Mengulas langkah Enzo Maresca mengubah Chelsea

Instruktur Chelsea, Enzo Maresca memberikan instruksi kepada para pemainnya Demi menghadapi Gent pada lanjutan UEFA Conference League di Stamford Bridge, London, Rabu (3/10/2024). (ANTARA/AFP/GLYN KIRK).

Mengulas langkah Enzo Maresca mengubah Chelsea

Sepakbola   
Editor: Widodo   
Rabu, 04 Desember 2024 – 08:51 WIB

Liputanindo.id – Arne Slot sebagai Instruktur baru di Liverpool pada musim panas ini mendapatkan skuad yang lebih tertata rapi dan mempunyai pakem permainan yang Jernih dari peninggalan Juergen Klopp.

Hal yang kontras dengan kondisi Arne Slot didapatkan oleh Enzo Maresca ketika menerima pinangan Chelsea Demi mengisi kursi Nihil Instruktur pasca pemecatan Mauricio Pochettino.

Kondisi Chelsea seperti rumah yang terbengkalai, usai menjalani satu musim dengan kondisi tim yang tak mempunyai pakem Pola.

Selain itu skuad yang gemuk karena berisi sejumlah pemain-pemain yang didatangkan di dua bursa transfer kebanyakan Tetap belum Dapat nyetel dan menjadi pembeda dalam setiap laga.

Alhasil, Chelsea era Pochettino hanya Bisa finis di urutan keenam Perserikatan Inggris dan sama sekali tanpa meraih trofi.

Maresca datang ke Stamford Bridge dengan ekspektasi Bisa menyatukan kondisi skuad yang ibarat tembikar yang pecah.

Pemain-pemain berlabel marquee player dengan banderol harga yang ditebus setinggi langit seperti Moises Caicedo hingga Enzo Fernandez Tetap belum menunjukkan kualitas sesuai dengan labelnya.

Maresca musim ini seperti sedang belajar kintsugi, seni klasik dari Jepang Demi memperbaiki tembikar yang pecah, dengan menyatukan komposisi skuad yang sama sekali tak Mempunyai pakem dan gaya permainan.​​​​​​

Cek Artikel:  Jonny Evans Ungkap Rencana Pensiun Sebelum Perpanjang Kontrak di Manchester United

Mengubah Paras Chelsea

Langkah yang dilakukan Maresca pertama kali menangani The Blues yakni mengganti kapten tim Istimewa Reece James dengan Enzo Fernandez.

Keputusan berani dari Instruktur asal Italia tersebut menuai sejumlah pertanyaan besar, pasalnya Reece James merupakan Paras Asli akademi Chelsea yang dididik dari Cobham.

Penunjukan tersebut juga menuai kontroversi pasalnya Enzo tengah tersandung kasus dugaan menyanyikan chants berbau rasis usai menjadi Juara Copa America Berbarengan dengan Argentina.

Tapi Maresca berlahan-lahan mengurai kritikan tersebut di tengah kebutuhan Chelsea yang memang dalam kondisi krisis kepemimpinan di dalam lapangan usai Conor Gallagher sang kapten musim 2023/2024 hengkang ke Atletico Madrid dan Reece James yang Semestinya mengambil peran Bahkan malah kerap berkutat melawan cedera.

Selain itu, Maresca juga melakukan pendekatan yang cukup disiplin sehingga Segera membaur dengan skuad.

Contohnya saja kini penyerang Nicholas Jackson sudah tak sering berganti Rona rambut dan lebih diinstruksikan Konsentrasi dengan performa di atas lapangan dari pada mengurus penampilan di luar lapangan.

Instruktur berusia 44 tahun tersebut juga tak tanggung-tanggung mengambil langkah berani dengan mencadangkan pemain-pemain yang dinilai kurang menunjukkan performa di atas lapangan.

Mengubah skema Chelsea

Dalam pendekatan skema Pola, Maresca yang mengaku sebagai salah satu pengagum Instruktur Manchester City, Pep Guardiola menerapkan pakem 4-2-3-1 dengan menempatkan Cole Palmer sebagai gelandang nomor 10 yang bebas Demi melakukan kreatifitas.

