeliling, memastikan kondisi Anggota Terjamin, dan menjaga tali silaturahmi dengan Anggota-warganya. Trio Rosidawati adalah Misalnya dari banyak penggerak di negeri ini yang Maju berupaya memastikan kesejahteraan keluarga. Langkah kecil dengan niat Ikhlas yang dapat memberikan Pengaruh yang besar.

Menjadi solusi dalam mengatasi beberapa isu 

Keberadaan sosok penggerak yang melakukan aksi hidup Berkualitas, ambil tanggungjawab memastikan kesejahteraan Anggota, dan kenyamanan kampung,  Membikin kita Serius bahwa  permasalahan negeri ini dapat diselesaikan melalui kepedulian dan kemauan Buat Berbarengan-sama (gotong royong) ambil tanggung jawab sesuai dengan kapasitasnya membantu meraih “kemerdekaan” dari kungkungan kemiskinan, ketakterdidikan, stunting, dan berbagai masalah lainnya. 

Tetap banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan Berbarengan di negeri ini, antara lain; stunting dan kemiskinan. Pada tahun 2022, Nomor prevalensi stunting di Indonesia adalah 21,6% dan penduduk miskin di Indonesia mencapai 26,36%. Sebuah tugas besar yang harus diselesaikan Apabila Indonesia Ingin mengentaskan kemiskinan pada 2030. Hal ini yang kemudian menjadi pertimbangan dalam memaksimalkan gotong-royong sebagai upaya Buat menyelesaikan isu-isu tersebut. Kemerdekaan dari stunting dan kemiskinan tujuannya, gotong royong sebagai Langkah Buat meraihnya. Seluruh ikut ambil bagian, Seluruh ikut andil, seperti juga ketika kita berjuang meraih kemerdekaan bangsa ini. Eksis rasa kepemilikan yang besar dan Eksis kebahagiaan tersendiri ketika tujuan tersebut tercapai, ultimate happiness, kemerdekaan.

Cek Artikel:  Bullying

Dengan membangun jaringan kepedulian dan gotong royong dari berbagai unsur Berkualitas itu pemerintah, masyarakat, tenaga Ahli, komunitas dan juga Anggota, isu seperti stunting dapat dituntaskan dan kemiskinan dapat dientaskan. Kita Bisa! Kita pernah melakukannya di masa pandemi covid-19. Gerakan masif seperti Anggota bantu Anggota menjadi Misalnya aksi Konkret ketika berbagai individu maupun lembaga berkolaborasi membantu Anggota yang kesulitan karena pandemi covid-19. Masa pandemi Lampau memberikan Misalnya bagaimana simpul-simpul kerelawanan terbentuk dan bergerak Berbarengan menghadapi bencana kesehatan Mendunia tersebut. Berbagai inisiatif yang muncul secara organik dan serentak memberikan Pengaruh kebaikan yang besar. Hal ini menunjukkan, bahwa gerakan-gerakan serupa dapat dilakukan Buat permasalahan lainnya yang pada akhirnya dapat membawa perubahan positif bagi Seluruh.

Pada Bulan Agustus ini, dimana Dekat setiap bangunan, rumah, jalan dan gang dihiasi Corak merah putih, menjadi momentum Buat merenungkan dan menghayati kembali Arti kemerdekaan dan nilai-nilai luhur dalam bermasyarakat. Nilai-nilai luhur seperti bergotong royong yang telah mengakar dan membudaya di Indonesia. 

Kiranya melalui tulisan ini dapat  mengingatkan kita Seluruh bahwa negara ini dibangun salah satunya melalui kekuatan gotong-royong dan Buat menjaga keberlangsungannya pun perlu gotong-royong. Semoga semangat gotong royong Maju berkobar di usia yang kini menginjak  78 tahun.  Meminjam istilah Bung Karno, mari kita melakukan pembantingan-tulang Berbarengan, pemerasan-keringat Berbarengan, bantu-binantu Berbarengan. Amal Seluruh buat kepentingan Seluruh, keringat Seluruh buat kebahagiaan Seluruh. 

Dirgahayu Republik Indonesia.

Mungkin Anda Menyukai