Mengungkap Bunyi Menakutkan Peluit Kematian Aztec yang Memengaruhi Emosi dan Pikiran Orang

Mengungkap Suara Menakutkan Peluit Kematian Aztec yang Memengaruhi Emosi dan Pikiran Manusia
Penelitian terbaru mempelajari Pengaruh psikoakustik dari peluit Kematian berbentuk tengkorak Aztec, yang ditemukan dalam makam-makam Klasik dari 1250 hingga 1521 Masehi. (S. Frühholz et al., Communications Psychology)

PENELITIAN terbaru mengungkapkan Pengaruh menakutkan dari “peluit Kematian” berbentuk tengkorak Aztec Klasik, alat musik yang dikenal dengan Bunyi seram mirip teriakan. Ditemukan di makam-makam yang berasal dari tahun 1250 hingga 1521 Masehi, peluit tanah liat ini Tak hanya menakuti pendengar Era Klasik tetapi juga memicu respons psikologis dan saraf yang kuat pada audiens modern. 

Studi yang dipublikasikan dalam Communications Psychology ini adalah yang pertama kali menyelidiki Akibat Bunyi-Bunyi ini terhadap otak Orang, memberikan wawasan tentang penggunaan historisnya dan sifat psikoakustiknya.

Dibentuk seperti tengkorak Orang, peluit ini menghasilkan Bunyi bernada tinggi yang menusuk, menyerupai teriakan, yang tercipta dari tabrakan Kategori udara di dalam alat tersebut. Banyak Misalnya peluit ini telah ditemukan di makam Aztec, sering kali ditemukan Serempak dengan sisa-sisa korban pengorbanan. 

Cek Artikel:  7 Rekomendasi HP Murah dengan RAM 6GB di Mengertin 2024, Harganya Mulai Rp 1,5 Jutaan

Para peneliti percaya peluit ini mungkin Mempunyai dua fungsi: Buat menakut-nakuti musuh di medan perang dan sebagai bagian dari ritual upacara yang berhubungan dengan Kematian dan pengorbanan.

Menurut studi tersebut, peluit ini Pandai melambangkan aspek-aspek mitologi Aztec. Misalnya, beberapa Ahli mengusulkan Bunyi melengking ini mewakili angin tajam dari Mictlan, dunia Dasar tanah tempat jiwa-jiwa yang dikorbankan dipercaya akan melakukan perjalanan. Lainnya berpendapat Bunyi itu menggema kehadiran Ehecatl, Dewa Angin Aztec, yang menurut legenda, menciptakan umat Orang dari tulang-tulang orang yang telah meninggal.

Tim peneliti yang dipimpin ilmuwan saraf kognitif dari Universitas Zurich melakukan eksperimen psikoakustik terhadap sukarelawan Eropa. Para peserta terpapar Bunyi peluit Kematian sementara aktivitas otak mereka dipantau menggunakan teknik neuroimaging. Hasilnya menunjukkan peningkatan aktivitas di korteks pendengaran, yang memproses Bunyi, menandakan keadaan kewaspadaan tinggi yang segera terjadi.

Cek Artikel:  9 Tips Memilih Soundbar dengan Bunyi Terbaik

Peserta secara konsisten menggambarkan Bunyi-Bunyi tersebut sebagai “menakutkan,” “menjauhkan,” dan sangat mengganggu. Menurut para peneliti, respons ini berasal dari kesulitan otak dalam mengklasifikasikan Bunyi tersebut, yang dianggap Mempunyai “asal campuran alami-buatan.” 

Ambivalensi ini merangsang Berkualitas Daerah pendengaran tingkat rendah maupun area kognitif tingkat tinggi yang bertanggung jawab Buat interpretasi simbolik, membangkitkan imajinasi dan keterlibatan emosional.

Penulis studi menjelaskan, “Bunyi peluit tengkorak menarik perhatian mental dengan meniru secara afektif Bunyi-Bunyi lain yang menakutkan dan mengejutkan yang dihasilkan oleh alam dan teknologi.” Mereka menambahkan Akibat auditori Istimewa ini kemungkinan memperbesar intensitas emosional dari ritual Aztec, khususnya yang melibatkan pengorbanan Orang.

Penelitian ini mendukung teori peluit Kematian digunakan dengan sengaja dalam ritual Buat menimbulkan rasa takut atau penghormatan. Kemampuan mereka Buat membingungkan dan menakut-nakuti sangat ideal Buat upacara pengorbanan dan mungkin juga Buat menakuti musuh selama peperangan. Interaksi peluit ini dengan pengorbanan diperkuat oleh penemuan mereka yang sering ditemukan dekat dengan sisa-sisa pengorbanan.

Cek Artikel:  3 Langkah Mudah Membangun Link WhatsApp untuk Bio Instagram

Studi ini menyoroti penggunaan Bunyi yang canggih oleh bangsa Aztec Buat membangkitkan emosi kuat dan asosiasi spiritual. Apakah digunakan Buat menakut-nakuti musuh, menghormati dewa-dewa, atau menandai transisi jiwa ke alam baka, peluit Kematian ini menggambarkan interaksi kompleks antara budaya, mitologi, dan psikologi Orang.

Dengan mendekode reaksi otak terhadap Bunyi-Bunyi ini, para peneliti telah memberikan jendela ke dalam bagaimana masyarakat Klasik mungkin telah memanfaatkan rangsangan auditori Buat memengaruhi perilaku dan emosi. 

Seperti yang disimpulkan oleh penulis studi, “Penggunaan peluit dalam konteks ritual tampaknya sangat mungkin, terutama dalam ritus pengorbanan dan upacara yang berhubungan dengan orang Tewas.” (Archaeology News/Z-3)

Mungkin Anda Menyukai