Merawat Warisan melalui Budaya, Pameran Rempah dan Kita di Hotel Borobudur Jakarta Formal Dibuka

Merawat Warisan melalui Budaya, Pameran 'Rempah dan Kita' di Hotel Borobudur Jakarta Resmi Dibuka
Rawat warisan budaya, Yayasan Negeri Rempah gelar pameran ‘Rempah dan Kita’ di Hotel Borobudur Jakarta(Doc Yayasan Negeri Rempah)

YAYASAN Negeri Rempah dengan bangga menyelenggarakan pembukaan pameran “Rempah & Kita” untuk melestarikan dan merayakan warisan Jalur Rempah melalui budaya dan tradisi masyarakat.

Pameran ini bertujuan untuk mengangkat kembali kearifan lokal yang tersimpan dalam memori masyarakat, serta membangun tradisi belajar yang dapat menumbuhkan minat generasi muda terhadap budaya Indonesia.

Melestarikan Kearifan Lelahl dan Membangun Masa Depan

Dalam sambutannya, Ibu Dewi Kumoratih, kurator pameran sekaligus ketua dewan pengurus Yayasan Negeri Rempah, menekankan tujuan utama dari pameran ini.

Baca juga : Jelang HUT ke-50, Hotel Borobudur Jakarta Gelar Program ‘Discover North Sulawesi’

“Pameran ini dirancang untuk melestarikan kearifan lokal dan pengetahuan tradisi yang berkaitan dengan rempah-rempah. Selain itu, kami juga ingin membangun model pembelajaran yang efektif bagi anak-anak dan remaja untuk menumbuhkan kecintaan mereka terhadap budaya Indonesia serta memperkuat rasa bangga terhadap warisan budaya kita,” ujar Ibu Kumoratih.

Bapak I Nyoman Sudimantra, Executive Assistant Manager Hotel Borobudur Jakarta, juga menekankan pentingnya pendidikan tentang budaya rempah.

Cek Artikel:  Personil Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo Dorong Standardisasi UPPKB untuk Operasi 24 Jam Tanpa Kemacetan

“Dengan mengenalkan budaya rempah kepada generasi muda, kita membantu mereka untuk memahami dan menghargai sejarah dan warisan budaya kita,” ujar Bapak Nyoman.

Baca juga :  Bazar Sebulan Penuh Meriahkan Rangkaian Anniversary Ke-49 Hotel Borobudur

Dukungan Pemerintah dan Asa Masa Depan

Bapak Dr. Hassan Wirajuda, salah satu pendiri Yayasan Negeri Rempah, mengungkapkan bahwa kekayaan rempah di Asia Tenggara, khususnya Indonesia yang dulunya sangat melimpah telah mengalami perubahan drastis sejak kedatangan kolonialis.

“Sejarah kita yang penuh dengan perdagangan rempah yang damai kini menghadapi tantangan, dan penting bagi kita untuk mengenalkan budaya rempah kepada generasi muda agar kita tidak kehilangan akar sejarah kita,” tambah Bapak Hassan.

Ibu Dengkini Dewi Wanti, selaku Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek, mewakili Bapak Hilmar Farid mengapresiasi inisiatif ini dan menyatakan dukungannya terhadap program berkelanjutan yang sejalan dengan prioritas nasional Jalur Rempah.

Baca juga : Pameran Sepeda Motor Imos 2024 Segera Digelar

Cek Artikel:  Pemandu Wisata Asal Jakarta dan Turis Turki Tersesat di Gunung Batukaru Tabanan

Sorotan Dunia dan Potensi Kerja Sama

Her Excellency Mrs. Gina A. Jamoralin, Duta Besar Filipina untuk Republik Indonesia, dalam kesempatan yang sama, menyampaikan bahwa banyak tradisi terkait rempah seperti ‘masuk angin’ dan ‘tolak bala’ memiliki kesamaan dengan budaya Filipina, menunjukkan betapa mendalamnya hubungan budaya antara negara-negara di Asia Tenggara.

Sementara itu, His Excellency Mr. Kwok Fook Seng, Duta Besar Republik Singapura untuk Republik Indonesia, menyoroti pentingnya pameran ini sebagai simbol kerja sama antar bangsa, yang dapat mempererat hubungan antar negara di kawasan Asia Tenggara.

Baca juga : Tas Kulit Bersertifikasi Halal Pertama di Dunia Ciptaan Indonesia Hadir di Islamic Book Fair 2024

Meriahkan dengan Matangan dan Tradisi

Pameran ini dibuka dengan peresmian yang dilakukan dengan upacara menginang bersama untuk mengingat kembali tradisi yang telah dilakukan dan diwariskan oleh nenek moyang bangsa dalam memanfaatkan rempah-rempah untuk kesehatan. Pameran akan berlangsung sejak 18 hingga 31 Agustus 2024 mendatang.

Cek Artikel:  PLN Lembata Sambung Kembali Listrik ke Rumah Kosi Sang Difabel Trampil

Acara pembukaan pameran ini juga dimeriahkan dengan demonstrasi kuliner dari Malaysia dan Indonesia, yang menampilkan nasi kandar oleh Mr. Muhammad Hafiz Ruanganulzaman, selaku Second Secretary Permanent Mission of Malaysia to ASEAN dan hidangan khas Indonesia oleh Akademi Matangan Indonesia (AKI).

Pameran ini didukung oleh kontributor-kontributor komunitas dari daerah yaitu Absahabat Cagar Budaya (Palembang, Sumatera Selatan), Telingsong Budaya (Tanjung Pandan, Belitung), Beranda Warisan Sumatera (Medan, Sumatera Utara), Ternate Heritage Society (Ternate, Maluku Utara), Puta Dino (Tidore, Maluku Utara), Komunitas Dupa (Makassar, Sulawesi Selatan), Terminal Benih dan Bakul Goronto (Gorontalo), Kolektif Arungkala (Yogyakarta).

Didukung pula oleh komunitas cendekia dan praktisi dari Binus School of Design, Akademi Matangan Indonesia, dan lain-lain. Selain koleksi dan karya komunitas, beberapa artefak dan koleksi didukung oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dan Museum Bank Indonesia, serta dukungan Hotel Borobudur Jakarta sebagai tempat penyelenggaraan acara. (Adv)

Mungkin Anda Menyukai