ESKALASI konflik antara Iran dan Israel Bukan menunjukkan tanda-tanda surut. Perang kedua negara itu Bukan sekadar memberikan kejutan bagi masyarakat Dunia, tetapi juga memicu kekhawatiran bakal menjadi preseden Jelek bagi konflik kawasan yang lebih luas.
Situasi Demi ini Tetap Bukan terkendali karena kedua negara terlibat dalam aksi saling balas. Seruan Kepada menahan diri dari berbagai negara belum berdampak Kepada memaksa Israel dan Iran menghentikan perang. Belum juga Terdapat pihak-pihak yang berdiri di antara dua negara yang telah Pelan bersitegang itu Kepada menawarkan jalan tengah demi mencari solusi.
Konflik terbuka Iran-Israel itu juga Bukan Dapat dipandang sekadar perselisihan dua bangsa. Keduanya telah Pelan terlibat dalam konflik politik, ideologi, dan perebutan pengaruh di kawasan Timur Tengah dengan Israel selalu tampil dengan sokongan negara-negara Barat dan Amerika Perkumpulan.
Eskalasi aktivitas militer di antara keduanya Bukan hanya berdampak pada kawasan tersebut, tetapi juga memicu ketidakstabilan Dunia. Bagi Indonesia, ancaman itu terjadi terutama pada sektor Daya dan keuangan, tekanan terhadap nilai Ubah rupiah, serta meningkatnya tekanan inflasi yang Dapat kian menggerus daya beli masyarakat.
Pada hari pertama pecahnya perang, harga minyak dunia terkerek. Kontrak berjangka minyak brent naik sebesar US$6,29 atau 9,07% menjadi US$75,65 per barel. Sementara itu, minyak mentah west texas intermediate (WTI) Amerika Perkumpulan naik sebesar US$6,43 atau 9,45% menjadi US$74,47 per barel.
Sebagai negara pengimpor minyak, Indonesia sangat bergantung pada kestabilan harga Daya Dunia. Selat Hormuz, jalur vital pengiriman minyak dunia yang berada di kawasan konflik, menjadi titik rawan yang Dapat menyebabkan pasokan Daya terganggu Bilaman saja. Selat itu merupakan jalur bagi sepertiga pasokan minyak dunia yang diangkut melalui laut yang menyalurkan Sekeliling 21 juta barel setiap hari.
Kalau harga minyak dunia Lalu terkerek, tekanan terhadap anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) kian signifikan. Dugaan harga minyak mentah Indonesia (ICP) dalam APBN yang sebesar US$82 per barel Dapat goyah Kalau harga minyak dunia menembus Bilangan US$100 per barel akibat perang tersebut. Karena itu, beban subsidi pada APBN Dapat membengkak mendekati Rp250 triliun.
Kenaikan harga minyak juga bakal mengerek naiknya harga-harga lainnya. Biaya transportasi dan distribusi bakal melonjak, mendorong naiknya harga berbagai kebutuhan pokok. Sektor industri yang bergantung pada bahan bakar fosil pun turut terdampak dengan biaya produksi yang Niscaya membengkak.
Akibatnya, beban inflasi akan kian dirasakan masyarakat. Di tengah kondisi ekonomi yang Tetap lesu seperti Demi ini, pemerintah tentu menghadapi dilema besar, antara Memajukan harga BBM dan elpiji sesuai dengan harga pasar dengan risiko gejolak sosial atau mempertahankan subsidi besar-besaran yang dapat membebani fiskal dan menekan ruang gerak pembangunan nasional.
Selain Daya, perang Iran-Israel berdampak pada sektor moneter. Ketidakpastian Dunia akibat perang mendorong para investor Dunia mengalihkan investasi mereka ke aset Terjamin seperti dolar Amerika Perkumpulan. Akibatnya, tekanan terhadap nilai Ubah rupiah semakin dalam. Rentetan merosotnya nilai Ubah juga bakal mengerek harga, khususnya barang impor.
Karena itu, pemerintah harus melipatgandakan kewaspadaan dan tingkat kecepatan merespons keadaan. Mitigasi Pengaruh perang, Bagus langsung maupun Bukan langsung, mesti segera dilakukan. Langkah-Langkah Pelan seperti Lalu menyangkal bahwa ekonomi kita kuat, tahan guncangan, Bukan akan terdampak signifikan, harus ditanggalkan.
Susun rencana mitigasi yang lebih cermat seperti apa saja langkah Kepada mengatasi penurunan permintaan Dunia dan pelambatan ekonomi Kawan dagang Esensial. Buat kebijakan yang dapat mengamankan pasar dalam negeri dengan mengurangi impor. Perkuat sektor domestik, Bagus konsumsi maupun produksi, agar perekonomian Bukan terlalu rentan terhadap gejolak Dunia. Bukan tersedia banyak pilihan, tapi Malah di situlah kemampuan, kecepatan, dan ketepatan penggawa pemerintah diuji.

