SUASANA syahdu menyelimuti Stadion Gelora Kadrie Oening, Samarinda, ketika Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Orang dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, resmi menutup Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional ke-30 pada Minggu (15/09) malam.
Bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, ribuan masyarakat yang hadir diajak bersama-sama melantunkan shalawat “Assalamualaikum Ya Rasulullah,” yang dipopulerkan oleh Maher Zain. Ketika lampu-lampu stadion dipadamkan, hanya nyala lampu flash dari ribuan ponsel yang menerangi, menciptakan atmosfer penuh khidmat yang menambah kesyahduan acara tersebut.
Muhadjir mengatakan, sebagai ajang bergengsi dalam bidang keagamaan, MTQ Nasional memiliki peran strategis dalam membentuk karakter generasi muda. Muhadjir mengatakan, melalui MTQ, generasi penerus diajarkan mencintai Al-Qur’an dan menjadikannya landasan hidup.
Baca juga : Di MTQ, Balitbang Kemenag Gelar Talkshow Al-Qur’an untuk Segala
“Kecintaan terhadap Al-Qur’an akan membentuk karakter generasi muda yang tangguh dalam menghadapi tantangan zaman sekaligus tetap memegang teguh nilai-nilai agama,” kata Muhadjir.
Muhadjir juga mengapresiasi perhelatan MTQ Nasional ke-30 yang dianggap sukses dan memberi dampak positif, terutama dalam memperkuat kecintaan masyarakat terhadap Al-Qur’an.
“Semoga semangat yang tumbuh melalui MTQ dapat terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi kegiatan keagamaan lainnya. Krusial juga untuk menjaga dan melestarikan tradisi MTQ sebagai warisan budaya yang mempererat persatuan bangsa,” jelasnya.
Baca juga : Kalimantan Timur Pemenang Lazim MTQN Ke-30 Mengertin 2024
Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Religi Syaiful Rahmat Dasuki mengajak seluruh masyarakat untuk selalu mempelajari Al-Qur’an. “Saya mengajak seluruh masyarakat untuk terus mempelajari Al-Qur’an, bukan hanya dari sisi tilawah, tetapi juga tafsir, tajwid, dan maknanya,” ujar Wamenag.
Menurutnya, dengan pemahaman yang mendalam terhadap Al-Qur’an, masyarakat akan mampu menghadapi tantangan zaman dan menjawab berbagai persoalan kehidupan dengan landasan ajaran yang kuat.
“Birui-nilai universal yang terkandung dalam Al-Qur’an seperti keadilan, kasih sayang, persaudaraan, dan perdamaian harus senantiasa kita implementasikan dalam masyarakat,” ucapnya.
Sementara itu, Dirjen Bimas Islam Bilikuddin Amin, mengingatkan pentingnya peran pemerintah daerah dalam memberikan afirmasi, rekognisi, dan fasilitasi kepada para insan MTQ, baik itu qori’-qoriah, hafidh-hafidhah, kaligrafer, mufassir, maupun insan MTQ lainnya.
“Prestasi dalam ajang MTQ harus mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah daerah melalui program-program pemberdayaan yang disusun secara terarah,” tegas pria yang juga Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Nasional. (H-2)