Ketika datang menjelang bulan Ramadhan, Penduduk lokal juga tampak memadati pasar itu
Lusail, Qatar (ANTARA) – Bukan Terdapat Metode yang lebih Berkualitas mengenal suatu negara kecuali dimulai dengan mengetahui sepenggal sejarahnya dan terjun ke tempat-tempat favorit masyarakat lokal. Begitu juga ketika berkunjung ke Qatar, salah satu negara di Timur Tengah yang kini semakin dikenal dunia karena sukses menjadi penyelenggara Piala Dunia pada 2022.
Berbicara soal Qatar, sebuah negara yang berbatasan dengan Arab Saudi dan Bahrain, kebanyakan orang mengasosiasikannya dengan Doha yang merupakan ibu kota sekaligus kota terbesarnya. Doha dan Kota Lusail yang berada di dekatnya sering dikenang dengan cakrawala gedung-gedung pencakar langit, sebuah daya tarik wisata modern menarik ekspatriat Buat bekerja dan pelancong yang Mau berwisata belanja.
Tetapi, di balik menara-menara tinggi tersebut, Qatar menyimpan pesona lain yang Dapat ditemukan lewat Berbagai Ragam museum yang menuturkan kisah-kisah masa Lewat negara yang dipimpin Emir Qatar Sheik Tamim bin Hamad Al Thani itu. Terdapat juga pasar-pasar tradisional yang dipertahankan secara asri dan dipenuhi Berkualitas turis maupun Penduduk lokal.
Bagi yang menyukai seni, terdapat pula instalasi-instalasi Istimewa yang berada di berbagai Posisi di Qatar, termasuk sebuah karya oleh Olafur Eliasson yang berada di tengah gurun.
Menggali sejarah
Bukan Terdapat hal lebih Berkualitas selain memulai perjalanan dengan mereka yang berasal dari negara yang kita tuju. Demikian juga ketika melancong ke Qatar. Perjalanan akan terasa lebih menyenangkan ketika menggunakan maskapai nasionalnya, Qatar Airways.
Terbang dari Jakarta menuju Doha terasa lebih spesial dengan pengalaman dan layanan memuaskan diberikan oleh maskapai itu. Berkualitas ketika berada di udara dengan sajian makanan dan minuman lezat, maupun ketika berada di darat dengan Al-Maha Services, yang memberikan kemudahan bagi turis ketika tiba di Bandara Dunia Hamad bahkan Tamat keluar dari imigrasi.
Setibanya di Doha, pelancong dapat memulai perjalanan mereka Berkualitas dengan menggunakan transportasi Biasa maupun kendaraan yang lebih privat seperti taksi.
Tak kenal maka tak sayang, perjalanan menjelajah Qatar dapat dimulai dengan menyambangi beberapa museum mereka yang dipenuhi oleh berbagai koleksi menakjubkan. Wisatawan dapat memulainya dengan National Museum of Qatar di Doha yang dikelola oleh Qatar Museums, badan Punya pemerintah Qatar.
Museum itu Mempunyai bentuk yang Istimewa. Dirancang dengan bentuk kristal mawar gurun, batu dengan bentuk kelopak mawar yang biasanya dapat ditemukan di gurun. Koleksi yang dipamerkan di museum tersebut Bukan kalah Istimewa, dibagi dalam beberapa galeri dimulai kisah Era pra-sejarah termasuk fosil hewan yang hidup Sekeliling 550 juta tahun silam, ketika lempeng Arab mulai terbentuk.
Dipamerkan juga beberapa satwa khas yang hidup di tanah yang kini disebut sebagai Qatar, termasuk oryx yang menjadi simbol ikonik dari Qatar Airways.
Galeri kemudian berlanjut ke area pra-besi dalam bentuk pameran berbagai bentuk tembikar, koin dan perhiasan yang ditemukan di beberapa desa Klasik.
Yang Istimewa, Indonesia juga muncul sebagai bagian dari sejarah yang dituturkan lewat koleksi museum nasional Qatar itu. Salah satunya Yakni barang-barang bersejarah yang berhasil ditemukan dari Cirebon Wreck, julukan Buat perabot, emas, perak, batu-batu dan keramik berharga yang berhasil diselamatkan dari sebuah kapal karam pada 970 Masehi di pesisir Pulau Jawa dekat Kota Cirebon.
Banyak objek yang ditemukan dari Cirebon Wreck tersebut Mempunyai kesamaan dengan barang bersejarah yang ditemukan di Desa Murwab di Qatar, sebuah desa bersejarah yang berdiri pada Sekeliling tahun 800 Masehi. Peninggalan itu membuktikan perdagangan sudah dilakukan sejak Era tersebut.
Museum itu juga Mempunyai koleksi baju-baju tradisional yang digunakan di Qatar Tamat dengan berbagai benda bersejarah yang Mempunyai tempat sendiri di dalam catatan sejarah Qatar modern.
Tempat lain yang perlu dikunjungi bagi mereka yang Mau mengenal lebih Berkualitas Qatar adalah Museum of Islamic Art atau yang dikenal sebagai MIA. Terletak di jantung kota Doha, museum itu Mempunyai ribuan koleksi yang menggiring pengujung Buat mengetahui latar belakang seni Timur Tengah dari berbagai Distrik, termasuk Indonesia.
