Menyambut Deeper Learning sebagai Pendekatan Pembelajaran

Menyambut Deeper Learning sebagai Pendekatan Pembelajaran
(Dokpri)

MENYAMBUT deeper learning sebagai pendekatan pembelajaran di era 4.0, yang digagas kembali oleh Mendikdasmen, Abdul Mu’ti, merupakan langkah Krusial dalam menjawab tantangan pendidikan di Era yang serba digital dan otomatisasi ini. Deeper learning menekankan pembelajaran yang Tak hanya berfokus pada penguasaan pengetahuan secara teknis, tetapi juga pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan pemecahan masalah yang mendalam. 

Deeper learning harus ditempatkan dalam konteks pendidikan holistik, yang Memperhatikan siswa sebagai individu yang berkembang secara utuh, bukan hanya sebagai penerima informasi atau penghafal fakta. Dengan pendekatan holistik ini, deeper learning berfungsi Kepada menjembatani kecerdasan Orang dengan kecerdasan buatan, menciptakan generasi yang Tak hanya mahir dalam teknologi, tetapi juga Mempunyai kecerdasan emosional dan sosial, yang memungkinkan mereka Kepada beradaptasi dan berkembang di dunia yang semakin didominasi oleh teknologi.

Deeper learning berdimensi lima

Deeper learning adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman mendalam, keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan Kepada menerapkan pengetahuan dalam situasi Konkret. Understanding by Design (UbD), yang dikembangkan oleh Grant Wiggins dan Jay McTighe dalam Kitab mereka Understanding by Design (2005), sangat relevan dengan konsep deeper learning. . 

Dalam UbD menekankan pentingnya tujuan pembelajaran yang Terang dan bermakna serta Penilaian yang berfokus pada pemahaman dan aplikasi pengetahuan. Deeper learning berdimensi lima yang melibatkan mindful learning, meaningful learning, joyful learning, heathful learning, dan happyful learning, adalah pendekatan pembelajaran yang holistik dan saling terintegrasi, Kepada mencapai Keistimewaan akademik dan nonakademik di era yang dipenuhi dengan kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi.

Pertama, implikasi mindful learning dalam proses pembelajaran yang semakin mendalam di ruang kelas adalah menciptakan lingkungan yang mendorong siswa Kepada hadir sepenuhnya dalam setiap pengalaman belajar dengan perhatian yang Konsentrasi dan kesadaran penuh terhadap proses dan materi yang diajarkan. Pendekatan ini membantu siswa mengelola perhatian, mengurangi distraksi, dan meningkatkan pemahaman mereka terhadap konsep yang dipelajari. 

Cek Artikel:  Masuk Musim Kemarau, KLHK Ancam Denda Tegas Bagi Pencemar Udara di Jabodetabek

Dalam praktiknya, mindful learning mendorong siswa Kepada mengembangkan keterampilan Cerminan diri, meningkatkan kesadaran emosional, serta mengelola stres dan kecemasan yang mungkin muncul selama proses pembelajaran. Hal ini memungkinkan mereka Kepada Tak hanya menghafal informasi, tetapi juga memahami, menghubungkan, dan mengaplikasikan pengetahuan secara lebih dalam dan bermakna. 

Di ruang kelas, guru yang menerapkan mindful learning juga dapat menciptakan suasana yang lebih tenang, penuh perhatian, dan mendukung, yang akan memperkuat interaksi antara siswa dan materi pelajaran, serta antarsiswa itu sendiri, menghasilkan pengalaman belajar yang lebih holistik dan efektif.

Kedua, meaningful learning berfokus pada penghubungan pengetahuan baru dengan pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimiliki siswa. Karenanya, pembelajaran Tak hanya sekadar hafalan, tetapi juga pemahaman yang mendalam dan aplikatif. Dalam ruang kelas, pendekatan ini mendorong siswa Kepada Menonton relevansi materi pelajaran dengan kehidupan mereka sehari-hari, yang Membangun proses belajar menjadi lebih bermakna dan berdampak. 

Dengan meaningful learning, siswa diajak Kepada memahami konsep secara menyeluruh, menghubungkannya dengan konteks Konkret, dan menerapkannya dalam situasi yang relevan, Berkualitas dalam kehidupan pribadi maupun sosial mereka. Implikasinya, pembelajaran menjadi lebih mendalam karena siswa Tak hanya menghafal informasi, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kreatif Kepada menyelesaikan masalah. 

Selain itu, pendekatan ini dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa, karena mereka merasa bahwa yang mereka pelajari Mempunyai nilai dan manfaat yang Konkret dalam kehidupan mereka.

