Menghentikan Keputusasaan

DUA peristiwa tragis terkait dengan percobaan bunuh diri satu keluarga yang terjadi pada Ketika Dekat berbarengan di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten dan di Kediri, Jawa Timur, kiranya tak cukup direspons hanya dengan mengelus dada atau sebatas kata prihatin. Sama sekali Enggak cukup.

Kejadian itu harus menjadi peringatan keras bagi negara dan masyarakat bahwa persoalan-persoalan yang dihadapi rakyat di akar rumput sudah sedemikian menggumpal lantaran beban kehidupan yang mesti mereka pikul semakin hari semakin berat. Fenomena yang sebetulnya bukan baru kali ini terjadi itu kian mengonfirmasi bahwa tangan-tangan negara yang Semestinya mengayomi, faktanya tak sepenuhnya Bisa menjangkau mereka.

Dugaan sementara, yang menjadi pemicu terjadinya dua kasus percobaan bunuh diri sekeluarga tersebut ialah jeratan pinjaman online atau pinjol. Artinya, Kalau dugaan itu kelak terbukti, akar masalah utamanya Niscaya tekanan ekonomi yang kian tak Bisa mereka tahan. Ketika Enggak Eksis jalan keluar lain Buat lepas dari impitan ekonomi, pinjol kerap menjadi pilihan.

Cek Artikel:  Tombok Berlipat Kereta Segera

Pinjol memang menjadi pemicu tindak percobaan bunuh diri tersebut. Bahkan sebelum dua peristiwa itu pun, kasus bunuh diri yang disebabkan oleh jeratan pinjol sudah banyak terjadi. Menurut data lembaga Center for Financial and Digital Literacy yang dirilis akhir 2023, jumlah orang yang meninggal bunuh diri akibat terjerat utang pinjol pada tahun itu mencatat Bilangan tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Akan tetapi, mestinya kita, negara dan masyarakat, tak boleh melokalisasi penyebab fenomena bunuh diri satu keluarga itu hanya berhenti di pinjol. Akar masalahnya yang harus digali, mengapa orang-orang itu Tamat harus mengambil pinjaman ke lembaga pemberi pinjol, bahkan ke pinjol ilegal?

Sekali Kembali, Kalau dirunut dengan saksama, permasalahannya Niscaya akan berpangkal pada sulitnya kondisi perekonomian para korban itu. Kebuntuan ekonomi itulah, ditambah dengan minimnya edukasi serta literasi terkait dengan keuangan dan digital, yang membawa mereka terjebak dalam jerat pinjol yang ujungnya mematikan.

Cek Artikel:  Ketidaknetralan kian Ugal-ugalan

Karena itu, Jernih negara tak boleh abai. Sudah terlalu banyak korban berjatuhan, bahkan anak-anak kecil tak berdosa pun ikut menanggung akibatnya. Harus Eksis intervensi negara Buat menyasar inti masalahnya, yakni soal tekanan ekonomi yang Membangun mereka harus terperangkap pinjol dan pada akhirnya memicu pilihan mengakhiri hidup, karena Rupanya pinjol juga bukan solusi, malah menambah berat beban mereka.

Pemerintah melalui Segala perangkat dan aparat tak boleh Tenang. Fenomena bunuh diri lantaran impitan ekonomi adalah cerminan dari keputusasaan masyarakat atas apa yang mereka hadapi. Kiranya juga sangat Enggak Layak apabila dalam keabaian mereka selama ini, pemerintah Malah kerap menciptakan kebijakan-kebijakan yang menambah beban masyarakat.

Entah kebetulan atau Enggak, dua peristiwa percobaan bunuh diri sekeluarga itu terjadi di waktu yang berdekatan dengan pengumuman Formal rencana pemerintah Meningkatkan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% mulai awal tahun depan. Boleh jadi sesungguhnya itu merupakan sinyal bagi pemerintah Buat Enggak memaksakan kebijakan yang berpotensi bakal menambah berat beban masyarakat.

Cek Artikel:  Jauhkan MK dari Konflik Kepentingan

Tetapi, sangat disayangkan, keputusan sudah diambil. PPN akan tetap dinaikkan meskipun Bunyi-Bunyi penolakan Lanjut bergaung kencang. Pun, penambahan bermacam pungutan lain yang diambil dari masyarakat Buat negara tampaknya tetap akan diberlakukan di waktu-waktu mendatang.

Sejujurnya kita jadi takut membayangkan situasi di tahun depan ketika yang ditawarkan pemerintah bukan solusi Buat meringankan beban rakyat, malah memunculkan beban-beban baru. Suka Enggak suka harus kita katakan, apa yang dilakukan pemerintah itu merupakan bentuk pengabaian negara atas fenomena bunuh diri karena Argumen ekonomi itu.

Kita tentu Enggak menginginkan peristiwa serupa dengan yang terjadi di Ciputat dan Kediri itu terulang. Tetapi, Kalau respons pemerintah Lanjut seperti itu, siapa yang Dapat menjamin hal tersebut Enggak terjadi Kembali? Negara semestinya menyetop keputusasaan masyarakat, bukan Malah memperparah keputusasaan.

 

Mungkin Anda Menyukai