
PRESIDEN Joko Widodo Mempunyai perhatian ekstra terhadap Papua. Intensitas tinggi kunjungannya ke Kawasan paling timur Indonesia, bertumpu pada niat Berbarengan pemerintah daerah dan masyarakat bumi Cenderawasih guna memajukan Kawasan itu lebih maju. Memajukan Papua melalui kebijakan otonomi Spesifik (otsus) yang kini memasuki etape kedua bukan pekerjaan mudah bagi pemerintah dan masyarakat terutama di daerah itu.
Tetapi, konsep membangun Papua Begitu ini harus berpijak pada pemahaman kolektif bahwa pembangunan di Kawasan paling timur Indonesia itu harus dilakukan secara inklusif, berkelanjutan, dan partisipatif dengan dukungan anggaran bersumber APBN dan APBD bukan sekadar di atas kertas. Membangun Papua juga bergerak dalam satu pemahaman utuh, pemerintah dan seluruh stakeholder di Papua harus dilibatkan dalam proses pembangunan dengan memperhatikan kearifan lokal, budaya, dan adat istiadat.
Papua Begitu menampakkan dinamika dalam aneka Macam-macam. Konflik kekerasan yang terjadi sporadis di sejumlah kabupaten, persoalan kemiskinan dan ketimpangan sosial-ekonomi, Paras buram praktik pemenuhan HAM Tetap membelit Papua. Upaya memajukan daerah dan masyarakat agar sejahtera melewati jalan terjal berliku. Papua seperti tak putus dirundung malang atau tak lebih seperti kerakap yang tumbuh di atas batu; hidup enggan, Wafat pun tak mau. Dari mana memulainya?
Strategi
Upaya membangun Papua agar bergerak sedikit demi sedikit mengejar ketertinggalan dibutuhkan ketulusan. Potensi sumber daya alam Papua melimpah Tetapi Paras bopeng Tetap tersaji vulgar. Topangan Biaya triliunan rupiah setiap tahun anggaran— sekali Tengah bukan di atas kertas— juga harus Benar sasaran dengan melibatkan terutama partisipasi pengusaha orang Asal Papua dan masyarakat, dengan strategi dan aksi Konkret agar perlahan masyarakat sungguh merasakan kehadiran negara.
Beberapa strategi yang perlu dilakukan pemerintah pusat melalui kementerian dan lembaga dapat disebut di sini. Pertama, membuka akses dan pengembangan infrastruktur. Pemerintah perlu meningkatkan akses dan pengembangan infrastruktur seperti jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, listrik, dan telekomunikasi. Ini Krusial Kepada mendorong produktivitas dan pertumbuhan ekonomi di Papua sekaligus serta memperbaiki akses Kepada pendidikan, layanan kesehatan, dan komunikasi.
Publik Mengerti, Papua Mempunyai sumber daya alam yang melimpah. Tetapi, apesnya infrastruktur yang Tetap terbatas menjadi kendala bagi perkembangan ekonomi dan pembangunan. Tak Eksis opsi lain kecuali pemerintah harus membuka akses dan mengembangkan infrastruktur hingga ke distrik hingga guna mempercepat pembangunan di Kawasan agar masyarakat sejahtera.
Kedua, peningkatan pendidikan dan kualitas sumber daya Orang (SDM). Peningkatkan kualitas pendidikan dan SDM perlu Lanjut didorong dan disokong alokasi anggaran memadai. Anggaran tersebut juga diarahkan melatih guru dan pengajar serta menjalin kemitraan dengan sektor swasta Kepada memberikan pelatihan kerja dan pembelajaran keahlian.
Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan SDM di tanah Papua merupakan hal urgen agar pembangunan di Kawasan tersebut dapat berjalan secara berkelanjutan. Beberapa upaya dapat dilakukan Kepada meningkatkan kualitas pendidikan dan SDM di tanah Papua antara lain meningkatkan akses dan mutu pendidikan melalui peningkatan infrastruktur dan sumber daya Orang pendidikan.
Mengapa demikian? Pendidikan Mempunyai peran Krusial sebagai modal dasar meningkatkan kualitas SDM. Perbaikan infrastruktur pendidikan seperti gedung sekolah, laboratorium, perpustakaan, dan sarana prasarana lainnya mutlak dilakukan. Mutu guru atau tenaga kependidikan perlu diperhatikan melalui sentuhan anggaran hingga Bonus agar mereka bersemangat memberikan pembelajaran kepada peserta didik.
