Menguak Fenomena Prostitusi di Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus Sragen

Menguak Fenomena Prostitusi di Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus Sragen
Kawasan wisata religi Gunung Kemukus, Sragen, Jawa Tengah.(MI/Akhmad Safuan)

CUACA hujan gerimis ketika menjelang petang di ruas Jalan Penghubung Solo-Purwodadi (Grobogan). Jalan raya cukup ramai Lewat-lalang kendaraan ketika baru keluar dari Terminal Bus Tirtonadi, Solo, Tetapi ketika mulai melintas menuju arah Grobogan, suasana sedikit lebih Hening dan hanya satu dua kendaraan melintas dari dua arah.

Jalan kembali terasa padat setelah berjalan Sekeliling 15 kilometer perjalanan memasuki simpang empat Gemolong dan kembali Hening setelah berjalan Sekeliling 1 kilometer dan di daerah Barong. Hujan mulai berhenti, terlihat puluhan orang lelaki dan Perempuan turun dari bus Lumrah di pertigaan desa itu hingga suasana cukup riuh. Sebagian memilih jalan kaki menuju ke arah Gunung Kemukus yang terletak di Desa Pendem, Kecamatan Sumber Lawang, Kabupaten Sragen, dan sebagian lainnya menggunakan transportasi ojek yang mangkal Kagak jauh dari warung makan di persimpangan. Bahkan, semakin mendekati malam puluhan sepeda motor dan mobil pribadi terlihat mengalir menuju ke arah yang sama.

“Kemukus, Mas. Sangat ramai karena bertepatan malam Jumat Pon,” ujar Suparno, 40, seorang tukang ojek menawari seorang lelaki yang baru turun dari bus.

Akurat saja setelah berjalan Sekeliling 10 menit menyusuri jalan aspal mulus selebar 8 meter, suasana keramaian sudah terasa. Begitu Tiba di sebuah jembatan menyeberangi alur Sungai Kedung Ombo, kelap-kelip lampu hias terlihat dari kejauhan dan lampu jalan cukup terang di sudut dermaga kecil yang berada di ujung jalan. Ratusan orang Kagak terlalu banyak cakap Maju berjalan menyeberangi jembatan setelah menitipkan motor di bangunan rumah yang menjadi penitipan kendaraan, tetapi sebagian lainnya memilih membawa motor atau mobil menyeberangi jembatan langsung menuju ke Gunung Kemukus yang terlihat cukup terang benderang serta menitipkan kendaraan di kaki gunung yang Kagak terlalu besar.

Cek Artikel:  Ribuan Siswa di 7 Sekolah di Sidoarjo Terima Makanan Bergizi Gratis

Memasuki kawasan Gunung Kemukus setiap pengunjung membayar retrebusi. Murah, hanya Rp5.000 per orang hingga dapat melenggang masuk lebih dalam ke jalan menanjak. Sejumlah Perempuan tampaknya merupakan penduduk setempat Maju menawarkan Kembang tabur yang telah dibungkus dengan daun pisang berukuran kecil. “Harga Kembang tujuh Jenis Rp10.000 per bungkus,” ujar Martinah, 30, penjaja Kembang.

Udara cukup dingin, Tetapi tetap berkeringat karena berjalan menanjak melalui ke undakan yang tertata rapi dengan lampu hias di sepanjang jalan, hingga Kagak Tiba 10 menit berjalan kaki keramaian terasa seperti sebuah pasar malam dengan banyak pedagang menawarkan barang dari mulai makanan hingga kebutuhan ritual serta perhiasan dan cinderamata.

Ziarah Gunung Kemukus

“Pengunjung datang ke Gunung Kemukus ini Terdapat dua tujuan, pertama adalah Buat berziarah dan ritual ke makam Pangeran Samudro (Samudra) diyakini putra dari raja terakhir Majapahit Prabu Brawijaya V dan kedua bersenang-senang,” ujar Hasta, seorang juru kunci tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Seorang Perempuan Titik, 35, peziarah yang mengaku sudah berkali-kali berkunjung ke Gunung Kemukus ini mengatakan pengunjung melakukan ritual dan berziarah ke makam Pangeran Samudra pada umumnya mempunyai keinginan agar berlimpah rejeki dan usahanya seperti berdagang dapat Laris manis atau pekerjaan yang ditekuni membuahkan hasil besar. Tetapi Buat memenuhi keinginan itu, lanjut Titik, pengunjung harus menjalani ritual Spesifik, yakni selain berziarah dan berdoa di makam Pangeran Samudra, juga menjalankan ritual mandi di dua sendang yang Terdapat di kaki bukit serta berhubungan badan dengan Rival jenis yang bukan suami atau istrinya.

“Jadi jangan kaget kalau banyak Perempuan di situ menjual diri,” ujarnya Sembari menunjuk di bangunan ujung makam.

