Menjamin Kelancaran Arus Balik

MUDIK atau pulang kampung sudah menjadi bagian tradisi masyarakat di negeri ini dalam setiap hari raya, baik Natal dan Pahamn Baru maupun Idul Fitri. Ia tidak hanya menjadi bagian dari ritus keagamaan, tapi juga ritus sosial dan budaya. Sudah menjadi kewajiban pemerintah memfasilitasi mobilitas masyarakat ini, termasuk menyediakan sarana transportasi maupun fasilitas jalan yang memadai. Dengan begitu, arus mudik serta arus balik berjalan lancar, aman, dan nyaman.

Tetapi, hampir setiap tahun, pelaksanaan ritus ini selalu saja menelan korban. Menurut data Korlantas Polri, tahun ini jumlah kecelakaan selama arus mudik sepanjang periode 4-10 April 2024 mencapai 1.581 kasus. Bilangan itu memang turun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 1.723 kasus. Tetapi, tetap saja terbilang tinggi karena jumlahnya mencapai ribuan dan merenggut belasan nyawa manusia. Belum lagi mereka yang cacat atau luka-luka.

Cek Artikel:  Ancaman Kemunduran Demokrasi dan Birokrasi

Berkaca dari fakta ini, semua pihak terkait tentu mesti waspada. Apalagi ritus ini belum sepenuhnya rampung. Tetap ada jutaan pemudik yang mesti dilindungi keselamatannya untuk kembali ke rumah masing-masing.

Bukan cuma menekan angka kecelakaan, tapi juga bagaimana meminimalkan kemacetan dan penumpukan calon penumpang seperti yang terjadi di Pelabuhan Merak, Banten, menjelang Idul Fitri lalu. Kelancaran penjualan tiket harus benar-benar dipastikan, terutama via online. Jangan ada lagi calon penumpang yang membeli tiket di pelabuhan karena hal itu akan memperpanjang antrean.

Banyaknya kasus kecelakaan, bahkan hanya dalam hitungan hari, plus minimnya antisipasi tiket di Pelabuhan Merak tempo hari, adalah fakta nyata kurangnya persiapan itu. Kejadian ini jangan sampai terulang di periode arus balik. Segala persiapan harus dilakukan sebaik-baiknya, entah itu pemberlakuan sistem contra flow atau sistem penjualan tiket untuk angkutan darat, laut, maupun udara.

Cek Artikel:  Vonis Timpang untuk Pengemplang

Sekalian instansi terkait, baik aparat kepolisian, pegawai Kementerian Perhubungan, maupun pengelola bandara, stasiun, dan pelabuhan, mesti sigap mengantisipasi demi kelancaran arus balik ini.

Satu hal yang juga tidak kalah penting ialah disiplin dari para pemudik. Taatilah rambu-rambu yang telah ditetapkan demi keselamatan bersama. Jangan memaksakan diri mengemudi jika mengantuk atau membawa barang atau mengangkut orang yang melebihi kapasitas. Periksa lagi kesiapan kendaraan sebelum berangkat. Hal-hal kecil ini mungkin terlihat sepele, tapi penting untuk melindungi keselamatan Anda, keluarga, juga orang lain.

Elemen keselamatan ini harus kita garis bawahi karena hampir dalam setiap pelaksanaan ritus pulang kampung tersebut, ada saja nyawa yang terbuang sia-sia. Hal ini, sekali lagi, hanya dapat ditekan jika kita semua disiplin. Disiplin dalam arti tidak ada lagi angkutan yang melebihi kapasitas, pelanggaran terhadap aturan lalu lintas, dan sebagainya.

Cek Artikel:  Indonesia bukan hanya Pasar Cipinang

Harus diakui, mengelola mobilitas jutaan manusia selama musim Lebaran ini bukan perkara sepele. Oleh karena itu, ia mesti diatur dengan sungguh-sungguh, bukan asal-asalan. Kelancaran dan kenyamanan arus mudik serta arus balik dapat menjadi indikator kecakapan pemerintah dalam mengurus kepentingan publik.

 

Mungkin Anda Menyukai