Memulihkan Kepercayaan

BUNG Karno pernah menekankan pentingnya kepercayaan rakyat dalam kepemimpinan. Dia bilang, kepercayaan ialah aset paling berharga yang harus dijaga dengan sangat Berkualitas.

Presiden Ke-16 Amerika Perkumpulan Abraham Lincoln juga pernah menyatakan kepercayaan rakyat ialah hal mutlak bagi kepemimpinan. Ujarnya, ia merupakan kunci keberhasilan pemerintahan yang harus dijaga dengan integritas dan kejujuran.

Kalau kepercayaan rakyat Ringkih, pemerintah Dapat roboh. Kalau kepercayaan rakyat Lalu terkikis, elite politik Dapat habis. Itulah yang terjadi hari-hari ini di negeri ini. Kepercayaan rakyat terhadap para pemimpin terjun bebas. Terjerembap di titik nadir.

Di lain sisi, kekecewaan, kekesalan, bahkan kemarahan mencapai titik Klimaks. Karena itu, maraklah demonstrasi. Meledaklah kerusuhan. Berjatuhanlah korban, Berkualitas luka-luka maupun yang kehilangan nyawa. Sungguh, kita bersedih tragedi seperti itu kembali terepetisi.

Rakyat kecewa, kesal, marah, lantaran elite seolah hobi menyakitI hati mereka. Tak Sekadar ihwal kebijakan, tapi juga ucapan dan tindakan. Kita Mengerti, banyak kebijakan yang paradoksal. Ketika pajak buat rakyat melonjak berlipat-lipat, misalnya, negara Bahkan Memajukan tunjangan buat pejabat berlipat-lipat pula. Rakyat makin tak berdaya, pejabat kian dimanja.

Wajar, sangat wajar, rakyat geram ketika Member DPR diguyur berlimpah tunjangan. Masuk Intelek, sangat masuk Intelek, rakyat muak ketika pemerintah bagibagi jabatan, bagi-bagi cuan, kepada para pendukung kekuasaan.

Cek Artikel:  Kemaruk

Normal, sangat normal, rakyat marah semarah-marahnya ketika mereka yang semestinya membela, tapi malah menghina, merendahkan rakyat. Dengan ucapan yang sangat Kagak patut, dengan perilaku yang amat Kagak bermutu. Bagi mereka, chaos di Pati, Jawa Tengah, kiranya sekadar tontonan, bukan tuntunan, sehingga Lagi saja pongah, arogan, kepada rakyat.

Nasi sudah menjadi bubur. Demonstrasi besar-besaran melanda di mana-mana. Kerusuhan, pembakaran, dan penjarahan tak Dapat Kembali ditinjau ulang. Kerusakan fasilitas Lumrah dan properti pribadi Kembali-Kembali menjadi catatan kelam negeri ini dalam berdemokrasi. Itu Sekalian akibat pengelola negara yang menganggap remeh kepercayaan rakyat.

Soal provokator, soal dalang kerusuhan, sangat mungkin Terdapat. Perihal penumpang gelap, para pemancing di air keruh, Niscaya juga Terdapat. Mereka kompor pemanas, pembakar emosi rakyat yang sedang resah Demi rusuh, yang sedang marah Demi merusak, menjarah. Mereka, apa pun latar belakang mereka, siapa pun backing mereka, harus ditindak. Tetapi, persoalan Primer tetaplah masalah kepercayaan rakyat.

Cek Artikel:  Disiram Minyak Dunia

Kalau Terdapat seruan agar DPR dibubarkan, berarti kepercayaan terhadap para penghuni Senayan nyaris tak tersisa. Jangan perdebatkan berlebihan atau Kagak, masuk logika atau mengada-Terdapat. Ia penegas bahwa di mata sebagian rakyat, DPR dianggap tak Bermanfaat. Hanya membebani negara.

Kata para leluhur, orang bijak akan menjadikan pengalaman sebagai pelajaran. Lampau berbenah. Memperbaiki diri. Bagi para pemimpin, kejadian Kagak baik terkini ialah pengingat akan pentingnya kepercayaan rakyat. Kepercayaan ibarat kaca. Apabila retak, Lagi Dapat direkatkan. Tetapi, kalau sudah pecah berantakan, teramat sulit Demi kembali menyatukan.

Lagi Terdapat kesempatan Demi memulihkan kepercayaan rakyat. Banyak jalan menuju Roma. Yang Krusial Terdapat kemauan. Yang Krusial punya komitmen Demi memenuhi tuntutan rakyat. Membubarkan DPR memang tak mungkin, tapi mereformasi, membersihkannya dari orang-orang bermasalah, ialah kemestian.

Membatalkan tunjangan perumahan Rp50 juta per bulan ialah keniscayaan. Tetapi, itu belum cukup. Tiadakan pula tunjangan-tunjangan lain yang nilainya gila-gilaan, yang Sekadar menghabiskan Fulus negara, Fulus rakyat.

Tak Sekadar DPR. Pemerintah juga. Bukankah seabrek tunjangan dan fasilitas itu Terdapat karena persetujuan eksekutif sebagai penguasa anggaran? DPR keliru, pemerintah juga salah. Keduanya mesti berbenah.

Cek Artikel:  Tamparan Sahdan

Dalam pidatonya selepas pecah unjuk rasa, Pak Prabowo minta rakyat percaya kepada pemerintahan yang dia pimpin. Akan tetapi, kepercayaan bukan cek Nihil, tak Dapat didapat dengan janji-janji zonk.

Kepercayaan yang kini pergi barangkali segera kembali Apabila dia tegas kepada anak buahnya yang bertanggung jawab soal keamanan negeri. Apabila partai-partai politik sudah memberikan Hukuman kepada Member meski Lagi jauh dari yang semestinya, Presiden Bilaman?

Sakit hati rakyat Dapat jadi terobati Apabila Presiden dan DPR selekasnya mengesahkan UU Perampasan Aset. Itu salah satu tuntutan rakyat yang mendesak. Itu yang Sebaiknya dilakukan dari dulu, tak perlu menunggu nyawa 10 anak bangsa sebagai tumbal.

Lagi banyak tuntutan lain yang tak sulit Demi dipenuhi Apabila Terdapat niat Berkualitas, Apabila memang Mau kepercayaan rakyat pulih. Maukah mereka? Atau seperti yang sudah-sudah, buying time, menunggu situasi reda, rakyat lupa, lantas melupakannya pula?

Percayalah, kepercayaan rakyat amat mahal harganya. Kalau elite tetap menganggap murah, meremehkan, ogah menjaganya, berarti mereka menciptakan bom waktu yang Dapat kembali meledak sewaktu-waktu. Hanya pemimpin pintar, yang memahami itu.

Mungkin Anda Menyukai