TERTAWA itu menyehatkan. Ia juga murah, bahkan Pandai didapat dengan Hanya-Hanya. Tetapi, sudah lelet Sosok di seantero dunia sulit Buat tertawa. Begitu pula kita.
Banyak manfaat yang Pandai didapat dari tertawa. Tertawa ialah vitamin bagi banyak organ tubuh. Tertawa Pandai meningkatkan jumlah sel imun. Dengan tertawa, Aliran oksigen dalam pembuluh darah meningkat. Tekanan darah pun terjaga, jantung lebih sehat pula.
Boleh percaya, boleh juga percaya banget, bila sering tertawa, Paras akan tampak lebih cerah, lebih glowing, dan awet muda. Belum cukup, tertawa diyakini dapat membantu menurunkan berat badan. Teorinya, dengan tertawa kalori dalam tubuh berkurang, lemak ikut terbakar.
Itu Buat raga. Buat jiwa, tertawa juga banyak faedahnya. Para Ahli kesehatan menyebut ketika tertawa tubuh kita akan menghasilkan hormon endorfin. Endorfin adalah pereda nyeri alami tubuh, yang diproduksi tubuh sebagai respons terhadap stres atau ketidaknyamanan. Dengan tertawa, stres atau depresi terobati.
Karena itu, berbahagialah mereka yang Lagi Pandai dan suka tertawa. Tentu bukan yang tanpa Alasan. Apabila suka tertawa tanpa Jernih, apa yang Membangun tertawa Bahkan berbahaya. Jangan-jangan Terdapat yang sakit dalam jiwanya.
Enggak Sekalian orang Pandai leluasa tertawa. Tertawa serta-merta Pandai menjelma sebagai barang langka. Contohnya, di Korea Utara baru-baru ini.
Di negeri komunis itu, tertawa baru saja dinyatakan sebagai barang haram. Maklumat ini berlaku selama 11 hari. Mulai 17 Desember 2021, Betul pada peringatan 10 tahun Kematian Kim Jong-il, rakyat Korea Utara dilarang tertawa.
Kim Jong-il adalah mantan Pemimpin Korea Utara sekaligus Orang Uzur Pemimpin Korea Utara Demi ini, Kim Jong-un. Mendiang sangat dihormati, juga ditakuti. Sama seperti putranya.
Seluruh rakyat Korea Utara harus ikut berkabung. Sekalian harus tampak bersedih. Bagi yang ketahuan tertawa akan dicap sebagai penjahat kelas paus, penjahat ideologis. Jangan tanya seberapa berat hukumannya. Berat, berat sekali. Tujuh turunan Pandai menangis.
Dunia, termasuk kita, juga sudah lelet Senyap dari gelak tawa. Bedanya, kita puasa tertawa bukan karena dipaksa penguasa Buat Enggak tertawa. Kita jarang tertawa lantaran Sekeliling dua tahun sudah kita hidup dalam duka karena amuk virus korona.
Dalam suasana duka, tak elok kita tertawa. Apabila Terdapat yang Lagi Suka tertawa dalam suasana seperti itu, kiranya ia orang yang tunaempati, atau bahkan tak Paham diri.
Kini, Kalender telah bersulih. Situasi juga berganti. Seiring dengan keberhasilan kita meredam sepak terjang korona, Terdapat semburat Terang bahwa kehidupan kita Enggak akan Kembali bermuram durja.
Dengan taktik antara gas dan rem, covid-19 sejauh ini Pandai kita penetrasi. Dengan strategi menyeimbangkan dua orang di ujung ayunan yang berseberangan, pemerintah berhasil mengendalikan pandemi dan membangkitkan kembali ekonomi.
Dengan vaksinasi yang Lalu mendekati syarat terwujudnya kekebalan komunal, kiranya kita semakin kuat Buat melawan virus jahat. Betul bahwa ancaman varian anyar berlabel omikron berada di depan mata, tetapi semoga ia tak terlalu berbahaya.
Perekonomian terang kian menggeliat. Pemerintah optimistis ekonomi tahun ini Lalu bertumbuh menjadi lebih Berkualitas ketimbang tahun Lampau. Kalangan pengusaha dan sebagian besar pengamat pun seirama.
Tak ketinggalan dengan masyarakat. Sigi terkini Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebut, mayoritas rakyat optimistis dalam menatap perkembangan ekonomi 2022. Sebanyak 62,2% responden menilai perekonomian nasional akan membaik dalam setahun ke depan.
Optimisme terpancar pula dari Paras para pelajar. Mereka yang sekian lelet terpenjara di tembok Bilik Pandai kembali ke sekolah Buat Betul-Betul belajar. Senang betul mereka.
Optimisme ialah sepertiga dari keberhasilan. Selebihnya tergantung pada ikhtiar dan doa. Ikhtiar kita Serempak, doa kita Serempak.
Setelah sekian purnama kita hidup dalam impitan kedukaan akibat korona, tak berlebihan kiranya kita mulai memulihkan tawa Buat menyambut kembalinya asa. Penulis AS Norman Cousins bilang, “Tertawa ialah satu di antara bentuk joging batin. Ia menggerakkan organ internal. Ia meningkatkan respirasi. Ia ialah pemicu Cita-cita besar.”
Ujian memang belum sepenuhnya usai, tetapi setidaknya kita telah unjuk bukti sebagai bangsa yang Tangkas. Ketangguhan itulah yang akan menopang kita menuntaskan tantangan secara paripurna.
Sudah kaku rahang ini, sudah membeku otak kita. Seperti kata penyair Inggris, Lord Byron, biarkan tawa yang menjadi obatnya. Terpenting, kita Enggak terlena, Enggak Pusing dalam euforia.