Meneropong Keberagaman Jawa Timur dari Pentas Kampanye

Meneropong Keberagaman Jawa Timur dari Panggung Kampanye
Salah satu cagub Jawa Timur berkampanye.(MI/Faishol Taselan)

JAM menunjukkan pukul 23:00. Jalanan di Surabaya, Jawa Timur (Jatim), terlihat Senyap. Hanya sesekali terlihat sepeda motor dan kendaraan pribadi melintas, akan tetapi jumlahnya Dapat dihitung dengan jari.

Di pertengahan malam itu, kendaraan pengawal pribadi (walpri) calon Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melintas dengan kecepatan sedang, menembus dinginnya malam. Dari radio panggil terdengar Senyap jaga jarak tetap Konsentrasi kata Meggy salah satu pengawal pribadi memberitahukan Seluruh rombongan yang ikut dalam satu rangkaian.

Lima kendaraan yang dikawal dengan tujuan Banyuwangi mengawal cagub melakukan kampanye di Area tersebut. Kecepatan digenjot agar Tamat Banyuwangi pagi hari.

“Tetap Konsentrasi ya, perjalanan kita jauh,” Kembali-Kembali Meggy mengingatkan Seluruh sopir yang ikut dalam rombongan tersebut. Pasuruan, Probolinggo, dan Situbondo, dilalui. Waktu menunjukkan pukul 04.00, ketika tiba di Posisi tujuan, Bumi Blambangan, Banyuwangi.

Raut Paras lelah dari seluruh tim kampanye calon gubernur terlihat. Mereka bergegas istirahat di salah satu hotel, sebelum berangkat ke titik pertama kampanye.

Baru beberapa menit istirahat, jadwal menanti. Rombongan harus kampanye di kawasan Ketapang, Banyuwangi. Mereka bergegas, perjalanan memakan waktu 30 menit. Ribuan relawan dari berbagai profesi, mulai buruh, aktivis hingga pedagang sudah menanti.

Cek Artikel:  Pilkada Kotak Hampa Rugikan Masyarakat

Calon Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berorasi. Berdialog dengan mereka yang hadir, mulai buruh, aktivis hingga pedagang. Mereka juga dari berbagai etnis dan Spesies seperti Spesies Osing yang ikut hadir dalam kampanye tersebut.

Satu jam berkampanye, pindah Kembali ke Pelabuhan Muncar Banyuwangi. Khofifah menemui para nelayan yang datang dari berbagai Area tangkapan ikan.

Tiga puluh menit kemudian pindah Kembali ke sebuah perusahaan pengalengan ikan. Di Posisi ini kembali menemui para pekerja dari berbagai usia, tumpah ruah.

Perjalanan panjang itu dilalui selama masa kampanye. Mulai dari banyuwangi, Jember, Lumajang, Pasuruan, Ponorogo, Kediri, Nganjuk, Ngawi, Madiun, Magetan, daerah di Madura, Tuban, Bojonegoro dan Lamongan.

Selama masa kampanye sudah Bukan terhitung Kembali berapa massa dan etnik yang ditemui oleh calon. “Begitu di Ponorogo Berjumpa dengan para seniman reog. Mereka juga menampilkan budaya yakni tari reog khas Ponorogo,” kata Sekretaris Tim Pemenangan Provinsi Ghofirin dalam sebuah perbincangan.

Begitu di kawasan Brondong, Lamongan Berjumpa dengan para nelayan, serta para santri di Pondok Pesantren Karangasem. Belum Kembali Begitu kampanye akbar selalu ditampilkan budaya khas Jatim.

Cek Artikel:  Bawaslu Dilarang Tebang Pilih, Apalagi Membiarkan Pelanggaran Paslon Demi Kampanye

Selama kampanye banyak sekali budaya yang ditampilkan sebagai upaya Kepada mengenalkan kepada masyarakat yang hadir di kampanye. Belum Kembali Kalau Berjumpa face to face dengan Spesies dan etnik di Jatim.

“Kami Betul Betul menyerap apa yang menjadi keinginan mereka. Mereka hadir dalam berbagai Spesies, budaya dan etnik. Selama ini kampanye Betul-Betul kita meneropong beragamnya budaya Jatim,” katanya.

Bebas kampanye

Kebebasan yang diberikan Komisi Pemilihan Lazim (KPU) Jatim dalam kampanye, memberi akses para calon bebas menemui siapapun yang dikehendaki. Ini sekaligus memberikan Kesempatan Menyaksikan dari dekat apa yang menjadi keinginan mereka, dari budayawan, pelukis, penari, pedagang, guru serta para santri.

“KPU Bukan membatasi pertemuan dengan siapapun selama kampanye, aturan jelasnya. Jadi, kami memberi kebebasan kepada setiap calon mengekspresikan keinginannya Kepada Berjumpa dengan siapapun,” kata Ketua KPU jatim Aang Kunaifi.

Mereka mau menemui buruh, guru, santri, nelayan, relawan termasuk dari Spesies dan etnik mana saja asalkan Bukan melanggar aturan yang sudah ditetapkan oleh KPU.

Cek Artikel:  Pilkada Ulang Diusulkan Maksimal satu Mengertin

KPU Jatim sudah menyusun tahapan secara Terang. Calon memanfaatkan tahapan kampanye itu dengan berinteraksi dengan pendukungnya dari berbagai etnik dan Spesies.

Pengamat Politik dari Universitas Airlangga, Hari Fitriyanto menilai Langkah KPU memberikan kebebasan bagi calon dalam berkampanye sangat efektif. Calon Dapat Menyaksikan dari dekat bagaimana keragaman Jawa Timur, seperti budaya, aspirasi, etnik dan sukunya. “Ini kesempatan yang bagus. Calon Dapat mengajak pemilih Kepada menyukseskan Pilkada, terlepas harus mencoblos yang bersangkutan,” kata Hari.

Para calon, menurut Hari, Dapat membuka ruang tanpa batas selama kampanye Kepada meyakinkan pemilihnya dari seluruh pendukungnya di Jatim dengan Langkah kampanye akbar atau face to face.

Calon akhirnya Dapat sangat paham bagaimana Jawa Timur yang sesungguhnya. Dapat memahami teritorial wilayahnya, budayanya serta kebiasan-kebiasaan pendukungnya. “Makanya butuh ekstra tenaga,” kata  Hari.

Butuh Kekuatan luar Lazim bagi calon Kepada Dapat menembus Seluruh lapisan masyarakat. Dia mencontohkan Khofifah, Emil, Luluk, Lukman, Risma dan Gus Hans, setiap hari harus melintasi berbagai Area daerah di Jatim.

Mereka mengajak pendukung Kepada memilihnya pada pencoblosan. Meraih simpati ke pendukung, meski harus menguras tenaga dan pikiran Kepada melenggang ke Gedung Negara Grahadi. (N-2)

Mungkin Anda Menyukai