Menuju Negara Maju dengan Peningkatan Produktivitas Angkatan Kerja Skala Besar

Menuju Negara Maju dengan Peningkatan Produktivitas Angkatan Kerja Skala Besar
Delegasi Parlemen Thailand mengunjungi kantor Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Kepada mempelajari Penyelenggaraan program. (Pra Kerja)

INDONESIA sedang bertransformasi menuju negara maju, Tetapi Tetap menghadapi tantangan dalam menyiapkan sumber daya Insan yang kompeten. Program unggulan pemerintah haruslah yang Bisa menyerap penerima manfaat dalam skala besar dan Segera. Tanpa skala, mengejar waktu tersisa Kepada mengambil keuntungan dari bonus demografi di 2036 akan menjadi sangat berat. Jumlah tenaga kerja yang Mempunyai produktivitas tinggi harus Lalu bertambah jumlahnya Kepada modalitas mewujudkan Indonesia Emas.  

Indonesia bertujuan menjadi negara berpendapatan tinggi pada 2045, memanfaatkan demografi yang menguntungkan dan tenaga kerja yang besar. Modal Insan adalah aset nasional yang kritis. 

Indonesia Mempunyai 280 juta penduduk, di mana 152 juta jiwa merupakan angkatan kerja. Dari Sekeliling 144 juta yang sudah bekerja, upah/gaji buruh/pekerja/karyawan hanya mencapai Rp3,27 juta per bulan (2024, BPS). 

Bila Mempunyai tanggungan keluarga maka pendapatan ini menjadi sangat minim Kepada Bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Enggak Mempunyai daya tahan yang cukup atau Bisa dikatakan rentan menjadi miskin bila terkena guncangan ekonomi tiba-tiba. Pekerja kita Enggak sedang Bagus-Bagus saja. 

Selain itu, 7,47 juta orang menganggur di Indonesia dan tingkat nasional penduduk yang Enggak berpartisipasi dalam pendidikan, pekerjaan, atau pelatihan cukup tinggi Ialah 22,25%. Lulusan pendidikan tinggi dan sekolah menengah menghadapi tingkat pengangguran yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih rendah, yang menyebabkan banyak pengangguran tersembunyi. 

Pemerintah perlu Konsentrasi pada pengembangan keterampilan, karena 90% tenaga kerja Enggak Mempunyai pelatihan yang memadai, yang mempengaruhi produktivitas (gaji/Pendapatan). 

Indonesia dapat mewujudkan tujuan menjadi negara maju berpendapatan tinggi pada tahun 2045 apabila bijak dalam mengakomodasi bonus demografi. Kepada mencapai hal ini diperlukan program nasional yang Bisa secara efektif memanfaatkan modal Insan dan Ciri penduduk Indonesia, dengan menyadari bahwa investasi dalam sumber daya Insan merupakan komponen yang tak tergantikan. Ini bukan tugas yang mudah. Program yang Bisa menjawab tantangan sekaligus Kesempatan dari perubahan dunia kerja yang begitu Segera. 

Cek Artikel:  Agenda Busuk di Balik Isu Depresi dalam Pendidikan Spesialis

Pemerintah harus mencari strategi Kepada mengurangi pengangguran dan ketimpangan melalui program pengembangan keterampilan. ILO mencatat tingkat produktivitas tenaga kerja Indonesia menduduki peringkat kelima di Asia Tenggara  tahun 2023. Enggak banyak perusahaan mau melatih karyawan demikian juga para pekerja belum menganggap berlatih sebagai prioritas padahal data LinkedIn menunjukkan bahwa 41% skill yang dibutuhkan perusahaan akan berubah selama kurun waktu 2015-2025. Kesenjangan keterampilan yang dimiliki angkatan kerja kita akan semakin melebar dengan tuntutan pasar kerja. 

Program Kartu Prakerja, yang diluncurkan pada tahun 2020 Bisa dianggap sebagai salah satu program yang konsisten berupaya melakukan pemanfaatan modal Insan yang efektif Kepada meningkatkan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja serta menyoroti pentingnya pelatihan berkualitas dan kemitraan pemerintah-swasta yang terarah. Program ini terbuka Kepada Anggota negara Indonesia berusia di atas 18 tahun yang Enggak terdaftar dalam pendidikan formal, sedang mencari kerja atau di-PHK atau membutuhkan keterampilan Kepada pekerjaan lebih Bagus. 

Program ini bertujuan Kepada meningkatkan kompetensi, produktivitas, daya saing, dan pengembangan kewirausahaan tenaga kerja Indonesia. Setelah mendaftar Berdikari dan terpilih Kepada menjadi penerima manfaat, peserta program diberikan beasiswa Kepada bebas membeli kursus pelatihan. Setelah menyelesaikan pelatihan, peserta mendapatkan Insentif pasca pelatihan. Insentif ini Bisa digunakan peserta Kepada mengganti paket data, transportasi ke Letak pelatihan luring dan Bisa membeli pelatihan lain yang Eksis diluar ekosistem program.

