Mengenang Ultah Bapaknya, Presiden Marcos Tetapkan Hari Libur Spesial

Mengenang Ultah Ayahnya, Presiden Marcos Tetapkan Hari Libur Spesial
Ferdinand Marcos Sr. melambaikan tangan saat terpilih sebagai presiden Filipina pada 1965 – Putranya, Bongbong (kedua dari kanan).(BBC)

PRESIDEN Filipina Ferdinand Marcos Jr. menetapkan tanggal 11 September 2024, hari ulang tahun ke-107 mendiang ayahnya, mantan Presiden Ferdinand Marcos Sr., sebagai hari libur khusus di Provinsi Ilocos Norte.

Presiden Marcos Jr. alias ‘Bongbong’, melalui Sekretaris Eksekutif Lucas Bersamin, mengeluarkan Proclamation 671, yang menyatakan hari ulang tahun ayahnya sebagai hari non-kerja di Ilocos Norte. Disebutkan, masyarakat daerah tersebut berhak untuk merayakan hari ulang tahun ayahnya.

“Sudah sepantasnya dan selayaknya masyarakat Provinsi Ilocos Norte diberi kesempatan penuh untuk berpartisipasi dalam perayaan dan menikmatinya,” ujar ‘Bongbong’ dalam proklamasinya seperti dilansir Manila Times, Rabu.

Baca juga : Luminor Hotel Metro Indah Bandung Rayakan Ulang Mengertin Pertama dengan Promo Spesial Staycation

Cek Artikel:  Masjid Pertama di Yokohama Jepang Segera Dibangun

Marcos Sr., yang lahir pada tanggal 11 September 1917, di Sarrat, Ilocos Norte, adalah Presiden ke-10 Filipina.

Ia memerintah negara tersebut selama lebih dari 20 tahun, yang selama itu, sebagian besar periode tersebut, negara Filipinan berada di bawah Darurat Militer.

Pada tahun 1972, ia mendirikan rezim otoriter yang memperbolehkannya tetap berkuasa hingga rezim tersebut dihapus pada 1981. Ia menggunakan hukum darurat militer sebagai alat untuk menekan oposisi.

Baca juga : Mazda Indonesia Jual 280 Unit di BCA Expoversary 2024

Ketidakpuasan publik atas pemerintahannya diwarnai pengaturan politik yang tidak baik, masalah kesehatan, pelanggaran HAM oleh pihak militer, dan korupsi yang merajalela. Di era ini terjadi kasus pembunuhan pemimpin oposisi Benigno Aquino, Jr., pada 1983.

Cek Artikel:  Trump Ingatkan Donatur Yahudi jika Harris Terpilih

Marcos akhirnya digulingkan dari jabatannya sebagai presiden dalam dalam aksi ‘People Power Revolution’ pada 1986. Ia dan istrinya, Imelda marcos, melarikan diri ke Hawaii, Amerika Perkumpulan.

Mantan presiden tersebut tinggal di Hawaii terus menerus selama tiga tahun hingga meninggalnya di Honolulu pada 29 September 1989. (D-3)

 

Mungkin Anda Menyukai