Cek Artikel:  Desain Aplikasi dengan Empati, Berfokus pada Kebutuhan Sekalian Pengguna

Ketiga, joyful learning adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pentingnya kebahagiaan, kegembiraan, dan kesenangan dalam proses belajar, yang berdampak signifikan pada kedalaman dan Arti pembelajaran di ruang kelas. Ketika siswa merasa senang dan terlibat dalam proses belajar, mereka cenderung lebih termotivasi, kreatif, dan terbuka Kepada eksplorasi, yang meningkatkan kemampuan mereka Kepada memahami materi dengan lebih mendalam. 

Joyful learning menciptakan suasana kelas yang positif dan mendukung ketika siswa merasa Kondusif Kepada berpartisipasi, bertanya, dan bereksperimen tanpa takut gagal. Dengan membangun rasa Mau Paham dan kegembiraan dalam belajar, siswa lebih mudah mengaitkan konsep yang dipelajari dengan pengalaman pribadi mereka, yang menjadikannya lebih bermakna. 

Selain itu, suasana yang menyenangkan membantu mengurangi kecemasan dan stres yang sering muncul dalam pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa Kepada Konsentrasi lebih Berkualitas, berkolaborasi dengan Kawan sekelas, dan mengembangkan keterampilan sosial yang Krusial. Dengan demikian, joyful learning Tak hanya Membangun pembelajaran lebih menyenangkan, tetapi juga meningkatkan kedalaman pemahaman dan keterlibatan siswa, menjadikan pengalaman belajar lebih berkesan dan efektif.

Keempat, healthful learning berfokus pada menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung kesejahteraan fisik, mental, dan emosional siswa, yang berdampak positif pada kualitas pembelajaran secara keseluruhan. Ketika siswa merasa sehat dan sejahtera, Berkualitas secara fisik maupun psikologis, mereka lebih Pandai berkonsentrasi, berpikir jernih, dan terlibat secara aktif dalam proses belajar. 

Healthful learning mencakup aspek-aspek seperti menyediakan waktu Kepada aktivitas fisik yang meningkatkan Kekuatan, menciptakan ruang kelas yang nyaman dan bebas stres, serta mendukung perkembangan emosional siswa melalui pendekatan yang penuh empati dan perhatian. Keseimbangan antara pembelajaran akademik dan kesejahteraan pribadi ini mendorong siswa Kepada mengelola stres dengan lebih Berkualitas, meningkatkan kemampuan mereka Kepada bekerja dalam tim, dan memperkuat rasa percaya diri. 

Cek Artikel:  Etika Politik dan Mimpi Negara Maju

Dengan demikian, pendekatan healthful learning Tak hanya berfokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pada pengembangan holistik siswa, yang pada gilirannya memperbaiki kualitas pembelajaran dan memberikan pengalaman yang lebih efektif dan berkelanjutan bagi mereka.

Kelima, happyful learning adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pentingnya kebahagiaan dan kesejahteraan siswa dalam seluruh proses belajar, yang berdampak sangat signifikan pada Keistimewaan akademik dan non-akademik. Ketika siswa merasa Senang dan dihargai dalam lingkungan pembelajaran, mereka cenderung lebih termotivasi, lebih terlibat, dan lebih Pandai mengatasi tantangan yang mereka hadapi, Berkualitas dalam hal akademik maupun pengembangan pribadi. 

Kebahagiaan menciptakan suasana yang mendukung kreativitas, meningkatkan kolaborasi antarsiswa, dan mendorong mereka Kepada mengeksplorasi ide-ide baru dengan lebih percaya diri. Dampaknya, siswa Tak hanya menguasai materi pelajaran dengan lebih mendalam, tetapi juga mengembangkan keterampilan nonakademik seperti keterampilan sosial, empati, dan pengelolaan emosi yang Krusial dalam kehidupan sehari-hari. 

Dengan happyful learning, proses pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa merasa dihargai secara holistik. Sehingga, mereka dapat berkembang menjadi individu yang cerdas, beriman dan takwa, berkarakter, berbudi pekerti dan Pandai beradaptasi. 

Dengan demikian, deeper learning yang digagas kembali oleh Mendiknas, Abdul Mu’ti, Layak disambut gembira karena sangat relevan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, Berkualitas di bidang akademik maupun nonakademik, dengan menekankan pemahaman mendalam, keterampilan berpikir kritis, dan pengembangan Kepribadian siswa. 

Pendekatan ini mendukung siswa Kepada Tak hanya menguasai materi pelajaran, tetapi juga mengembangkan keterampilan hidup yang Krusial, seperti berpola pikir kritis, bertindak kreatif, kolaboratif, komunikatif, dan kemampuan Kepada menghadapi tantangan dalam dunia yang semakin kompleks dan automatisasi.

Mungkin Anda Menyukai