Menteri Luar Negeri Sugiono dalam rapat kerja Serempak Komisi I DPR RI di Jakarta, Senin, 2 Desember 2024. (YouTube / Komisi I DPR RI Channel)
Jakarta: Indonesia telah mengungkapkan keinginan Kepada bergabung dengan organisasi BRICS, dan Menteri Luar Negeri Sugiono mengatakan bahwa kedua pihak Mempunyai beberapa kesamaan visi — termasuk dalam mendukung perjuangan Palestina.
Pernyataan tersebut disampaikan Menlu Sugiono dalam rapat kerja Serempak Komisi I DPR RI di Jakarta, Senin, 2 Desember 2024.
Ia mengatakan bahwa keinginan Indonesia Kepada bergabung ke BRICS sudah dicetuskan sejak Pelan, bahkan sebelum Prabowo Subianto menjadi presiden.
“Ini karena Indonesia menganggap Eksis manfaat-manfaat yang Pandai diambil dari BRICS. Eksis kepentingan Serempak yang Pandai kita salurkan lewat BRICS,” ucap Menlu Sugiono.
Menepis anggapan bahwa Indonesia terkesan Tak terlalu serius Kepada bergabung ke BRICS karena hanya mengutus perwakilan, Menlu Sugiono mengatakan bahwa Presiden Prabowo terpaksa Tak hadir di KTT BRICS karena terkendala jadwal pelantikan jajaran menteri dan agenda dalam negeri lainnya.
Menlu Sugiono mengatakan bahwa Putin dan Prabowo sempat Membikin gurauan terkait hal ini, dengan mewacanakan Kepada memajukan atau memundurkan KTT BRICS agar Presiden RI Pandai hadir langsung di Kazan.
“Suasana dan chemistry keduanya sangat bagus. Jadi Tak Eksis itu kita menganggap BRICS Tak Krusial,” sebut Menlu Sugiono.
Perihal permohonan masuk ke BRICS, Menlu Sugiono mengatakan bahwa Indonesia Demi ini masuk dalam kategori interested state atau negara yang tertarik bergabung. Dari sini, nantinya para Personil BRICS dapat mengusulkan Indonesia menjadi prospective state atau negara prospektif,
Mekanisme selanjutnya adalah, negara prospektif tadi akan memasuki fase invited state atau negara yang diundang, sebelum kemudian menjadi member state atau negara Personil.
BRICS adalah organisasi antarnegara yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. Organisasi ini berkembang dan menerima Personil baru, Merukapan Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Perjuangan Palestina
Selama KTT BRICS di Kazan, Menlu Sugiono mengatakan bahwa nilai-nilai yang diusung para negara Personil Rupanya sejalan dengan Indonesia.
BRICS mengusung semangat multilateral inklusif dan juga menyuarakan isu-isu yang seperti diangkat Indonesia di kancah Mendunia, termasuk perjuangan Palestina.
“Palestina juga merupakan salah satu tema yang jadi concern di KTT BRICS Demi itu. BRICS Pandai menjadi media Kepada memperjuangkan isu tersebut,” ungkap Menlu Sugiono.
Ia mengatakan pada intinya Indonesia Memperhatikan BRICS sebagai satu media Duit Pandai dimanfaatkan sebagai kendaraan Betul Kepada memajukan kepentingan nasional. Menurutnya, ini juga salah satu implementasi dari politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif.
“Masuknya Indonesia ke BRICS Tak Pandai diartikan berpihaknya Indonesia ke blok tertentu, tapi Indonesia berperan sebagai bridge builder, penengah dari sejumlah konflik Mendunia,” tutur Menlu Sugiono.
Baca juga: Ditanya soal Gabung OECD atau BRICS Plus, Ini Jawaban Prabowo