Memilih Bergabung Partai Politik, Akankah Kaum Milenial Beranjak dari Pesimisme

Memilih Bergabung Partai Politik, Akankah Kaum Milenial Beranjak dari Pesimisme?
Ilustrasi(MI/ Duta)

MEMILIH untuk bergabung dengan partai politik adalah keputusan yang sangat penting, terutama bagi kaum milenial yang merasa pesimis terhadap proses politik di negara ini. Kaum milenial merupakan generasi yang telah tumbuh dalam era teknologi dan informasi yang begitu cepat.

Baca juga: Jangan Jerumuskan TNI/Polri dalam Politik Praktis di Pilpres 2024

Mereka seringkali dilihat sebagai generasi yang skeptis terhadap politik, merasa bahwa partai politik tradisional tidak mewakili kepentingan dan nilai-nilai mereka. Tetapi, apakah bergabung dengan partai politik bisa menjadi cara bagi kaum milenial untuk “move on” dari pesimisme mereka?

Optimisme adalah sikap mental yang didasari oleh keyakinan bahwa masa depan akan membawa kemajuan, kesuksesan, dan perubahan positif. Anak muda seringkali menjadi pelopor sikap optimisme berhubung mereka memiliki semangat dan energi untuk mengatasi tantangan, meraih impian, dan membawa perubahan dalam masyarakat.

Baca juga: Merebut Momentum Demokrasi

Kaesang Pangarep adalah salah satu contoh anak muda yang telah memimpin gerakan optimisme di kalangan generasi muda Indonesia dengan memilih untuk bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Keputusan untuk bergabung dengan partai politik adalah langkah yang harus dipertimbangkan dengan serius oleh kaum milenial yang merasa pesimis terhadap politik.

Ini bukanlah pilihan yang tepat untuk semua orang, tetapi bagi mereka yang merasa bahwa mereka dapat membuat perbedaan melalui partai politik, ini bisa menjadi cara yang efektif untuk mengatasi pesimisme dan berperan dalam membentuk masa depan politik di negara ini.

Terlepas dari perdebatan tentang pengangkatan Kaesang sebagai Ketua Standar PSI, kita setidaknya telah diperlihatkan pada keadaan bahwa Kaesang adalah salah satu anak muda yang berani untuk terjun ke ranah politik dengan konsekuensinya yang besar. Ia tidak terpengaruh oleh skeptisisme atau rintangan yang mungkin ada dalam perjalanan mencapai impian-impiannya. Ini adalah sifat utama dari sikap optimisme.

Cek Artikel:  Cita-cita Merdeka Belajar Berkemajuan 2024

Kepemimpinan dalam perubahan sosial
Optimisme seringkali menjadi pendorong utama dalam menciptakan perubahan sosial. Kaesang telah aktif dalam berbagai inisiatif sosial, mulai dari pendidikan hingga lingkungan. Sikap optimisme yang dimilikinya memotivasi anak muda lainnya untuk menjadi pemimpin dalam perubahan sosial.

Mereka merasa bahwa mereka juga memiliki peran penting dalam menciptakan perubahan positif dalam masyarakat. Bergabung dengan partai politik juga dapat berdampak jangka panjang pada masa depan politik negara. Kaum milenial memiliki potensi untuk membentuk arah politik dengan menghadirkan pandangan dan aspirasi baru ke dalam politik.

Tetapi, ini juga berarti bahwa mereka harus bersedia untuk berkomitmen jangka panjang untuk perubahan yang mereka inginkan. Kesiapsediaan anak muda tersebut tentu harus diimbangi oleh optimisme yang tinggi, sebab dengannya anak-anak muda yang bergabung dengan politik akan termotivasi untuk berpikir kreatif dan inovatif.

Dalam kasus Kaesang, kita setidaknya telah melihat bahwa ia berpikir “out of the box” dan berani mengambil resiko. Anak muda yang optimis akan lebih cenderung mencari solusi baru untuk masalah-masalah yang dihadapi masyarakat, baik dalam bidang teknologi, seni, atau kewirausahaan.

Hari ini, kita melihat fakta bahwa anak muda seringkali dihadapkan pada masa depan yang penuh ketidakpastian, terutama dalam era globalisasi yang cepat berubah. Sikap optimisme membantu mereka melihat masa depan dengan mata yang lebih cerah dan yakin bahwa mereka dapat menghadapi tantangan apa pun yang muncul. Kaesang Pangarep memberikan contoh bahwa ketidakpastian tidak selalu harus menjadi hambatan, tetapi bisa menjadi peluang untuk pertumbuhan dan pengembangan.

