Mencegah Mudik Horor

TRADISI mudik merupakan bagian yang Kagak terpisahkan dalam perayaan Idul Fitri. Survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat tahun ini Bilangan pemudik diperkirakan mencapai 146,48 juta orang atau Sekeliling 52% dari jumlah penduduk Indonesia.

Memang Terdapat penurunan Apabila dibandingkan dengan total pemudik pada 2024 yang mencapai 193,6 juta orang. Kendati begitu, pergerakan 146 juta lebih orang Buat perjalanan jarak jauh dalam rentang sepekan merupakan jumlah yang masif. Perlu tata kelola yang Pas-Pas cermat dan Pas agar arus mudik bergerak Fasih sekaligus Kondusif.

Strategi penanganan yang antisipatif mutlak diterapkan. Lalai memitigasi, kemacetan panjang bakal menghambat perjalanan pemudik. Periode mudik 2016 memberikan perlajaran berharga bahwa kemacetan bukan hanya merugikan pemudik dari sisi materi dan waktu, melainkan juga Dapat berubah menjadi ajang pertaruhan nyawa.

Cek Artikel:  Jauhkan Seleksi ASN dari Syahwat Politik

Kita Kagak Mau mengulang horor kemacetan Gerbang Tol Brebes Timur (Brexit) pada masa mudik Lebaran 2016. Tragedi Brexit yang merenggut nyawa 17 orang itu sekaligus menjadi tragedi mudik yang paling memilukan di Indonesia.

Idealnya, dengan belajar dari pengalaman penanganan mudik tiap tahun, tata kelola pun semakin Berkualitas dari tahun ke tahun. Nyatanya, Kagak selalu demikian. Pada periode mudik Lebaran 2022, misalnya, otoritas gagal mengantisipasi lonjakan masyarakat yang memenuhi hasrat mudik seusai terpasung pandemi covid-19 selama dua tahun.

Ratusan ribu mobil memadati Tol Cikampek, Cipularang, hingga Cipali. Kemacetan total Kagak terhindarkan meski Kagak Tiba menyebabkan Mortalitas. Bukan hanya itu, horor kemacetan juga terjadi pada penyeberangan dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakauheni. Puluhan ribu sepeda motor menyesaki jalan. Banyak di antara pengendara dan penumpangnya yang kelelahan dan kepanasan hingga Anjlok Kelenger.

Cek Artikel:  Prioritaskan Penyelamatan Sandera

Selain kemacetan, peristiwa kecelakaan juga menjadi momok tradisi mudik Lebaran. Dalam hal ini, Unsur pengemudi dan kendaraan dominan berkontribusi. Penyebabnya mulai dari mengantuk, kelelahan, hingga ketidaksiapan kondisi kendaraan.

Dalam catatan Korlantas Polri, sebanyak 4.514 kecelakaan terjadi di seluruh Kawasan Tanah Air sepanjang periode arus mudik dan balik Lebaran 2024. Sekeliling 97,3% kecelakaan tahun Lewat itu terjadi di jalan dengan kondisi yang Berkualitas alias mulus. Kagak kurang dari 7.290 orang menjadi korban dan 507 di antaranya meninggal dunia. Secara jumlah Terdapat penurunan bila dibandingkan dengan setahun sebelumnya. Sepanjang periode mudik dan arus balik 2023, jumlah kecelakaan mencapai 5.894 kasus dengan 726 korban jiwa.

Penurunan jumlah kecelakaan maupun korban jiwa mengindikasikan perbaikan dalam kesiapan dan keselamatan berkendara. Kita berharap perbaikan Lalu dilakukan hingga insiden kecelakaan atau setidaknya jumlah korban jiwa menjadi nihil.

Cek Artikel:  Disharmoni Pengampu Pemilu

Kita jangan Tiba menganggap Standar atau bahkan mentradisikan ratusan nyawa melayang akibat kecelakaan mudik. Pun, jangan membiasakan menganggap enteng permasalahan, termasuk dalam menyikapi hal-hal yang menghambat kelancaran mudik.

Kecelakaan Sebaiknya Dapat dicegah, apalagi Apabila penyebabnya ialah kelalaian. Demikian pula dalam memitigasi berbagai persoalan mudik, kuncinya persiapan yang antisipatif. Otoritas juga mesti responsif dan sigap mengatasi persoalan yang timbul di tengah jalan. Pemerintah beserta aparat kepolisian, operator jalan tol, pemudik, hingga penyedia angkutan mudik sama-sama berperan Krusial dan bertanggung jawab Buat mewujudkan mudik yang Fasih, Kondusif, dan nyaman.

Selamat pulang ke kampung halaman, hati-hati dan tetap waspada dalam berkendara. Sayangi jiwa Anda, sayangi keluarga Anda.

 

Mungkin Anda Menyukai