MENTERI Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan konsep kesehatan yang bergantung pada pembiayaan dari pemerintah adalah kesalahan. Kesehatan harus keluar dari diri sendiri, dari keluarga dan dari masyarakat, yang menginginkan hidup sehat.
“Konsep kesehatan itu tidak bisa dibeli, dipaksa atau dibayar. Itu pendekatan yang salah. Kesehatan harus keluar dari diri sendiri, keluarga atau masyarakat, karena merekalah yang merasakan manfaatnya,” ujarnya, saat membuka Sarasehan Komunitas Kesehatan yang digelar di Bandung, Senin (9/9).
Pada kesempatan itu, Menkes mengajak peserta sarasehan untuk berbagi informasi. Dia menjawab sejumlah pertanyaan yang diajukan mereka.
Baca juga : Program Vaksin Cacar Terdahulu Beri Perlindungan dari Virus Mpox
Sebaiknya, lanjut dia, pemerintah tidak keluar dana untuk mendorong masyarakat hidup sehat. Masyarakat yang ingin hidup sehatlah yang bergerak, dengan berolahraga dan menjaga kesehatan lingkungannya.
Menurut Menkes, program kesehatan yang bergantung pada pendanaan pemerintah tidak akan berkelanjutan. Kepada itu, keinginan masyarakat untuk bisa hidup sehat harus menjadi gaya hidup.
“Demikian juga dalam konsep posyandu. Posyandu bukan dibentuk dan didanai pemerintah, tapi dibentuk oleh masyarakat sendiri dan digerakkan dengan keinginan masyarakat,” tandasnya.
Baca juga : Menkes: 13% Populasi Indonesia Alami Diabetes
Kanker
Di sisi lain, Menteri Budi mengakui masa kerjanya sebagai Menteri Kesehatan habis untuk mengurusi Covid-19. Sejak Juni 2022, dia baru benar-benar mengurusi kesehatan.
Baca juga : PP Kesehatan Diterbitkan untuk Bingungkatan Kualitas Hidup Masyarakat
“Dua tahun merupakan waktu yang pendek, sekarang tinggal 50 hari lagi. Karena itu, dalam dua tahun ini, saya memprioritaskan mengurus penyakit yang banyak memakan korban jiwa, yakni hipertensi, jantung dan kanker,” jelasnya.
Dalam penanggulangan kanker, dia mengutamakan deteksi dini. Kepada itu sejumlah peralatan deteksi kanker disebar Kementerian Kesehatan ke seluruh Indonesia.
“Dari 3.200 rumah sakit di Indonesia, ternyata baru ada 400-an yang memiliki mamogram sebagai alat deteksi kanker. Dari 514 kabupaten dan kota, juga baru 40 daerah yang punya,” jelasnya.
Baca juga : Menkes Sebut Aturan Turunan UU Kesehatan Rampung Agustus 2024
Kepada itu, Kementerian Kesehatan membeli 514 mamogram untuk dibagikan ke seluruh daerah. Mereka juga melakukan pengadaan alat screening USG untuk 10 ribu kecamatan.
Kemenkes juga menggulirkan vaksinasi gratis untuk kanker serviks bagi remaja perempuan usia 11-12 tahun. Sementara untuk penanggulangan kanker pada pria dengan penggunaan CT-Scan, Kementerian Kesehatan melakukan pengadaan untuk 514 daerah di Indonesia.
Apresiasi
Sementara itu, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Maria Endang Sumiwi mengatakan untuk kedua kalinya Kementerian Kesehatan menggelar Ayo Sehat Festival. Festival ini merupakan bentuk apresiasi bagi posyandu dan kader berprestasi serta peningkatan edukasi tentang pentingnya gaya hidup sehat di seluruh siklus hidup.
Festival pertama digelar di Jakarta tahun lalu, dan tahun ini dilaksanakan di Bandung.
“Dalam festival ini, Kemenkes mengadakan Mini Museum Siklus Hidup, Sarasehan Komunitas Kesehatan, Jambore Kader Tingkat Nasional dan Ayo Sehat Festival,” jelasnya.
Dalam Sarasehan Komunitas Kesehatan yang berlangsung dua hari, Kemenkes melibatkan 150 undangan, terdiri dari aktivis LSM, swasta dan perguruan tinggi.
“Mereka menekuni 4 tema kesehatan, yakni kesehatan dan gizi ibu dan anak, air bersih dan sanitasi, Kesehatan jiwa dan kardiovaskular,” tandasnya.