
KETERLAMBATAN dalam memberikan edukasi toilet training pada anak dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan sosial.
Selain memengaruhi anak, Akibat dari kurangnya kemampuan menggunakan toilet secara Sendiri juga dirasakan oleh lingkungan sekitarnya.
Apa Itu Toilet Training?
Toilet training adalah proses pembelajaran bagi anak agar dapat buang air secara Sendiri di toilet seperti orang dewasa.
Sebagai salah satu tahap Krusial dalam perkembangan anak menuju kemandirian, proses ini dilakukan sesuai dengan tahapan usia dan kesiapan anak agar hasilnya optimal.
Menurut Dokter Spesialis Anak dan Personil Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Meitha Pingkan Esther usia toddler adalah fase yang ideal Buat memulai toilet training.
“Pada usia toddler, Merukapan antara 12 hingga 36 bulan, anak akan lebih eksploratif terhadap lingkungan. Pada fase ini, mereka juga memasuki fase anal yang menjadi waktu Pas Buat memulai toilet training,” ujar dr. Meitha dalam Seminar Daring Media IDAI pada Selasa (24/12).
Usia Ideal Buat Memulai Toilet Training
Sebagian besar perkembangan fisiologis, kognitif, dan emosional yang mendukung toilet training terjadi antara usia 18 hingga 30 bulan. Tetapi, rata-rata anak tanpa autisme mulai dilatih toilet training pada usia Sekeliling 2 tahun 6 bulan.
Meski demikian, dr. Meitha menegaskan bahwa usia Enggak Bisa menjadi patokan Penting Buat memulai toilet training. Setiap anak Mempunyai kecepatan perkembangan yang berbeda, sehingga orang Uzur perlu menunggu tanda-tanda kesiapan tertentu pada anak.
“Walaupun anak sudah mencapai usia ideal Buat toilet training, tetapi Apabila tanda-tanda perkembangan belum terlihat, sebaiknya jangan memaksakan memulai proses ini,” tambahnya.
Toilet training bertujuan Buat melatih anak mengontrol buang air besar dan kecil di tempat yang sesuai. Selain itu, toilet training juga mengajarkan anak Langkah memakai celana kembali setelah buang air. Berikut adalah dua tujuan Penting dari toilet training:
-
Tercapainya Kontinensia: Anak Bisa mengenali sensasi eliminasi, seperti keinginan buang air besar atau kecil.
-
Penguasaan Perilaku Sendiri: Anak menguasai rangkaian perilaku yang diperlukan Begitu ke toilet, mulai dari mengenali sensasi buang air, menuju toilet, duduk, buang air, membersihkan diri, menyiram toilet, hingga mencuci tangan.
Waktu yang Pas Buat Memulai
Selain usia dan tahapan perkembangan, kondisi anak juga menjadi Unsur Krusial dalam memulai toilet training.
Meitha menyarankan Buat menghindari toilet training Begitu anak sedang sakit atau dalam situasi penuh tekanan, seperti baru pindah rumah, berganti daycare atau sekolah, atau ketika Eksis Personil keluarga baru.
“Proses toilet training sebaiknya dilakukan Begitu anak dalam kondisi Gembira dan nyaman sehingga mereka dapat belajar kemandirian dengan sukarela,” tutup Meitha.
Toilet training bukan sekadar mengajarkan anak buang air di tempat yang Pas, tetapi juga mendukung perkembangan kemandirian mereka secara keseluruhan.
Dengan memperhatikan kesiapan fisik, emosional, dan kondisi anak, orang Uzur dapat membantu anak menjalani proses toilet training dengan lebih mudah dan menyenangkan. Jangan lupa Buat selalu memberikan dukungan dan apresiasi selama proses ini berlangsung. (Z-10)

