
PSEUDOSCIENCE, atau ilmu palsu, merujuk pada klaim, metode, atau praktik yang tidak berdasarkan pada prinsip ilmiah yang valid.
Meskipun jelas bahwa banyak teori pseudoscience tidak memiliki dasar yang kuat, banyak orang, termasuk mereka yang dianggap pintar, tetap mempercayainya.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Berikut adalah beberapa alasan yang menjelaskan fenomena ini.
Baca juga : 9 Kepribadianistik-ciri Makhluk Hidup Lengkap dengan Penjelasan dan Misalnyanya
Mahluk memiliki kecenderungan alami untuk mencari penjelasan mengenai fenomena yang tidak mereka pahami.
Dalam situasi di mana ilmu pengetahuan tidak memberikan jawaban yang memuaskan, pseudoscience sering menawarkan penjelasan yang sederhana dan langsung.
Ini membuat banyak orang merasa puas, meskipun penjelasannya tidak didukung oleh bukti yang valid.
Baca juga : Pengertian, Kepribadianistik, Kaidah Bahasa, dan 5 Misalnya Teks Eksposisi
2. Bias Kognitif
Bias konfirmasi adalah salah satu alasan utama mengapa orang percaya pada pseudoscience.
Individu cenderung mencari dan mengingat informasi yang mendukung keyakinan mereka sambil mengabaikan bukti yang bertentangan.
Hal ini menciptakan penguatan yang berkelanjutan terhadap pandangan yang tidak ilmiah.
Baca juga : Daftar Urutan Zodiak Paling Pintar tapi Malas untuk Belajar
3. Emosi dan Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi yang positif sering kali membuat orang merasa terhubung dengan praktik pseudoscience. Misalnya, seseorang mungkin merasa lebih baik setelah mengikuti terapi alternatif, meskipun tidak ada bukti ilmiah yang mendukung keefektifannya. Emosi yang kuat ini dapat mempengaruhi cara orang menilai dan menerima informasi.
4. Ketidakpercayaan pada Otoritas
Banyak orang memiliki skeptisisme terhadap institusi ilmiah dan pemerintah.
Ketidakpercayaan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk skandal, kesalahan di masa lalu, atau hanya ketidakpuasan terhadap cara informasi disampaikan.
Akibatnya, orang cenderung mencari alternatif dalam pseudoscience yang tampaknya lebih “dekat” dengan pengalaman mereka.
5. Kompleksitas Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan sering kali melibatkan konsep yang kompleks dan teknis, yang mungkin sulit dipahami oleh sebagian orang.
Sebaliknya, pseudoscience sering disajikan dengan cara yang lebih sederhana dan mudah dipahami, sehingga menarik bagi mereka yang tidak memiliki latar belakang ilmiah yang kuat.
6. Pengaruh Media Sosial
Di era informasi yang cepat seperti sekarang, media sosial dan influencer dapat dengan mudah menyebarkan informasi yang tidak akurat.
Banyak orang terpengaruh oleh konten yang viral dan mungkin tidak memeriksa kebenarannya. Ini membuat pseudoscience tampak lebih valid di mata masyarakat.
7. Sosialisasi dan Komunitas
Keterlibatan dalam kelompok atau komunitas yang mendukung pandangan tertentu juga bisa mempengaruhi keyakinan individu.
Ketika seseorang merasa terhubung dengan orang lain yang memiliki pandangan yang sama, mereka lebih cenderung untuk menerima dan mempercayai informasi tersebut, bahkan jika itu adalah pseudoscience.
Percaya pada pseudoscience adalah fenomena yang kompleks dan melibatkan berbagai faktor psikologis, sosial, dan emosional.
Demi mengatasi masalah ini, penting bagi kita untuk membangun literasi ilmiah dan kemampuan berpikir kritis di masyarakat.
Dengan cara ini, kita dapat membantu orang lebih bijaksana dalam menilai informasi yang mereka terima dan membuat keputusan berdasarkan bukti yang valid. (Z-10)