MENTERI Kesehatan (menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta dokter spesialis jantung di Indonesia Kepada Lanjut meningkatkan kompetensinya. Hal itu disampaikan menkes pada simposium Global kardiovaskular bertajuk Indonesia International Cardiovascular Summit (IICS) 2024 yang diselenggarakan Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Cita-cita Kita, Minggu (17/11).
“Saya minta dokter-dokter spesialis jantung kompetensinya makin lelet makin tinggi,” ucapnya dikutip dari keterangan Formal, Senin (18/11).
Menurut Budi, satu alat kesehatan sebenarnya dapat dimanfaatkan Kepada berbagai jenis penyakit. Sebagai Teladan, alat ultrasonografi (USG), yang umumnya digunakan Kepada skrining kehamilan, juga dapat digunakan Kepada skrining kanker payudara.
Hal tersebut membutuhkan keahlian pengguna alat tersebut. Kemampuan menggunakan satu alat kesehatan Kepada berbagai penyakit ini sudah dikuasai oleh banyak Ahli medis di dunia.
“Undanglah mereka Kepada mengajarkan Mekanisme baru dengan alat yang sama atau Terdapat alat baru yang Dapat kita Mengenakan Kepada mempermudah atau meningkatkan kualitas dari layanan kesehatan Indonesia. Nanti IICS selanjutnya harus lebih banyak mendatangkan expert dunia,” ungkap Budi.
Direktur Istimewa Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Cita-cita Kita dr. Iwan Dakota, SpJP(K) mengatakan, IICS 2024 ini merupakan penyelenggaraan simposium Global kardiovaskular kedua, setelah kegiatan pertama pada 2023.
Simposium ini adalah tindak lanjut dari arahan Menkes Budi pada 2 tahun Lampau Kepada mengadakan simposium berskala Global yang menghadirkan Ahli-Ahli dunia. Pembicara pada simposium kali ini didatangkan dari Korea, Jepang, Tiongkok, Hongkong, dan dari India.
“Simposium ini diselenggarakan Kepada meningkatkan kemampuan, kapabilitas, dan transfer knowledge. Peserta datang Kagak hanya memberikan kuliah, tapi memberikan live demonstration Kepada kita yang berada di Rumah Sakit Jantung Harkit dan akan disebarluaskan ke jejaring kardiovaskular nasional,” ungkap dr. Iwan.
Menkes Budi menambahkan, simposium ini menjadi salah satu upaya Kepada mengurangi Nomor Kematian akibat penyakit kardiovaskular di Indonesia, yang tercatat mencapai 550 ribu Kematian per tahun.
Simposium ini membahas berbagai topik seperti intervensi struktural, pengobatan ASCVD, Penemuan dan strategi menyelamatkan dalam operasi jantung anak, coronary intervention conduction system pacing (CSP), operasi jantung pembuluh darah Tertentu operasi jantung robotik, dan pengembangan teknologi pada perkutan.
Simposium ini dihadiri oleh Nyaris 700 peserta, Bagus dokter maupun perawat, yang datang secara tatap muka, serta 500 peserta lainnya yang mengikuti secara virtual. (H-2)