Mengapa Mengajari Anak Meminta Ampun Saja, Enggak Cukup

Mengapa Mengajari Anak Meminta Maaf Saja, tidak Cukup?
Anak-anak Krusial Buat memahami Maksud meminta Ampun agar Enggak mengulangi kesalahan dan mengerti Akibat perilaku pada orang lain.(Unsplash/ Charu Chaturvedi)

SUDAH sering kita mendengar tentang tiga ucapan atau perilaku yang Krusial ditanamkan kepada anak semenjak kecil. Itu adalah berterima kasih, meminta tolong, dan meminta Ampun.

 

Di antara ketiganya, meminta Ampun mungkin menjadi yang tersulit. Enggak hanya bagi anak, meminta Ampun pun juga sulit bagi orang dewasa, Karena itu juga berarti mengakui bahwa kita melakukan kesalahan.

 

Nyatanya, mengajari anak meminta Ampun saja belum cukup. Para Ahli parenting menyebutkan bahwa yang Enggak kalah Krusial adalah Membikin anak mengerti Buat bertanggung jawab atas kesalahannya, memperbaiki kesalahan itu, dan juga mengerti perasaan orang lain yang mendapat akibat dari kesalahan kita.

 

Tanpa pemahaman tentang hal-hal tersebut maka anak Bisa jadi sekadar mengucapkan Ampun di bibir. Akibatnya pula, ia Bisa saja Enggak mengerti tentang kesalahannya dan, sebabnya pula, dapat mengulangi di masa mendatang.

Cek Artikel:  Kontroversi Suplemen Minyak Ikan Apakah Saatnya Kepada Berhenti Mengonsumsinya

 

Melansir dari laman Parents, mengajari anak Ketika harus meminta Ampun dan bagaimana menebus kesalahan karena telah menyakiti atau mengecewakan seseorang merupakan proses bertahap. Artinya, orangtua Enggak Bisa berharap anak Bisa dengan Segera memahami dan terbiasa melakukannya. Meski begitu tetap saja, orangtua harus mengajari anak pentingnya memperbaiki kesalahan.

 

Lampau, bagaimana caranya? Berikut Langkah mengajarkan anak Ketika harus meminta Ampun dan bagaimana menebus kesalahan:

 

1. Usia 3 Tahun ke Dasar

Agar anak Bisa meminta Ampun dengan Ikhlas, anak harus menyadari bahwa dirinya telah melakukan sesuatu yang salah. Menurut Sherry Siman Maliken, seorang pendidik dari Maryland, AS, di usia ini, anak Tetap Terdapat dalam tahap “Diriku” yang berarti berfokus pada dirinya sendiri sehingga Enggak mempertimbangkan apa yang Cocok atau salah.

Cek Artikel:  Nuning Purwaningsih, dari Ide Usaha Gendongan ke Rekor MURI

 

Oleh Karena itu, orangtua dan guru perlu menunjukkan Ketika permintaan Ampun perlu dilakukan. Misalnya, pada anak-anak usia 1-2 tahun, orangtua Bisa berfokus pada menegakkan aturan yang telah ditetapkan. Dengan mempelajarinya, anak akan lebih mudah Buat memahami konsep Cocok dan salah.

 

2. Usia 3-5 Tahun

Anak berusia 3-5 tahun perku memahami mengapa Krusial Buat menunjukkan bahwa mereka menyesali perbuatannya dan meminta Ampun. Konsultan pengasuhan Sal Severe, Ph.D., mengatakan orangtua Bisa memberi penjelasan sederhana pada anak, seperti “Kita minta Ampun ketika kita melakukan sesuatu yang menyakiti atau mengganggu seseorang.”

Salain itu, orangtua juga perlu mengajarkan anak berempati dengan Langkah mengandaikan Apabila kondisi tersebut dialami sendiri oleh anak. Misalnya, “Rafi menangis karena gambarnya rusak. Coba bayangkan, bagaimana perasaan Anda kalau gambar Anda yang dirusak?”  Lampau, orangtua juga perlu memberi Langkah konkret Buat memperbaiki kesalahannya.

Cek Artikel:  Vaksinasi Ganda pada Anak, Perlukah Khawatir

 

3. Usia 5 Tahun ke Atas

Di usia ini, anak sudah Paham konsep Cocok dan salah, dan mulai Bisa memahami perasaan orang lain. Dr. Severe mengatakan Begitu sadar telah melakukan kesalahan, anak mungkin khawatir tentang apa yang dipikirkan orang lain tentang mereka. Selain itu, anak juga mencari Langkah Buat menebus kesalahannya.

Misalnya, seorang anak memecahkan kaca jendela rumah tetangga Begitu bermain bola misalnya, ia Bisa mengganti kerusakan itu dengan Doku tabungannya dan berjanji Buat bermain di tempat lain.

Apabila Terdapat anak yang belum Bisa mencari Langkah Buat menebus kesalahannya, orangtua Bisa membantu mengarahkan anak dalam menemukan Langkah terbaik Buat menebus kesalahannya. (M-1)

 

Mungkin Anda Menyukai