Mentan Amran Mau Impor Susu dari Vietnam, Belakangan Diralat Bawahannya

Liputanindo.id – Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung program makan bergizi gratis andalan Presiden Prabowo Subianto. Buat itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyiapkan dua skema.

“Kementerian Pertanian telah menyiapkan dua skema, Merukapan melalui program pekarangan pangan bergizi serta program peningkatan produksi susu dan daging. Makan bergizi gratis bagus banget programnya dan Kementan harus mengambil peran,” kata Mentan Amran, Kamis silam.

Mentan menjelaskan bahwa makan bergizi gratis dapat disokong mulai dari tingkat rumah tangga melalui program pekarangan pangan bergizi.

Artinya, setiap rumah dapat menyuplai kebutuhan gizi, seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan lainnya dari tanaman yang dibudidayakan sendiri.

“Program kita ke depan adalah membagikan benih dan bibit unggul. Jadi di pekarangan Dapat tanam sayur-sayuran, umbi-umbian, ternak ayam, bebek, lele di pekarangan,” Jernih Amran.

Amran memaparkan bahwa rumah tangga di Indonesia berjumlah 70 juta. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan rata-rata belanja rumah tangga setiap bulannya sebesar Rp2 juta atau total belanja rumah tangga seluruh Indonesia adalah Rp1.400 triliun per tahun.

Cek Artikel:  Soal Endorse Ahmad Luthfi-Taj Yasin, Gerindra: Prabowo Sebagai Ketum Pengusung

Menurut Amran, pekarangan pangan bergizi dapat berpotensi mengurangi belanja rumah tangga tersebut. Dia optimis, pekarangan pangan bergizi juga dapat mendorong pergerakan ekonomi di perdesaan. Ia mencontohkan pangan yang diproduksi di pekarangan dapat disuplai ke sekolah hingga rumah makan.

“Jangan hanya Menyaksikan makanan bergizinya. Lihat apa yang bergerak di sekelilingnya. Sayur-sayuran segar, ayam, telur dapat menyuplai bahan baku di sekelilingnya, sehingga ekonomi bergerak di desa,” jelasnya.

Mentan juga mengingatkan bahwa pemenuhan kebutuhan protein Bukan hanya bergantung pada susu. “Tubuh ini Bukan Dapat membedakan mana susu, mana ayam, mana telur, yang dia Paham protein masuk, beres,” ujarnya.

Kementan juga berupaya Buat menjalankan program peningkatan produksi susu dan daging sapi dengan menggaet investor serta mengatur regulasi Buat impor sapi Peras. “Buat susu sapi kita mengundang investor dari Vietnam, dia berani produksi susu 1,8 juta, kita impor 3,7 juta, berarti separuh kan. Kami mau kawal,” kata Mentan.

Cek Artikel:  Revisi UU Wantimpres: Nomenklatur Dewan Pertimbangan Mulia Batal Digunakan

Bawahan Amran meralat

Setelah Amran bilang mau mengimpor susu, bawahannya di Kementan langsung meralat pernyataan atasannya. Dia bilang, Kementan bukannya mau impor susu, melainkan mengajak investor dari Vietnam membangun industri sapi Peras di tanah air.

“Perlu ditegaskan bahwa Indonesia Bukan merencanakan impor 1,8 juta ton susu dari Vietnam. Kebijakan yang diinisiasi oleh Kementan adalah mengundang investor asal Vietnam Buat membangun industri sapi Peras di Indonesia dengan tujuan meningkatkan produksi susu nasional, bukan Buat mengimpor produk susu,” kata Arief.

Arief menyatakan bahwa pihaknya Mau memperjelas informasi yang beredar, sehingga Bukan salah menangkap omongan atasannya itu soal investasi perusahaan Vietnam Buat produksi susu sebesar 1,8 juta ton.

Investor asal Vietnam yang berminat mengembangkan industri sapi Peras di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, rencananya akan mengelola lahan seluas 10.000 hektar dan membangun fasilitas pengolahan susu yang diproyeksikan akan menghasilkan produksi susu hingga 1,8 juta ton per tahun.

Cek Artikel:  Gunung Lewotobi Pria Meletus, Petani Jambu Mete Gagal Panen

“Sasaran produksi ini bukanlah hasil dari impor susu, melainkan dari kapasitas produksi lokal yang akan dibangun dan ditingkatkan melalui investasi tersebut,” jelasnya.

Lebih lanjut, Arief menerangkan bahwa Apabila investasi itu berjalan sesuai rencana, produksi susu dari industri dalam negeri diperkirakan akan mencapai 1,8 juta ton dalam tiga hingga lima tahun ke depan.

“Sehingga dapat memenuhi Sekeliling Sebelah dari kebutuhan nasional yang Begitu ini Tetap bergantung pada impor sebesar 3,7 juta ton per tahun,” ujarnya.

“Kami berharap rekan-rekan media dapat menyampaikan informasi ini secara utuh dan Seksama, serta mendukung upaya Kementan dalam mendorong pembangunan industri peternakan nasional Buat mencapai kemandirian protein hewani di Indonesia,” tandas Arief.

Mungkin Anda Menyukai