Tetapi, Maresca sering bereksperimen salah satunya dalam pertandingan terakhir di Perserikatan Inggris, Demi The Blues menjamu Aston Villa. Dalam laga tersebut, Chelsea memang menggunakan pakem Pola 4-2-3-1 yang fluid dengan dapat berubah menjadi 3-2-4-1 ketika dalam skema menyerang.

Cek Artikel:  Indra Sjafri: Timnas U-20 Indonesia Lalu Mengalami Peningkatan

Pada eksperimen baru Maresca ini, posisi Moises Caicedo, Romeo Lavia dan Enzo Fernandez memerankan posisi sentral. Caicedo yang dalam skema bertahan ditempatkan sebagai bek kanan akan maju sebagai gelandang pivot menemani Romeo Lavia dalam skema menyerang.

Sementara, Enzo Fernandez berperan akan lebih ke depan menemani Cole Palmer Demi menjadi pengalir serangan di garis sepertiga akhir Area Musuh.

Maresca memang jeli memanfaatkan kelebihan dari setiap kemampuan individu para pemainnya yang berada dalam skuad Demi ini. Salah satunya memanfaatkan aspek bertahan dari Marc Cucurella yang begitu menjanjikan dalam skema permainan tiga bek sejajar.

Indikator lainnya yakni Maresca perlahan Dapat memberikan peranan yang sentral dalam diri penyerang Nicholas Jackson. Penyerang timnas Senegal tersebut mulai kembali menemukan sentuhannya sebagai penyerang nomor sembilan musim ini dengan mencatatkan delapan gol dan tiga assits di Perserikatan Inggris.

Peran Jackson lebih dari goal poacher, tapi juga sebagai pemain yang Dapat membukakan ruang agar pemain-pemain dari lini kedua seperti Cole Palmer, Jadon Sancho dan Pedro Neto Dapat memperoleh ruang Nihil di daerah Musuh.

Perlahan tapi Niscaya Maresca kini menjadi Instruktur yang lebih sukses dibanding dua Instruktur pendahulunya yakni Graham Potter dan Mauricio Pochettino di era kepemilikan Todd Boehly.

Dari 13 pertandingan Perserikatan Inggris yang telah dijalani di awal musim, Maresca tercatat telah menang tujuh kali, empat imbang dan menelan dua kekalahan dengan meraih 25 poin dan berada di peringkat ketiga.

Cek Artikel:  AC Milan Menemukan Kesulitan Kepada Datangkan Marco Asensio

Sedangkan Chelsea era Pochettino di 13 laga awal Perserikatan Inggris mencatat empat kemenangan, empat seri dan lima kalah dengan meraih 16 poin dan bertengger di peringkat kesepuluh.

Sementara di era Graham Potter, The Blues mengamankan lima kemenangan, tiga kali seri dan menelan lima kekalahan dengan total memperoleh 18 poin dan terdampar di peringkat kesepuluh.

Dalam segi kolektivitas gol, Maresca juga jauh lebih unggul dengan mencatatkan 26 gol atau rerata 2 gol per pertandingan, sedangkan Pochettino meraih 22 gol atau rerata 1,7 gol per pertandingan. Produktivitas ini sangat jauh dibanding era Graham Potter yang mengemas 14 gol atau rerata 1,1 gol per pertandingan.

Meski dalam performa yang menjanjikan, Maresca tak sesumbar dan menyebut The Blues Tetap jauh dari persaingan gelar Juara musim ini.

Di gelaran Perserikatan Inggris, Demi ini Chelsea, yang meraih 25 poin, tertinggal sembilan poin dari Liverpool yang menjadi pemuncak klasemen sementara.

Musim Tetap panjang bagi Maresca Berbarengan Chelsea, terlebih ketika berhadapan dengan tim berstatus “Big Six” Demi ini Enzo Fernandez dan Rekan-Rekan Tetap belum menunjukkan kegarangan.

Demi bersua tim “Big Six”, Chelsea belum sekali pun meraih kemenangan dengan hasil imbang menghadapi Manchester United dan Arsenal Lewat menelan kekalahan dari Manchester City dan Liverpool.

Banyak pekerjaan yang Tetap harus digarap oleh Maresca Demi membawa tim dengan rerata usia 23,9 tahun tersebut.

Sumber : Antara

Mungkin Anda Menyukai