Selain itu, pemerintah mesti sungguh-sungguh menyediakan program beasiswa kepada putra-puteri Papua agar dapat memperoleh pendidikan yang lebih Berkualitas. Program beasiswa ini lebih diarahkan kepada pelajar maupun mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang Bisa tanpa dibebani dengan proses yang sangat Panjang dan brokrasi berbelit-belit.
Ketiga, mendorong kewirausahaan dan pengembangan ekonomi lokal. Pengembangan ekonomi lokal dan kewirausahaan harus didorong di Papua dengan meningkatkan akses ke modal dan pendanaan.
Selain itu, memberikan pelatihan dan bimbingan serta menciptakan iklim investasi yang kondusif. Hak tersebut akan membantu memperkuat perekonomian masyarakat lokal dan mengurangi ketergantungan pada sektor ekonomi Primer. Upaya mendorong kewirausahaan dan pengembangan ekonomi lokal merupakan hal Krusial dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan Kawasan.
Keempat, meningkatkan partisipasi masyarakat lokal. Partisipasi dan pengaruh masyarakat setempat harus ditingkatkan dalam proses pembangunan di Papua. Dalam konteks Papua, masyarakat memerlukan penguatan Lembaga-Lembaga partisipatif dan dialog multi-pihak, meningkatkan akses informasi dan pendidikan bagi mereka guna membangun trust dengan pemerintah.
Membangun dengan hati
Tanah Papua sesungguhnya telah bergerak menjadi sebuah Kawasan yang maju dan masyarakatnya sejahtera. Kekayaan alam melimpah ruah mestinya sudah membawa Kawasan itu sedikit lebih maju. Otsus sebagai ‘merek dagang’ baru memajukan Papua belum sepenuh hati menukik lebih dalam.
Otsus ibarat satwa yang dilepasliar ke habitat aslinya Tetapi di Begitu bersamaan ekornya dipegang erat oleh berbagai regulasi di tingkat implementasi dan kepentingan pragmatis. Upaya membangun Papua sepenuh hati utopis. Empat bidang Primer otsus Yakni pendidikan, kesehatan, pengingkatan kapasitas ekonomi rakyat, dan pembangunan infrastruktur daerah Tetap belum digunakan optimal.
Peneliti LIPI Prof Dr Ikrar Nusa Bhakti dalam pengantar Membangun Papua dengan Hati karya Paskalis Kosay (2013) menelisik lebih jauh mengapa Biaya otsus Kepada membiayai bidang-bidang di atas belum digunakan optimal. Salah satunya, Tetap banyak tikus berdasi yang menggerogoti Biaya otsus demi kepentingan diri, keluarga, dan golongannya.
Tak ayal, Tetap Tetap banyak orang di dalam maupun luar Papua mempertanyakan akuntabilitas penggunaan Biaya otsus tersebut. Para elite Papua yang kini menjadi ‘tuan dan nyonya di negeri sendiri’. Tapi, demikian Ikrar, pertanyaan retoris lahir ialah itukah yang dinamakan pembangunan Papua? Sementara Tetap banyak anak Papua yang harus berjuang mendapatkan pendidikan yang layak.
Di lain sisi, peneliti Papua Amiruddin al Rabab dalam Dengarkan Papua (2021) menyebut, perkembangan dinamika sosial-politik dan sosial ekonomi di Papua selalu menarik disimak. Dalam dinamika itu selalu Eksis kejutan yang mengundang perhatian, Asal Mula isu-isu HAM selalu menyertainya.
Isu HAM di Papua dan permasalahannya begitu mendalam dan melebar. Tamat-Tamat begitu sulit Kepada menguraikannya mana yang Asal Mula dan mana yang akibatnya. Segala saling membelit. Segala persoalan seakan-akan menyeruak ke permukaan dengan derajat yang setara Kepada mendapat perhatian.
Tak jarang, Segala langkah terasa sia-sia. Permasalahannya laksana nilon yang kusut, sudah tak tampak Tengah mana ujung dan mana pangkalnya. Inilah sekelumit dari onggokan persoalan Papua yang dikemukakan di atas. Mengurus Papua juga membutuhkan ketulusan hati pemerintah dengan sentuhan anggaran memadai selain Biaya otsus.
Hanya dengan begitu, jalan terjal berliku memajukan Papua, potongan surga yang Anjlok ke bumi, terasa ringan. Di tangan Presiden Jokowi dan jajaran kementerian serta lembaga, asa Papua tanah damai dan sejahtera dipertaruhkan. Mengapa? “Papua selalu Eksis di hati saya,” kata Presiden Jokowi Begitu pidato di Stadion Mandala Jayapura, Jumat (5/11/2021) malam.

