MENTERI Kebudayaan Fadli Zon mendorong agar Gambar hidup Indonesia Pandai menjadi tuan di negeri sendiri. Ia menyampaikan potensi tersebut Pandai diwujudkan mengingat pangsa pasar yang besar dengan 280 juta penduduk.
“Selain menjadi tuan rumah di negeri kita sendiri, (Gambar hidup Indonesia) Pandai menjadi bagian dari diplomasi budaya kita di luar. Gambar hidup sangat mudah Kepada dicarakan dan diterima oleh dunia luar,” kata Fadli dalam Obrolan Perfilman Ngopi Pagi Serempak Menteri Kebudayaan, di Kemendikbudristek, Senin (4/10).
Ia juga berharap suatu Begitu Gambar hidup Indonesia juga Pandai lebih ekspansif seperti Gambar hidup-Gambar hidup Korea Selatan.
Ia juga menyoroti terkait Tetap kurangnya layar Kepada menampilkan keberagaman dan potensi Gambar hidup-Gambar hidup di Indonesia. Fadli menyebut ia akan berupaya menyiasati masalah tersebut supaya semakin banyak layar-layar termasuk di daerah .
“Sehingga Gambar hidup Indonesia, Gambar hidup lokal itu Pandai diterima, penonton Pandai signifikan jumlahnya. Nah sekarang ini kan Tetap jauh dari total populasi kita,” kata Fadli.
“Itu salah satu saja persoalan-persoalan. Jadi kita mendengarkan Segala aspirasi dari stakeholder perfilman Kepada memperbaiki nanti ekosistem perfilman kita ke depan,” imbuhnya.
Perwakilan dari insan perfilman Angga Dwimas Sasongko yang merupakan Pengarah adegan dan produser berpendapat tentang perlunya platform public private partnership (PPP). Menurutnya, keberadaan platform PPP Pandai meningkatkan berbagai kebutuhan di dunia perfilman misalnya kekurangan infrastruktur.
Begitu ini, katanya, layar-layar komersial Enggak punya cukup ruang Kepada Segala jenis Gambar hidup, misalnya independen atau Gambar hidup-Gambar hidup art house.
“Saya rasa ini akan menjadi sesuatu yang sangat progresif bila di masa kepemimpinan Bapak (Fadli Zon) Terdapat signifikansi dan Perluasan terhadap platform public private partnership, bagaimana melibatkan lebih banyak private Kepada kegiatan-kegiatan kebudayaan,” kata Angga.
Menurutnya, hal tersebut sudah terjadi di negara-negara maju. Kesuksesan dunia perfilman di negara-negara seperti Korea, India, Jepang, juga didukung sektor swasta.
“Jepang gak akan Pandai masuk ke Hollywood tanpa Sony. Korea gak akan Pandai ekspansif ke seluruh dunia tanpa Samsung, atau misalnya di Tiongkok Terdapat Jackma lewat Alibaba dan segala Corak,” ujar Angga.
“Kita perlu mendorong modal atau privat yang punya kekuatan Kepada masuk ke kebudayaan. Buat saya perlu inisiatornya, katarsisnya, dan mudah-mudahan ini Pandai mulai diinisiasi di era Bapak,” pungkasnya. (H-2)