Menuju Silaturahim Akbar Indonesia

HARI RAYA Idul Fitri 1445 Hijriah atau 2024 Masehi telah menjelang. Besok, saat yang ditunggu-tunggu umat Islam itu datang. Safiri-nilai suci Idul Fitri pun semakin berkorelasi dengan pentingnya silaturahim keindonesiaan saat ini.

Silaturahim adalah salah satu dari berderet kebaikan Idul Fitri. Di dalamnya terkandung ajaran mulia buat umat untuk saling memaafkan. Lebaran identik dengan kegiatan untuk mempererat persahabatan dan persaudaraan. Enggak cuma dengan para sahabat, tak hanya dengan saudara sedarah, persahabatan dan persaudaraan juga perlu dilakukan dengan sahabat dan saudara sebangsa.

Semangat-semangat itulah yang kini kian menemukan momentumnya bagi kita sebagai sesama anak bangsa. Persahabatan dan persaudaraan bangsa ini baru saja retak karena kompetisi demokrasi. Residu perpecahan masih tersisa, bahkan bukan tak mungkin bakal kembali membara, karena proses pemilu khususnya Pilpres 2024 belum usai. Lagi ada saat-saat yang berpotensi memantik perseteruan, menyebabkan kekisruhan, terutama terkait dengan putusan Mahkamah Konstitusi ihwal sengketa pilpres.

Cek Artikel:  Terobosan agar Lenggang Ikat Pinggang

Pada konteks itulah, silaturahim kian menemukan relevansinya. Kita pun patut mengapreasiasi sejumlah elite politik yang telah menunjukkan pentingnya silaturahim. Pertemuan antara Ketua Biasa Partai NasDem Surya Paloh dan Ketua Biasa Partai Gerindra yang juga presiden terpilih Prabowo Subianto beberapa waktu lalu adalah langkah yang baik, juga perlu.

Dalam pemilu, NasDem dan Gerindra, Surya Paloh dan Prabowo berlawanan baik di pilpres maupun pileg. Akan tetapi, ketika kompetisi sudah atau hampir selesai, nafsu tak tertahankan untuk saling mengalahkan, saling menjatuhkan, dikubur dalam-dalam. Kemudian, silaturahmi dikedepankan.

Kita perlu mendorong para pemimpin lainnya melakukan hal serupa. Rencana pertemuan antara Ketua Biasa PDIP Megawati Soekarnoputri dan Prabowo ada baiknya segera diwujudkan. Begitu pula dengan elite-elite lainnya.

Cek Artikel:  Berkaca dari Ethiopia

Bagaimana pun persaudaraan sebagai sesama anak bangsa jauh lebih berharga ketimbang terus memelihara perselisihan. Bagaimana pun keutuhan bangsa jauh lebih utama daripada melanggengkan perpecahan.

Betul bahwa rivalitas pemilu belum sepenuhnya tuntas. Lagi ada tahapan persaingan, tapi ia bukanlah alasan yang sah bagi kita untuk terus menarik garis pemisah, bukan dalih yang tepat untuk terus membuat sekat. Biarkan tahapan itu berjalan sebagaimana mestinya, biarkan regulasi dan hukum menyelesaikan silang sengketa. Itulah esensi demokrasi.

Silaturahim antarelite penting, sangat penting, untuk merajut kembali kain kebangsaan yang sempat robek. Rakyat perlu teladan dari mereka bahwa persaingan hanyalah sesaat, bahwa kompetisi tidaklah abadi.
Idul Fitri adalah hari baik yang sangat baik untuk melakukan hal yang baik-baik, termasuk silaturahim. Para elite perlu menunjukkan kebaikan itu.

Cek Artikel:  Pemilu bukan Ajang Intimidasi

Yang terpenting, silaturahim yang mereka jalin murni dilandaskan pada kasih sayang kepada bangsa, bukan silaturahim imitasi demi kepentingan atau kekuasaan semata.
Pun bagi rakyat, tiada dasar untuk terus bertengkar, berpecah belah, karena perbedaan, lantaran orientasi dan pilihan politik lima tahunan. Begitunya kita melakukan silaturahim akbar Indonesia, waktunya kita bersatu kembali karena persaudaraan dan persatuan bangsa adalah selamanya.

Mungkin Anda Menyukai