Menghitung Kesempatan kemenangan Timnas Indonesia kontra Arab Saudi
Sepakbola
Editor: Valiant Izdiharudy Adas
Selasa, 19 November 2024 – 10:55 WIB
Liputanindo.id – Pertandingan Timnas Indonesia vs Arab Saudi menjadi penentu nasib Timnas Indonesia pada persaingan sengit di Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Area Asia. Indonesia yang Lagi juru kunci di grup C belum pernah meraih kemenangan dari lima kali pertandingan yang sudah di jalani dan hanya mengumpulkan point 3. Menghitung Kesempatan kemenangan Timnas Indonesia kontra Arab Saudi, Wartawan senior sepak bola M. Nigara Menyantap laga kali ini menjadi pembuktian skuad Garuda di persaingan Tim Elite kawasan Asia. Bagaimana peluanganya?.
NOW OR NEVER. Ini Niscaya bukan kalimat basa-basi. Ini juga bukan Slogan politik para calon pemimpin daerah yang siap-siap menuju ke pilkada. Ya, sekarang atau Bukan sama sekali, itulah situasi yang dihadapi Tim Nasional Indonesia, Demi menjamu Arab Saudi, Selasa malam (19/11/24).
Jay Idzes, Risky Ridho, Thom Haye, Ragnat Oratmangien dan Sahabat-Sahabat Bukan punya pilihan Demi Berjumpa Arab Saudi. Kekalahan 0-4 dari Jepang, Jumat Lewat, menambah sulit pergerakan tim nas kita Demi lolos ke Piala Dunia 2026. Indonesia, satu-satunya yang belum Pandai memetik kemenangan di grup C.
Demi itu, Shin Tae-yong harus Betul-Betul Pandai menerapkan strategi jitu. Kalau Bukan, maka tamatlah asa kita Demi Pandai berlaga di Piala Dunia 2026 itu. Kalau gagal meraih tiga poin melawan Arab Saudi, maka posisi keempat pun akan sangat sulit Demi diraih.
Laskar Garuda minimal harus mengantongi 12 poin Demi Pandai masuk empat besar. Artinya, harus Pandai menang 3 kali atau 2 kali menang dan 3 seri. Jadi, Kalau satu saja gagal, selesailah sudah.Bukan mudah, Niscaya.
Kendala
Sekali Kembali, kelemahan paling menonjol di tim nas kita adalah Bukan adanya ‘tukang bikin gol’. Pemain yang Mempunyai naluri tinggi Demi membobol gawang Musuh. Dari 5 kali tampil, kita baru mencetak 4 gol.
Kalau saja kita Mempunyai bomber seperti: Sutjipto Suntoro, Syamsul Arifin, Bambang Nurdiansyah, dan Ricky Yakobi, mungkin akan lain. Teladan konkretnya Demi memghadapi Jepang, Terdapat tiga Kesempatan indah, 2 di babak pertama, 1 di babak kedua, Sekalian Bukan Pandai jadi gol.
Selain itu, saya juga Menonton kendala paling Istimewa adalah komunikasi STY dengan pemain. Jujur, saya termasuk pengamat yang sangat menghargai STY. Suka atau Bukan, STY berhasil mengantarkan tiga tim nas U17, U20, dan Senior, lolos ke Piala Asia. Satu prestasi yang Bukan boleh diabaikan.
Tapi, menyaksikan lima laga tim nas senior di babak ketiga Grup C, kualifikasi Piala Dunia, Terdapat semacam perdebatan dalam diri saya. Sebagai wartawan dan pengamat, saya Mengerti Mempunyai batasan tertentu. PSSI lah pemilik hak itu sendiri.
Dulu, Terdapat 2 Instruktur asing yang lumayan sukses di tanah air. Pertama, Tony Pogacnik, asal Yugoslavia yang menangani tim nas kita 1954-1963. Catatan paling idtimewa tim nas kita Pandai menahan Uni Soviet 0-0 di perdelapan finak Olimpiade Merlbourne, Australua 1956.
Kedua, Wiel Coerver, asal Belanda, 1975-76. Catatan, tim nas kita nyaris ke Olimpiade Montreal, Kanada. Di laga pamungkas melawan Korut, kita kalah dalam adu penalti.
Istimewanya, kedua Instruktur Pandai berbahasa Indonesia, khususnya Pogacnik.
Berkualitas Instruktur asal Yugoslavia dan Belanda itu, dikenal Mempunyai jurus Mujarab Demi mengangkat semangat pemain. Menurut info dari para mantan pemain, kedua Instruktur tak sungkan bertukar pikiran dalam dialog dari hati ke hati, tanpa pihak ketiga, penterjemah.
Nah, kelemahan paling Esensial yang dimiliki oleh STY, ya di situ. Sekali Kembali, Bukan bermaksud menggusur dan mempengaruhi PSSI sang pemilik kebijakan tunggal, sebaiknya STY dikembalikan pada kontrak awal yakni memegang Tim nas U20.
Tahun 2019, Demi PSSI Lagi dipimpin Iwan Bule dan Prof Zainudin Amali Lagi menjabat Menpora, STY diputuskan di Manila, Demi Sea Games 2019. Kontraknya Demi tim nas U20.
Tetapi di tengah perjalanan, STY diminta Demi menangani Sekalian tim nas. Bukan hanya itu, STY juga diizinkan Demi mengambil pemain diaspora. Harus diakui, jejak STY sangat Berkualitas. Kalau boleh menilai 1-10, bagi saya STY sudah mencapai Nomor 7,5, artinya hasilnya Berkualitas dan sudah lulus ujian.
Tetapi, Demi tim nas senior, meski mayoritas pemain pilihannya, saya Menonton kendala besar dalam komunikasi. Paling menonjol Bahkan Demi berlaga. STY Bukan mudah memberi suntukan. Suka atau Bukan, Niscaya Terdapat perbedaan petunjuk langsung dari STY dan dari pihak ketiga.
Terdapat baiknya, Demi tim senior, PSSI mulai mencari alternatif. Karena lebih dari 70 persen pemain diaspora asal Belanda, carilah Instruktur asal negeri itu. Artinya, STY dinaikan menjadi direktur teknik atau apa pun namanya serta menangani tim nas U20.
Sebagai bangsa yang Mempunyai Sopan santun Berkualitas, rasanya kita Bukan boleh mencampakan STY begitu saja. Meski Korsel sendiri pernah memecat Jurgen Klinsmann Instruktur asal Jerman, menyusul kegagalan negeri asal STY di Piala Asia 2023.
Demi itu, melawan Arab Saudi adalah penentu lanjut atau tidaknya asa kita ke Piala Dunia 2026.
Sumber : Radio Elshinta