Menunggu Asa Reaktivasi Transportasi Kereta Api di Pantura Timur Jawa Tengah

Menunggu Asa Reaktivasi Transportasi Kereta Api di Pantura Timur Jawa Tengah
Sisa-sisa Stasiun Kereta Api Demak yang kini terbengkalai(MI/Akhmad Safuan)

REAKTIVASI jalur kereta api Tetap menjadi Asa bagi Penduduk di beberapa daerah di Jawa Tengah, rencana yang sudah bertahun-tahun menghidupkan kembali transportasi massal ini seakan tenggelam di tengah pembangunan jalan tol Trans Jawa.

Cuaca jalur Pantura Timur Jawa Tengah pagi cukup cerah setelah beberapa hari hujan, jalan raya berdebu dan lalulintas tersendat cukup panjang akibat adanya perbaikan jembatan di Karangtengah, Kabupaten Demak yang Bukan kunjung selesai, demikian juga pembangunan ruas jalan tol Semarang-Demak seksi 1 yang Tetap Lanjut dikebut siang dan malam diharapkan baru rampung pada tahun 2025 mendatang.

Demikian direncanakan pembangunan tol selanjutnya yang menyambung Demak-Tuban (Jawa Timur) pada tahun-tahun berikutnya, Lewat bagaimana dengan reaktivasi jalur kereta api Semarang-Demak-Sakral-Pati-Lasem (Rembang) sepanjang 100 kilometer, termasuk reaktivasi jalur kereta api Kendal, Demak, Ungaran, Semarang, Purwodadi (Kedungsepur) yang sudah Pelan direncanakan.

Baca juga : 4 Perjalanan Kereta Api di Pantura Dialihkan ke Selatan Akibat Banjir

Jalur rel kereta api Semarang-Lasem  yang pernah Terdapat sejak tahun 1883 dan ditutup 1974 dan 1986 ini, kini Tetap menjadi mimpi bagi Penduduk Jawa Tengah, reaktivasi menjadi Asa terhadap angkutan massal pernah berjaya dan menjadi tumpuan transportasi bagi Penduduk. 

Cek Artikel:  Pramono-Rano Beri Sinyal Ketua Tim Pemenangan Bukan Kader Partai, Anies Baswedan?

“Dulu pagi, siang dan sore kami selalu menunggu dan mendengar Bunyi terompet kereta Demi melintas,” ujar Narto,65, Penduduk Sayung, Demak.

Demikian juga jalur kereta api Kedungsepur yang Tetap belum sepenuhnya beroperasi juga menjadi Asa cukup besar Penduduk Demi mengangkut orang maupun barang antar daerah tersebut, bahkan lajur rel kereta api Tuntang-Kedungjati yang sudah direvitalisasi beberapa tahun Lewat Bukan terfungsikan dan hanya ditumbuhi semak belukar dan nyaris rusak kembali.

Baca juga : 108 TPS Tunda Pemilu Akibat Banjir Demak

Pada kedua jalur kereta api itu, Tetap Terdapat terlihat di beberapa bagian rel, termasuk bekas bangunan stasiun kereta api sebagian juga Tetap berdiri, Tetapi sebagian besar kondisi cukup memprihatikan karena rusak dan Bukan berpenghuni, bahkan sebagian besar telah hilang berganti fungsi menjadi pertokoan, pabrik, rumah penduduk atau hanya tersisa ranah lapang.

Cek Artikel:  Disdik Sulsel Selidiki Kasus Dugaan Senior di SMK 5 Makassar Keroyok Adik Kelasnya

Wacana menghidupkan kembali transportasi massal kereta api di Pantura bagian timur Jawa Tengah telah mengemuka sejak tahun 2016 Lewat, kemudian ditargetkan mulai akan digarap pada tahun 2020 Tetapi hingga kini rencana reaktivasi kereta api yang pernah dioperasi oleh Semarang Joana Stroomtram Maatschappij (SJS) beralih ke PJKA yang kemudian berubah KAI tersebut seperti menguap.

Bukan hanya Demi memenuhi kebutuhan transportasi barang dan orang, reaktivasi jalur kereta api di Pantura bagian timur Jawa Tengah ini akan diperkirakan akan Pandai menghidupkan perekonomian daerah-daerah yang dilintasi karena banyak potensi yang sangat membutuhkan sarana transportasi tersebut seperti perdagangan, industeri dan pariwisata.

Baca juga : Banjir Demak, Pantura Tetap Lumpuh dan Banyak Penduduk Terjebak Butuh Pertolongan

Jelang Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) ke-53 pada 17 September, keberadaan angkutan massal kereta api di jalur yang telah Wafat di Jawa Tengah ini menjadi asa akan kembali hadir, Tetapi entah Ketika Bahal terwujud, karena pemerintah Tetap berkutat membangun jalan tol di daerah-daerah yang sebelumnya telah direncanakan Demi pengaktifan kembali kereta api.

Cek Artikel:  Aktivitas Vulkanik Turun, Taman Wisata Alam Kawasan Ijen Kembali Dibuka

Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Tengah Sumarno mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Lanjut  mendorong pemerintah pusat mereaktivasi jalur kereta api di beberapa daerah seperti jalur kereta api Semarang-Pati-Rembang dan jalur Kendal, Demak, Ungaran, Semarang, Purwodadi (Kedungsepur).

Reaktivasi jalur kereta api merupakan kewenangan pusat, lanjut Sumarno, bahkan beberapa hari Lewat sudah Terdapat kajian, sehingga diharapkan jalur kereta api kawasan Kedungsepur segera dapat diaktifkan kembali, ke depannya 35 kabupaten dan kota di Jawa Tengah dapat terintegrasi sehingga Asa Penduduk mendapatkan sarana transportasi massal yang murah, nyaman dan Kondusif dapat memenuhi.

“Transportasi yang Fasih tentu akan mengakselerasi pergerakan ekonomi di Jateng, Demi ini Demi memenuhi kebutuhan Penduduk Pemprov Jawa Tengah telah menyediakan sebanyak tujuh rute perjalanan Bus Rapid Trans (BRT) Jateng dengan jumlah Rute yang Terdapat tersedia armada 115 unit,” kata Sumarno. (H-2)

 

Mungkin Anda Menyukai