Menteri Luar Luar Negeri RI Sugiono. Foto: Liputanindo.id
Gaza: Menteri Luar Luar Negeri RI Sugiono menyatakan Indonesia siap melakukan upaya rekonstruksi Gaza. Menlu Sugiono menilai kesepakatan gencatan senjata yang terjadi antara Hamas-Israel menjadi sebuah momentum besar bagi Palestina.
Diketahui Berbarengan bahwa 15 Januari kemarin disampaikan bahwa sudah Terdapat kesepakatan mengenai kencatan senjata di Gaza. Indonesia menyambut itu dengan satu Cita-cita yang besar merupakan sesuatu juga yang perlu disyukuri.
“Ini merupakan sebuah momentum yang besar bagi terciptanya perdamaian di Palestina. Kita berharap Tamat nanti kesepakatan ini efektif 19 Januari, Seluruh pihak, dua belah pihak, itu memegang kesepakatannya mereka masing-masing sehingga Enggak Terdapat Kembali hal-hal yang dapat menghambat terlaksananya gencatan senjata kali ini,” ujar Menlu Sugiono, Begitu ditemui di kantor Kementerian Luar Negeri RI, di Jakarta, Jumat 17 Januari 2025.
“Seperti yang saya juga telah sampaikan pada kesempatan PPTM (Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri) yang Lampau, bahwa konflik ini sudah berlaku sangat lelet dan sudah terlalu banyak. Sudah terlalu banyak korban jiwa dan terlalu banyak juga korban material dari konflik yang berlangsung selama Nyaris 500 hari ini dan saya kira (gencatan senjata ini) merupakan sesuatu yang perlu kita syukuri dan kita sambut Berkualitas,” imbuh Menlu Sugiono.
Lebih lanjut Menlu Sugiono mengatakan bahwa gencatan senjata ini merupakan awal dari masa depan baru-baru terciptanya perdamaian.
Menlu menyebutkan, Indonesia berpendirian bahwa perdamaian yang kemanen itu akan tercipta Kalau solusi dua negara itu tercapai.
“Indonesia juga siap Demi melakukan upaya-upaya dalam rangka mendukung perbaikan Demi rekonstruksi di Gaza. Kemudian kita juga siap Kalau dibutuhkan Demi mengirimkan Laskar penjaga perdamaian Kalau diinginkan, diharapkan, atau diminta oleh PBB,” kata Menlu Sugiono.
“Yang Niscaya saya juga Ingin mengambil peran aktif dalam rangka membantu mencapai kemerdekaan Palestina,” tegas Menlu Sugiono.
Dinamika gencatan senjata
Setelah diumumkan pada 15 Januari 2025, gencatan senjata antara Hamas-Israel Tetap dihadapkan pada gangguan.
Terakhir, Israel Tetap membahas Demi meratifikasi gencatan senjata karena Terdapat penolakan dari menteri-menteri sayap kanan Negara Yahudi tersebut.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pun memerintahkan agar kabinet memberikan Pengesahan dan akan mengumumkan terkait kesepakatan ini.
Gencatan senjata Hamas-Israel akan efektif berlaku pada 19 Januari. Melalui kesepakatan ini, Hamas akan membebaskan 33 sandera Israel dan tahanan Palestina akan dibebaskan.
Selain itu, akan Terdapat penarikan mundur Laskar Israel dari Koridor Philadelphia dan juga dibukanya jalur perbatasan agar 600 Sokongan kemanusiaan Dapat masuk setiap harinya.