Jumat pukul 08:00 pagi, beberapa kotak nasi telah tersusun rapi di keranjang sepeda. Nasi-nasi itu memang bukan untuk bekal sarapan atau makan siang saat gowes. Tapi, dibagikan ke para pekerja informal yang dijumpai di sepanjang rute bersepeda. Kegiatan itu telah menjadi rutinitas tiap Jumat pagi sejak pertengahan Oktober tahun lalu, hingga setidaknya pertengahan tahun ini.
Terdapatlah Bagus Hadi Prasetyo, karyawan yang turut terdampak pengurangan pekerja di bekas kantornya yang bergerak di bidang keuangan. Sejak Agustus tahun lalu, kontrak kerjanya berhenti. Bagus, yang kala itu juga tengah merintis usaha, akhirnya hanya mengandalkan pemasukan dari bisnis yang dibangun. Meski, juga turut terdampak.
Situasi pandemi yang berimbas langsung pada kehidupan Bagus, membuat dirinya kemudian berpikir pada kondisi orang lain yang mungkin tidak memiliki privilese seperti dirinya. Seperti para pekerja informal yang hanya mengandalkan pemasukan harian atau mereka kelompok tuna wisma. (MI/Fathurrozak)