Cek Artikel:  Menyoal Pesawat Tempur Rongsokan dan Ekonomi Pertahanan

Inisiatif pengembangan keterampilan berskala besar ini berhasil menjangkau lebih dari 5 juta orang pada tahun pertama saja, mencakup Sekalian kabupaten dan kota di seluruh provinsi di Indonesia meskipun terdapat gangguan yang disebabkan pandemi COVID-19. Terkini, 18,9 juta penerima sudah dijangkau melalui pelatihan online dan offline yang tersedia dalam ekosistem program. 

Program ini mencapai pertumbuhan Segera berkat skema kemitraan multi-pemangku kepentingan, di mana entitas swasta dan pemerintah berkolaborasi dalam penyediaan pelatihan dan mengaktifkan mekanisme pasar pelatihan yang mendorong kemitraan dan bukan Rekanan vendor. Pelatihan yang disediakan Kawan mesti memenuhi persyaratan Esensial yakni pemenuhan ambang kualitas tertentu dan mesti relevan dengan kebutuhan pelatihan di sektor industri dan bisnis. Pelatihan dalam ekosistem Prakerja dikurasi dengan merujuk pada perkembangan pasar kerja, seperti yang tertuang dalam Future of Work Report oleh WEF serta insights dan tren dari lowongan kerja di job portals.

Jeli Menyantap kebutuhan masyarakat, Prakerja meningkatkan keleluasaan berlatih dengan memberikan berbagai pilihan pelatihan di ekosistem dan Mempunyai jadwal Elastis. Peserta Bisa memilih pelatihan di weekdays, weekend, pagi, siang atau malam. Kepada memudahkan memilih, Sekalian informasi pelatihan tersedia di enam Kawan platform digital. 

Penyelenggaraan pelatihan dengan memberikan akses yang lebih luas pada pelatihan yang relevan dan Elastis ini mirip dengan konsep Continuous Vocational Education and Training (CVET) dan juga Initial Vocational Education and Training (IVET). Ceruk dari CVET dan IVET ini dapat dijawab dengan Program Kartu Prakerja Kepada semakin mewujudkan RPJPN 2025-2045 yang mengamanatkan penguatan reskilling dan upskilling serta integrasi soft skills bagi angkatan kerja Kepada mengantisipasi disrupsi dengan prinsip lifelong learning dan memanfaatkan teknologi. 

Cek Artikel:  Kontemplasi

Caption Grafik: Survei Angkatan Kerja Nasional menunjukkan persentase tenaga kerja yang menerima pelatihan meningkat dari 9,51% pada 2019 sebelum program Kartu Prakerja melesat menjadi 22,41% pada 2024.

Data dari Presisi Indonesia, sebuah lembaga  penelitian yang berbasis di Jakarta, mendukung Intervensi ini. Lembaga tersebut menemukan bahwa pada tahun 2021, penerima Kartu Prakerja Mempunyai pendapatan 17-21 persen lebih tinggi dibandingkan dengan yang bukan penerima, yang menunjukkan hasil positif bagi program ini. Penelitian selanjutnya dari Bank Dunia dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan juga positif. 

Sebuah laporan Berbarengan yang diterbitkan pada Juni 2022 menemukan bahwa 96,1 persen penerima puas dengan pelatihan dalam ekosistem program ini. Pengakuan keberhasilan program datang dari UNESCO, UNDP, ADB, dan pemerintah negara-negara lain yang berkunjung atau belajar langsung seperti Kamboja, Thailand, Maroko, Malaysia dan Timor Leste. 

Meskipun aspirasi Kepada naik ke jajaran negara berpendapatan tinggi Tetap jauh, Indonesia harus memastikan bahwa program pemerintah yang Eksis seperti Kartu Prakerja dapat menyelesaikan masalah dan terintegrasi secara mutual Kepada memberikan solusi komprehensif bagi tenaga kerja. 

Waktu memaksimalkan keuntungan dari demografi yang menguntungkan ini sangat terbatas. SUPAS (2015) memperkirakan tahun 2036 menjadi puncak dari bonus demografi setelah berlangsung sejak dari tahun 2012. Kecepatan dan skala Enggak Bisa dikecualikan sebagai elemen Krusial dari program pemerintah yang kuat yang bertujuan memanfaatkan tenaga kerja yang besar di Indonesia. Memulai skema program baru bukan tanpa tantangan. Diperlukan waktu Kepada menyelaraskan frekuensi kebijakan, desain kelembagaan, dan kerangka operasional di lapangan. (Z-3)

Mungkin Anda Menyukai