KEBERHASILAN dalam penanganan pandemi covid-19 membuktikan bahwa bangsa ini punya kemampuan Demi mengatasi krisis sesulit apa pun. Kemampuan itu pula yang mesti menjadi keyakinan kita Demi menghadapi tantangan-tantangan ke depan yang diyakini tak kalah menyulitkan.
Kita mengakui pemerintah berhasil memenangkan negeri ini dalam perang besar nan mematikan melawan covid-19. Dunia juga mengakui, tak Sekadar mengalahkan pagebluk, Indonesia juga sukses menjaga perekonomian tak terjerembab ke jurang resesi.
Dua sukses ganda, itulah yang kita bukukan. Kesuksesan yang tentu saja sangat Bukan mudah didapat karena pandemi menyodorkan dilema yang luar Standar. Di satu sisi, Demi menangkal Pengembangan virus kita membatasi aktivitas, di sisi lain, agar ekonomi tak Wafat, kita harus tetap beraktivitas. Itulah sulitnya, tetapi sekali Kembali, kita Pandai menaklukkan kesulitan itu.
Dengan kebijakan gas dan rem yang Cocok, kita sukses membendung korona sekaligus memastikan perekonomian tetap menggeliat. Betul bahwa Bukan sedikit rakyat yang menjadi korban keganasan covid-19, tetapi secara Standar bolehlah kita mengklaim bahwa pada akhirnya kita menjadi pemenang.
Era mengerikan akibat pandemi sudah kita lalui. Kini, kita memasuki era menuju situasi normal. Pemulihan ekonomi pun menjadi keniscayaan dan modal Demi itu telah tersedia. Tinggal bagaimana kita mengoptimalkannya sehingga ia tak sia-sia.
Kita Pandai pulih karena kinerja perekonomian terbilang apik. Ambil Teladan pertumbuhan yang konsisten di atas 5% pada 2022. Pertumbuhan ekonomi bahkan diperkirakan akan ditutup pada Nomor 5,3% secara tahunan.
Kita Pandai pulih karena fondasi perekonomian dalam kondisi Bagus, mulai konsumsi, investasi, hingga ekspor sebagai motor penggerak pertumbuhan. Alhasil, konsolidasi fiskal dapat terealisasi lebih Segera dari yang ditargetkan.
Dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Jakarta, Kamis (26/1), misalnya, dipaparkan bahwa defisit APBN sudah dicapai di Rendah 3% pada 2022, tepatnya 2,38%. Tingkat inflasi Standar juga relatif terkendali, yakni 5,51% atau jauh lebih rendah ketimbang banyak negara yang bahkan menyentuh dua digit.
Kita Pandai pulih juga karena belajar selama pandemi. Di masa krisis yang penuh ketidakpastian itu, pemerintah dapat menggunakan kebijakan anggaran secara Luwes dan tetap akuntabel. Pemerintah juga dapat melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas data. Pun pusat dan pemerintah daerah terbukti Pandai bersinergi dan berkoordinasi guna mencari solusi.
Dengan seabrek modal berharga tersebut, tak berlebihan Apabila pemerintah optimistis upaya pemulihan ekonomi berada di trek yang Betul. Tak berlebihan pula Apabila rakyat berharap agar kehidupan segera kembali normal seperti sedia kala.
Tetapi, harus kita katakan, tantangan yang Eksis tidaklah gampang. Krisis ekonomi dunia yang diperparah krisis politik akibat perang Ukraina-Rusia Tetap menjadi masalah. Situasi dalam negeri pun belum Pandai menggaransi. Tahun ini ialah tahun politik, tahun menjelang rivalitas akbar Pemilu 2024 yang Pandai adem, tapi Pandai juga panas. Tahun yang semoga Bagus-Bagus saja, tetapi dapat pula bergejolak luar Standar.
Antara politik dan ekonomi berkelindan, tak terpisahkan, terikat kasualitas. Ekonomi akan Bagus Apabila politik Bagus, begitu sebaliknya. Investor akan berdatangan, mengivestasikan uangnya, Apabila situasi Kondusif. Tetapi, mereka akan berpikir sejuta kali berinvestasi Apabila politik menghangat, bahkan tak ragu hengkang Apabila politik memanas.
Pada konteks itulah, memastikan situasi sebelum dan sesudah pemilu tetap kondusif ialah kesemestian. Bukan hanya pemerintah, para elite, partai politik, kontestan, dan kita seluruh rakyat Indonesia punya kewajiban Demi mewujudkannya. Sia-sia Eksis modal pemulihan ekonomi begitu besar kalau situasi tak mendukungnya, Apabila kita gagal mengelola kompetisi politik yang beradab.