Buat tempat Buat berhubungan badan, ungkap Suharti, 60, salah seorang pemilik warung makan di sisi barat pendopo makam, cukup menyewa Ruangan yang disediakan di warung atau rumah dengan yang sewa Ro20.000-Ro40.000 sekali main dan disediakan air Buat mencuci.

Cek Artikel:  Pelindo Solusi Logistik Dukung Kelestarian dan Pengolahan Tanaman Langka Kalimantan Barat

“Dulu sebelum banyak warung pengunjung pada main di Dasar pohon Sekeliling makam, di tempat terbuka dan hanya menyewa tikar Rp2.000,” imbuhnya.

Akibat persyaratan ritual ini, menurut Suharti, banyak Perempuan Bandel memanfaatkan dengan menjual diri di Sekeliling makam, meskipun Kagak terang-terangan. Karena, mereka juga umumnya sudah berusia paruh baya dan juga berdandan layaknya seorang peziarah. Tetapi, transaksi itu sangat terang benderang dengan tarif Sekeliling Rp100 ribu.

Fenomena ritual seks ini sempat menjadi sorotan media asing pada November 2014 Lewat. Meskipun Demi itu banyak dibantah, media seperti Dailymail, yang salah satunya Demi itu memuat Informasi terkait Gunung Kemukus sebagai ‘Sex Mountain’ (Gunung Seks), demikian juga melalui acara Dateline produksi stasiun televisi SBS Australia yang menggambarkan ritual seks di gunung tersebut.

Ritual Asal Gunung Kemukus

Tetapi, persyaratan ritual dengan berhubungan seks tersebut dibantah Hasta, juru kunci makam Pangeran Samudra. Bahwa ritual sebenarnya hanya mandi di sendang dan berziarah serta berdoa di makam.

Munculnya ritual berhubungan badan dengan Rival jenis yang bukan suami atau istri tersebut Kagak mempunyai landasan dan hanya cerita yang dirangkai kemudian diyakini peziarah itu.

“Menurut cerita beredar yang belum diketahui kebenarannya, Pangeran Samudra berada di Gunung Kemukus Berbarengan salah seorang ibu tirinya bernama Dewi Ontrowulan dan berkumpul kebo di sini, kemudian peziarah yang Mau sukses hidupnya mengikuti jejaknya, itu yang muncul hingga banyak yang salah kaprah,” kata Hasta.

Pembenahan Gunung Kemukus Jadi Wisata Religi

Munculnya fenomena Jelek di Gunung Kemukus mendorong Pemerintah Kabupaten Sragen dan Provinsi Jawa Tengah Buat mengubah stigma negatif. Selain meningkatkan edukasi keagamaan tentang ritual yang Akurat di gunung itu, juga mulai dilakukan pembenahan sarana dan prasarana hingga menjadi destinasi wisata religi yang menarik pelancong.

Cek Artikel:  Tok! DPR Absahkan Revisi UU Wantimpres Jadi Undang-Undang

Kagak tanggung-tanggung, Kementerian PUPR melalui Pemkab Sragen melakukan pembenahan sarana dan prasarana wisata di Gunung Kemukus dengan menggelontorkan anggaran Rp48 miliar dan pada April 2022 Lewat secara Formal kawasan tersebut Formal dibuka dengan nama New Kemukus yang diharapkan Bisa merubah stigma Jelek yang selama ini telah tertanam.

Bahkan, bukan hanya dilakukan pembenahan fisik Gunung Kemukus hingga menjadi destinasi wisata religi yang menarik dan indah dengan pemandangan pemandangan gunung dan Waduk Kedung Ombo, melainkan juga diterapkan standar operasional Mekanisme (SOP) wisata religi Yakni mendoakan Pangeran Samudro. Buat di sendang mendoakan Dewi Ontrowulan.

Upaya lain dilakukan Pemkab Sragen adalah menghidupkan membumikan tradisi budaya jamasan (pencucian) kelambu makam Pangeran Samudra setiap 1 Sura yang sebetulnya sudah berlangsung selama bertahun-tahun lamanya. Bahkan prosesi pencucian kelambu itu ditunggu-tunggu Anggota dari berbagai daerah yang Mau ngalap berkah dari air bekas cucian atau air sisa bilasan kain kelambu. Dalam dua tahun terakhir ribuan wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia berdatangan Buat mengikuti tradisi jamasan kelambu makam Pangeran Samudra. Suasana semakin menarik karena Kagak hanya dilakukan ritual saja, tetapi juga disuguhkan kesenian tradisional dan diikuti oleh tokoh Anggota seperti juru kunci makam tetapi juga para pejabat di lingkungan Pemkab Sragen.

Event Larap Kelambu Makam Pangeran Samudra tersebut masuk dalam kalender event Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Sragen,” kata Wakil Bupati Sragen Suroto. (AS/J-3) 

Mungkin Anda Menyukai