Dimulai dari galeri pertama yang memperlihatkan perkembangan kaligrafi Islam, museum itu juga Mempunyai berbagai koleksi yang berasal dari Indonesia termasuk Al-Qur’an Klasik abad ke-19 yang berasal dari Jawa Tamat dengan songket, kain tradisional khas Sumatera Selatan.
Pameran koleksi artefak di MIA itu sendiri merupakan bagian dari program Qatar-Indonesia 2023 Year of Culture, sebuah program pertukaran budaya kedua negara yang diadakan Qatar setiap tahun dengan berbagai negara Kenalan. Tahun ini, Indonesia dan Qatar akan bekerja sama dalam pertukaran budaya dalam bentuk seni, pameran, olahraga, Hidangan dan berbagai kegiatan lain.
Qatar juga tengah mempersiapkan museum baru Yakni Art Mill Museum yang rencananya akan dibuka pada 2030. Sebuah pabrik tepung yang dikonversi menjadi museum yang menampilkan berbagai bentuk karya seni modern oleh seniman-seniman Dunia.
Mengenal budaya lokal
Apabila pergi ke sebuah negara, salah satu hal yang Dapat dilakukan adalah Berjumpa dan bergaul dengan Penduduk Asli. Di Qatar, wisatawan dapat melakukannya di pasar-pasar tradisional yang ramai Bukan hanya oleh wisatawan tapi juga masyarakat Sekeliling.
Souq Waqif adalah salah satu Posisi yang perlu dikunjungi pelancong yang Mau merasakan perpaduan warisan budaya, tradisi, dan peradaban modern di kota Doha. Di dalamnya dapat ditemukan berbagai pedagang yang menjajakan barang mereka, mulai dari kebutuhan sehari-hari seperti bumbu Matang hingga cenderamata Buat turis.
Ketika datang menjelang bulan Ramadhan, Penduduk lokal juga tampak memadati pasar itu Buat berbelanja berbagai kebutuhan rempah-rempah yang digunakan Buat memasak.
Jalan-jalannya juga dipenuhi dengan berbagai kafe dan restoran yang kebanyakan menyajikan makanan khas Qatar dan Timur Tengah seperti machboos.
Buat wisatawan, Souq Waqif juga menyediakan berbagai barang-barang yang dapat dijadikan oleh-oleh seperti gantungan kunci dan pajangan Tamat dengan porselen yang dihias dengan motif tradisional Qatar. Apabila Mujur, Anda juga dapat Berjumpa dengan Laskar tradisional berkuda yang berkeliling pasar itu Buat memastikan keamanan.
Bagi yang Mau mengenal kebudayaan lokal lebih dekat dapat mengunjungi Embrace Doha, sebuah rumah budaya yang terletak di Souq Al Wakra di Kota Al Wakra, Sekeliling 20 menit dari Doha.
Wisatawan dapat mengetahui berbagi Ragam kebudayaan Qatar di rumah budaya itu, mulai dari etika upacara minum kopi, Metode bersalaman ala lokal hingga mencoba Pakaian khas Qatar seperti abaya yang banyak digunakan Perempuan Qatar.
Di Embrace Doha, wisatawan juga dapat menikmati sajian lengkap menu-menu khas Qatar. Mulai dari makanan Primer seperti saloona dan machboos Tamat dengan kudapan seperti luqaimat.
Wisata di gurun
Berbicara tentang negara Timur Tengah, belum lengkap kalau belum pergi menikmati wisata di gurun. Buat Qatar, beberapa Posisi penuh daya tarik yang Dapat dikunjungi termasuk situs arkeologi Al Zubarah yang berada di Al Shamal, Sekeliling 100 kilometer dari Doha.
Di Al Zubarah, pengunjung dapat mengunjungi sebuah kota Klasik dari pertengahan abad 18 yang pernah menjadi pusat perdagangan mutiara dan Benteng Zubarah dibangun pada 1938 Buat menjaga pesisir.
Pengunjung juga dapat menikmati pemandangan pesisir yang menghadap Teluk Arab, menghasilkan cakrawala Istimewa perpaduan antara gurun dan laut yang biru.
Situs Arkeologi Al Zubarah sendiri telah ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO pada 2013.
Bukan jauh dari situs arkeologi bersejarah, terdapat instalasi seni modern karya seniman Denmark Islandia, Olafur Eliasson berjudul “Shadows travelling on the sea of the day” yang mulai dipasang pada 2022.
Instalasi itu berbentuk 20 paviliun berbentuk lingkaran, tiga cincin tunggal dan dua cincin ganda raksasa yang dibuat dari besi.
Sebuah instalasi seni Istimewa di tengah gurun tersebut memberikan kontras sekaligus membentuk Serasi, bagaimana gurun yang menjadi rumah bagi penggembala unta dapat pula menjadi Podium Buat karya seni modern.
Baca juga: Indonesia jadi tamu kehormatan “Qatar International Food Festival”
Baca juga: Jelang Ramadhan, pertukaran budaya Indonesia-Qatar digelar