Hari Vitiligo Sedunia diperingati setiap tanggal 25 Juni untuk meningkatkan pemahaman global tentang vitiligo, kondisi kulit yang mempengaruhi sekitar 1-2% populasi dunia.
Vitiligo menyebabkan kehilangan pigmen kulit, menciptakan bercak putih yang terkadang menimbulkan dampak sosial dan psikologis yang signifikan.
Definisi dan Gejala
Vitiligo adalah kondisi di mana kulit kehilangan kemampuan untuk menghasilkan melanin, pigmen yang memberikan warna pada kulit.
Baca juga : Ini Tips Perawatan Kulit Lansia yang Menderita Gangguan Ginjal
Hal ini menyebabkan munculnya bercak putih yang simetris pada area seperti wajah, tangan, kaki, dan area genital.
Menurut seorang spesialis Dermatologi Venereologi Estetika dari RS Pondok Indah Benny Nelson, mmeskipun penyebab pasti vitiligo belum diketahui, faktor-faktor yang diduga termasuk genetik, autoimun, stres fisik atau psikologis, serta paparan zat kimia atau sinar ultraviolet.
“Elemen genetik memiliki peran signifikan, dengan sekitar 15-20% pasien memiliki riwayat keluarga yang sama menderita vitiligo,” kata dia.
Baca juga : Selain untuk Kesehatan Mata, Wortel Juga Bermanfaat untuk Kulit Anda
Penaksiran vitiligo biasanya ditegakkan oleh dokter spesialis dermatologi berdasarkan bercak putih yang jelas sebagai tanda khasnya. Gejala lain termasuk poliosis (rambut berubah menjadi putih) dan fenomena Koebner, di mana vitiligo dapat muncul di bekas luka.
“Dampak psikologis vitiligo sangat signifikan. Meskipun bukan penyakit yang mengancam jiwa, stigma sosial sering membuat pasien merasa tidak nyaman dan kehilangan percaya diri. Dukungan emosional dan edukasi yang diberikan oleh dokter sangat penting untuk membantu pasien mengelola kondisi ini,” kata dia.
Pengobatan dan Tantangannya
Terdapat berbagai pilihan pengobatan untuk vitiligo tergantung pada jenis dan luasnya, termasuk terapi sinar, obat kortikosteroid, dan terapi target yang sedang dikembangkan untuk merangsang pertumbuhan melanosit.
Baca juga : 5 Metode Menghambat Penuaan Awal
Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa vitiligo saat ini tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, dan pengobatan harus dikelola secara teratur untuk mengurangi risiko munculnya bercak baru.
Benny, yang juga dikenal sebagai Nelson, menyerukan untuk menghapus stigma negatif terhadap vitiligo.
“Loyalp orang sedang berjuang dengan pertempuran mereka sendiri. Jadilah baik kepada semua orang dan hindari menyakiti siapapun. Penyakit bukan penentu dari siapa kita. Kasihi tubuhmu karena kamu indah!”
Dengan peringatan Hari Vitiligo Sedunia tahun ini, harapannya adalah masyarakat dapat lebih memahami dan mendukung mereka yang hidup dengan vitiligo. Hal ini diharapkan dapat mengurangi stres dan isolasi yang sering dialami oleh para penderita. (Z-10)