Menunggu Debat Penuh Manfaat

SETELAH berhasil menyelenggarakan debat perdana, Komisi Pemilihan Lazim (KPU) kembali menggelar debat kedua capres-cawapres yang bakal bertarung pada Pilpres 2024. Debat kedua dari rencana lima kali perhelatan itu dilangsungkan pada Jumat (22/12) mendatang.

Sesuai dengan jadwal, debat kali ini bakal menghadirkan para cawapres dari ketiga pasangan yang bakal bertarung. Topik yang bakal menjadi tema debat ialah ekonomi (ekonomi kerakyatan dan ekonomi digital), keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN-APBD, infrastruktur, dan perkotaan.

Dengan persoalan ekonomi yang kini sedang dihadapi masyarakat, publik tentu menginginkan bagaimana cawapres sebagai bagian dari capres bisa menjelaskan rasionalitas dari tawaran mereka untuk menyelamatkan ekonomi negara ini. Bukan sekadar berjanji memberi tawaran makan dan minum gratis atau meningkatkan pendapatan per kapita setinggi langit, tapi tidak jelas bagaimana cara mewujudkannya.

Cek Artikel:  Para Penjagal Videotron

Masyarakat ingin mendapatkan pencerahan bagaimana ketika terpilih, para pemimpin negara ini bisa mewujudkan pertumbuhan ekonomi hingga 7% di tengah situasi perekonomian dunia yang tidak baik-baik saja. Atau, bagaimana mendatangkan investor di sektor manufaktur, baik lokal maupun asing, di tengah investasi di sejumlah sektor industri yang masih lesu, bahkan ada yang tutup total.

Masyarakat tentu sangat berharap pemerintah mendatang bisa membuat arah kebijakan yang mampu menyelesaikan masalah lemahnya struktur ekonomi yang diwariskan era saat ini. Apalagi, saat ini kita tengah menghadapi persoalan arah pembangunan infrastruktur yang belum sejalan dengan industrialisasi dan penurunan biaya logistik.

Karena itu, calon pemilih tentunya ingin pemerintah mendatang bisa secara konkret mendorong sumber ekonomi baru yang lebih berkualitas dengan tetap menyempitkan angka ketimpangan dan mengurangi jumlah masyarakat rentan.

Cek Artikel:  Independenitas Jokowi Jangan Hanya Omong-Omong

Apabila berkaca pada pelaksanaan debat perdana, publik atau calon pemilih tentu berharap para cawapres secara gamblang bisa menunjukkan kualitas mereka dalam berargumentasi menjawab pertanyaan dari panelis ataupun menyanggah pernyataan kandidat lainnya. Bukan hanya menunjukkan gestur tubuh dan mimik meledek untuk sekadar lari dari substansi pertanyaan.

Apalagi, kemudian sampai mengeluarkan pernyataan yang biasa digunakan sebagai umpatan setelah tidak mampu berargumen atau berkelit dari serangan ketika debat sedang dilakukan.

Debat kedua itu sekaligus sebagai ajang pembuktian, apakah seorang cawapres layak mendampingi presiden apabila nantinya terpilih, atau hanya ban serep dan manut saja apa kata elite yang mengusungnya. Dengan begitu, para calon pemilih, termasuk yang belum menentukan pilihan mereka (undecided voter) pun bisa tahu siapa yang bakal mereka pilih untuk menghindari negara ini dari keterpurukan.

Cek Artikel:  Bawaslu bukan Pajangan

Publik kini mulai merasakan manfaat debat. Jangan sampai atmosfer positif ini dikotori inflasi gimik, tapi defisit kualitas. Pemilih kini sudah tahu itu semua.

Mungkin Anda Menyukai