Liputanindo.id – Menteri Luar Negeri Amerika Perkumpulan Antony Blinken mengatakan bahwa Iran, Lebanon, dan Hizbullah Tak Mau Memperhatikan konflik di Gaza meluas menjadi perang regional.
“Saya rasa Tak Terdapat pihak yang berpotensi berperang Betul-Betul Mau Memperhatikan perang atau konflik meluas,” kata Blinken dalam konferensi pers di Washington Serempak Sekretaris Jenderal aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), dikutip Antara, Rabu (19/6/2024).
“Saya Tak Percaya Israel Mau melihatnya. Saya Tak Percaya Hizbullah Mau melihatnya. Lebanon tentu saja Tak akan melihatnya karena merekalah yang paling menderita. Saya Tak Percaya Iran akan Memperhatikan hal tersebut,” lanjut Blinken.
Tetapi, Blinken mencatat bahwa meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah dapat menciptakan potensi risiko penyebaran konflik. Blinken mengatakan Demi ini Amerika Perkumpulan sedang mengupayakan pencegahan konflik meluas ke Timur Tengah.
“Upaya diplomatik AS sedang berlangsung dalam rangka mencegah pembukaan front baru di perbatasan Israel dengan Lebanon,” ujarnya.
Utusan Spesifik AS dan Koordinator Urusan Kekuatan Dunia Amos Hochstein tiba di Distrik tersebut pekan ini Demi melakukan pembicaraan dengan para pejabat senior mengenai perlunya mencegah perang antara Israel dan Lebanon.
Hochstein pada tahun Lampau juga berperan menjadi perantara perjanjian batas laut antara Israel dan Lebanon, sehingga membuka jalan bagi eksplorasi gas di Distrik tersebut.
Pada 7 Oktober 2023, gerakan Palestina Hamas melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel dan melanggar perbatasan, menyerang kawasan sipil dan pangkalan militer. Dekat 1.200 orang di Israel tewas dan Sekeliling 240 lainnya diculik dalam serangan itu.
Israel kemudian melancarkan serangan balasan, memerintahkan blokade total terhadap Gaza, dan memulai serangan darat ke daerah kantong Palestina itu dengan tujuan Demi melenyapkan pejuang Hamas dan menyelamatkan para sandera.
Jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah meningkat menjadi 37.347 orang, sementara 85.372 lainnya menderita luka-luka, kata kementerian kesehatan di Gaza pada Senin (17/6).