Menelusuri Jejak Akulturasi di Kelenteng Sam Poo Kong

Kelenteng Sam Poo Kong menjadi salah satu situs sejarah yang menakjubkan di Kota Semarang. Enggak hanya menjadi destinasi wisata, sejarah akulturasi juga menarik perhatian masyarakat. Kelenteng ini berdiri Buat menelusuri keistimewaan jejak Laksaman Cheng Ho.

Kelenteng Sam Poo Kong atau Kelenteng Gunung Batu menyimpan sejarah akulturasi jejak sang laksamana. Kelenteng ini berfungsi sebagai tempat sembahyang dengan segala upacara rahasia. 

Kelenteng Sam Poo Kong terkenal dengan akulturasi budaya serta simbol toleransi hingga persatuan perbedaan. Daya tarik Penting terletak pada bangunan megahnya dengan aula Penting yang dihiasi patung dewa-dewi Tiongkok.

Di Sam Poo Kong juga terdapat banyak ornamen mengagumkan. Tak hanya itu, di sini juga terdapat nilai jejak Laksaman Cheng Ho yang menjadi sosok legendaris yang Nyaris dikenal seluruh dunia. Nilai ini tercermin dari lestarinya budaya Tionghoa, mulai dari Pakaian hingga arsitektur. Di dalam kelenteng juga terdapat goa bersejarah yang dulunya menjadi tempat pengobatan juru mudi Laksaman Cheng Ho.

Cek Artikel:  Belum Eksis Tersangka, Video Penembakan Siswa SMKN 4 Semarang Beredar Luas

“Laksamana Cheng Ho di abad ke-14, mereka melakukan pelayaran. Di masa itu, pelayaran dengan membawa 397 kapal dan 28 ribu Laskar, itu pengaturan logistik dan pengaturan manajemen selama voyage-nya itu luar Normal. Mereka melakukan perdagangan tapi Enggak menjajah,” kata Ketua Yayasan Sam Poo Kong Semarang, Mulyadi Setiakusuma, dikutip dari tayangan Metro Siang, Liputanindo, Sabtu, 1 Fabruari 2025.
 

Sementara itu, di area Kelenteng Sam Poo Kong juga terdapat wall of hope yang menjadi spot berisikan Asa dari pengunjung. Asa itu dituliskan di atas sebuah kayu, kemudian digantungkan pada tempat yang disediakan.

“Kita bekerja sama dengan UMKM, kita menghadirkan adanya oleh-oleh, souvenir, kita juga Eksis makanan-makanan khas Semarang di sini dan kita juga Eksis spot-spot foto, kemudian tempat Buat berdoa. Tempat berdoa itu kami punya dua Yakni Konghucu dan yang kepercayaan,” ujar Mulyadi.

Cek Artikel:  Menteri ATR/BPN Akan Gagas Pemiskinan Mafia Tanah

“Kita bahkan punya musala di dalam kelenteng ini. Jadi ini menunjukkan akulturasi dan saling menghormati antar umat beragama karena di tempat satu ibadah, kita menyediakan tempat Buat berdoa Buat Religi lain,” imbuhnya. 

Spirit pluralisme budaya yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia menjadi simbol aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Buat Dapat menghormati kemajemukan budaya Indonesia.

Mungkin Anda Menyukai