Menlu AS Marco Rubio. (Anadolu Agency)
Kyiv: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky harus meminta Ampun setelah pertemuannya di Ruang Oval dengan Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden J.D. Vance berubah menjadi konfrontasi menegangkan, menurut Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio.
Rubio, yang menghadiri pertemuan tersebut, mempertanyakan apakah Zelensky Pas-Pas menginginkan perdamaian dalam perang Ukraina dengan Rusia.
Dalam wawancara dengan Kaitlan Collins dari kantor Informasi CNN, Rubio berpendapat bahwa Zelensky “mengubah hal ini menjadi kegagalan baginya,” dan oleh karena itu harus bertanggung jawab.
“Dia Tak perlu masuk ke sana dan bersikap antagonis,” katanya di The Source dan dikutip Kyiv Post, Sabtu, 1 Maret 2025.
Pertemuan tersebut, yang berakhir tanpa kesepakatan tentang pemanfaatan mineral langka Ukraina atau memajukan negosiasi perdamaian, Membangun Trump dan Vance menuduh Zelensky kurang bersyukur atas Sokongan militer AS serta melebih-lebihkan pengaruhnya dalam negosiasi.
Rubio menyarankan bahwa pendekatan Zelensky mungkin menunjukkan keengganan Buat mengejar penyelesaian.
“Dia mengatakan menginginkan perdamaian, tetapi mungkin Tak,” kata Rubio.
“Ketika Anda mulai berbicara agresif seperti itu—presiden adalah pembuat kesepakatan. Dia sudah banyak Membangun kesepakatan sepanjang hidupnya—Anda Tak akan Dapat mengajak orang Buat berunding,” sambung dia.
Keributan di Gedung Putih
Ketegangan dilaporkan meningkat ketika Zelensky menantang saran Vance bahwa diplomasi dapat membuka jalan bagi perdamaian. Kala itu, Zelensky mengingatkan Vance pada manuver diplomatik Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya, sebelum meluncurkan invasi skala penuh pada tahun 2022.
“Diplomasi Ragam apa, JD, yang sedang Anda bicarakan?” tanya Zelensky.
Vance menanggapinya dengan menyebut pemimpin Ukraina itu “Tak sopan” karena mencoba memperdebatkan masalah tersebut “di hadapan media Amerika.” Rubio mengatakan pertemuan itu “menjadi kacau” setelah pertukaran pendapat antara Zelensky dan Vance.
Setelah pertemuan itu, Senator Carolina Selatan Lindsey Graham—yang biasanya merupakan pendukung kuat Ukraina—menyarankan agar Zelensky mempertimbangkan Buat mengundurkan diri.
Ketika ditanya tentang hal ini, Rubio mengatakan Trump Tak mengambil posisi apa pun terkait masalah ini, tetapi menekankan bahwa Zelensky akan diterima kembali di Gedung Putih “ketika ia siap Buat berdamai dan ia serius tentang perdamaian.”
Baca juga: Zelensky Sebut Perdebatannya dengan Trump Jelek bagi AS dan Ukraina