Cek Artikel:  Hamas dan Kepemimpinan Yahya Sinwar

Optimisme seringkali dipadukan dengan semangat berbagi dan keberpihakan pada kebaikan. Kaesang telah terlibat dalam berbagai inisiatif sosial dan amal, dan ini mencerminkan bagaimana anak muda yang optimis juga merasa terdorong untuk memberi kembali kepada masyarakat. Semangat berbagi ini menciptakan lingkungan yang lebih baik di sekitar mereka dan memotivasi anak muda untuk berkontribusi pada kesejahteraan bersama.

Kecerdasan emosional
Keputusan untuk bergabung dengan partai politik juga merupakan langkah menuju keterlibatan politik yang lebih aktif. Hal ini dapat membantu kaum milenial untuk merasa bahwa mereka memiliki peran yang lebih signifikan dalam membentuk masa depan negara mereka.

Mereka dapat terlibat dalam kampanye politik, pemilihan umum, dan berbagai kegiatan lain yang memungkinkan mereka untuk berkontribusi secara langsung. Dengan alasan itu, optimisme tentu dapat menjadi modal penting untuk membantu anak muda yang mengambil keputusan bergabung dengan politik.

Argumen utamanya bertolak pada alasan bahwa optimisme melibatkan kecerdasan emosional, yaitu kemampuan untuk mengelola emosi, berempati, dan berkomunikasi dengan baik. Dengan kemampuan ini, anak muda yang memiliki sikap pesimis terhadap politik dapat mengatasi konflik, memahami perspektif orang lain, dan membangun hubungan yang sehat.

Selain itu, optimisme anak muda dalam aspek politik juga perlu untuk menciptakan lingkungan yang saling mendukung satu sama lain. Mereka harus mendukung satu sama lain dalam mengejar impian dan mencapai tujuan mereka. Ini menciptakan budaya kolaborasi dan dukungan yang sangat penting dalam mencapai kesuksesan.

Bergabung dengan partai politik juga dapat mengharuskan pengorbanan waktu dan energi yang signifikan. Kaum milenial yang sudah sibuk dengan pekerjaan, pendidikan, atau kehidupan pribadi mungkin merasa kesulitan untuk menemukan waktu untuk terlibat dalam aktivitas partai politik. Ini bisa menjadi hambatan yang perlu diatasi.

Cek Artikel:  Anak Emas, Kaitannya dengan Budaya dan Akibat yang Ditimbulkan

Pada sisi yang lain, optimisme juga membawa tanggung jawab sosial. Anak muda yang terlibat dalam politik praktis tidak boleh hanya mementingkan diri mereka sendiri, tetapi juga harus lebih mementingkan kepentingan masyarakat dan lingkungan sekitar mereka.

Anak muda yang optimis akan merayakan keragaman dalam masyarakat, bukan justru menolaknya. Mereka memahami bahwa keragaman budaya, agama, dan latar belakang adalah kekayaan, bukan ancaman. Kaesang sendiri telah menunjukkan sikap terbuka terhadap berbagai budaya dan pandangan, dan ini adalah sikap yang perlu ditanamkan dalam anak muda.

Sebagai pamungkas tulisan ini perlu ditekankan bahwa memilih bergabung dengan partai politik tidak hanya sekadar berpijak pada alasan untuk “gagah-gagahan”, melainkan berpacu pada alasan bahwa anak muda juga bisa memahami dan memengaruhi proses politik praktis di negara ini. Banyak kaum milenial yang merasa terputus dari politik karena merasa bahwa mereka tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam pengambilan keputusan politik.

Karenanya, mereka yang bergabung dengan partai politik tidaklah dapat disebut sepenuhnya benar dan juga tidak sepenuhnya keliru. Bagi mereka yang memilih bergabung, seperti Kaesang, maka secara tidak langsung telah membuka kesempatan bagi dirinya dan anak muda yang laun untuk menjadi bagian dari proses politik praktis dan memberikan suara mereka dalam kebijakan di negara ini.

Kesadaran dan keterlibatan politik dari kaum milenial dapat memiliki dampak besar pada pembentukan masa depan politik, dan jika dijalani dengan tekad, mereka bisa menjadi agen perubahan yang kuat dalam politik. (P-3)

 

Mungkin Anda Menyukai