“Kita semua akan merasakan perlunya membiayai perang ini dan itu tidak akan mudah bagi kita.” Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengakui bahwa perang yang sedang berlangsung di Gaza ialah perang terpanjang dan termahal dalam sejarah Israel.
“Biaya perang itu mencapai sekitar US$66,6 miliar–sekitar 12% dari PDB Israel–dan diperkirakan terus meningkat,” menurut proyeksi Bank Israel pada Mei dilansir TRT World.
Meskipun mengalami kerugian, Menteri Keuangan menyatakan keyakinannya bahwa ekonomi negara itu akan pulih setelah perang berakhir.
Baca juga : Menkeu Israel Ingin Negara Yahudi Cakup Palestina hingga Saudi
“Setelah kita memenangkan perang, bahkan mereka yang menurunkan peringkat kita akan mengembalikannya ke tingkat riil ekonomi Israel,” kata Smotrich.
Ia merujuk pada langkah bulan lalu oleh lembaga pemeringkat AS Moody’s yang menurunkan peringkat kredit Israel untuk kedua kali tahun ini.
Gad Lior, seorang jurnalis untuk Ynet News, memberikan kritik tajam terhadap penyajian Smotrich tentang situasi ekonomi. Ia menyatakan bahwa analisisnya kurang memahami prinsip-prinsip ekonomi dan mengabaikan realitas yang dihadapi ekonomi Israel.
Lior lebih lanjut mengkritik penolakan Smotrich terhadap laporan Moody’s sebagai lemah dan tidak masuk akal. Ia memperingatkan bahwa pernyataan tersebut dapat menyebabkan penurunan peringkat kredit Israel lebih lanjut oleh lembaga keuangan.
Lior juga menyoroti konsensus di antara para ekonom bahwa ekonomi Israel telah dikelola dengan buruk selama masa jabatannya. (Z-2)