MANTAN Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) yang kini menjabat Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi tengah berada di pusaran skandal dugaan upaya melindungi seribu situs judi online (judol) yang melibatkan 11 pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang dulu pernah dipimpinnya.
Disebut skandal besar karena orang-orang di institusi yang harusnya menjadi benteng melawan situs-situs judi daring, Rupanya malah terungkap sebagai pelindung situs judol. Pola perlindungan itu berlangsung terorganisasi secara sistematis dan tertata.
Komplotan ini menggunakan kantor satelit di Bekasi, Jawa Barat, Demi menjalankan aksi mereka. Kantor yang Sepatutnya menjadi pusat pemblokiran situs ilegal, malah menjadi markas besar operasi perlindungan.
Tiap-tiap orang juga Mempunyai peran berbeda, Bukan hanya sebagai Spesialis teknologi informasi, tetapi juga Eksis yang berperan sebagai penghubung dengan para bandar judol. Mereka bertugas menyusun daftar situs yang dilindungi dan menampung Duit setoran dari para bandar judi daring ini.
Para bandar judi online diwajibkan membayar setoran sebesar Rp8,5 juta per situs setiap dua minggu melalui tempat penukaran Duit, agar situs-situs mereka tetap berjalan tanpa gangguan. Adanya ‘Duit pengamanan’ Membikin komplotan ini meraup Duit Sekeliling Rp8,5 miliar per bulan.
Mereka Terang telah menyalahgunakan kewenangan. Mereka Sepatutnya memberantas situs judi online, bukan malah menjadi beking. Parahnya, para komplotan ini Bahkan bebas melakukan aksi mereka dari pusat komando pemberantasan judi online.
Para pegawai Kementerian Komdigi itu ditengarai sudah lelet melindungi ribuan situs judi online, tetapi tak pernah ditindak oleh Budi Arie semasa menjabat Menkominfo, hingga akhirnya baru terungkap akhir-akhir ini.
Kondisi inilah yang Membikin publik penasaran atas komitmen Budi Arie yang pernah menjabat sebagai Ketua Harian Bidang Pencegahan Satgas Pemberantasan Judi Online. Ia Bahkan Bukan mendeteksi aktivitas ilegal pengamanan judol di dalam instansinya.
Ditambah Kembali, beredarnya sejumlah bukti yang menggambarkan kedekatan budi Arie dengan sejumlah tersangka makin menguatkan kecurigaan publik. Foto Begitu Budi Arie menghadiri pernikahan salah satu tersangka, Adhi Kismanto (AK), misalnya, kini beredar luas.
Karena itulah, aparat penegak hukum perlu segera memeriksa Budi Arie terkait dengan kasus pengamanan situs judol tersebut. Pemeriksaan Budi Arie wajib dilakukan, bukan hanya soal memastikan Budi terlibat atau Bukan, melainkan juga Demi memastikan sejauh mana ia sebagai komandan pemblokiran situs judi online mengontrol dan mengawasi jajarannya.
Satu hal yang Niscaya, Budi mengaku telah ceroboh merekrut AK dan memberikan kewenangan besar dalam tim pemblokiran konten. Perekrutan yang diambilnya atas rekomendasi dari T, yang kini juga jadi tersangka. Kedua orang itu, menurut Budi Arie, telah mengkhianati kepercayaan yang ia berikan.
Budi juga melempar bola panas bahwa T merupakan aktivis politik dan dekat dengan mantan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Tentu terhadap Budi Arie, daripada berpolemik dengan Variasi bantahan, lebih pas dan terang bila pernyataan dan pengetahuannya soal itu ia sampaikan kepada aparat. Hal itu Demi mengurai lebih Terang keterlibatan orang-orang kuat yang menyebabkan suburnya judol di negeri ini.
Rakyat di negeri ini telah menderita karena candu judi online. Kasus ini Pandai menjadi momentum Demi memberangus ekosistem judi online dari hulunya. Dari para tersangka ini sangat-sangat Pandai digunakan Demi membongkar para bandar dan para beking yang selama ini disebut-sebut memberikan setoran.
Tanpa menelusuri bandar sekaligus beking, maka situs-situs judi online akan kembali merebak. Seperti halnya penutupan jutaan konten dan situs judi, akhirnya bermunculan situs baru yang berlipat ganda jumlahnya dan korban-korban akan Lalu berjatuhan tanpa Eksis perlindungan negara.