Membalikkan Kepercayaan

PASAR keuangan dalam negeri terjerembap sepanjang Februari 2025 Lampau. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di perdagangan Bursa Dampak Indonesia (BEI) rontok ke level terendah sejak kejatuhan terakhir pada Demi pandemi covid-19. IHSG ambruk Sekeliling 8% selama Februari ke level 6.270,60 pada Jumat (28/2).

Kapitalisasi di pasar bursa juga Lanjut tergerus dan tinggal menyisakan Rp10.880 triliun pada akhir pekan Lampau. Pada pekan sebelumnya, kapitalisasi pasar bursa Lagi senilai Rp11.786 triliun. Sepanjang hari di akhir pekan kemarin, investor asing bahkan Tamat mencetak net sell sebesar Rp2,91 triliun.

Dengan banyaknya investor asing yang keluar, rupiah pun ikut terjungkal. Pada Jumat (28/2), pergerakan rupiah ditutup di level Rp16.596 per dolar Amerika Perkumpulan (AS). Bilangan itu Tak hanya anjlok 0,86% dari hari sebelumnya, tapi juga merupakan level terburuk rupiah sejak era reformasi. Indonesia terakhir mencatat kurs rupiah Rp16.650 per dolar AS pada 17 Juni 1998 silam.

Cek Artikel:  Spirit Damai Perayaan Natal

Betul bahwa melemahnya indeks saham di pasar dalam negeri ini salah satunya akibat terseret oleh pasar saham Dunia maupun regional yang Lanjut mengalami tekanan. Bursa di Asia sepanjang bulan Lampau terpantau berada di jalur merah. Indeks saham Jepang Nikkei N225, contohnya, ambruk 2,88%. Begitu pula bursa Hong Kong, Hang Seng, melemah 2,93% dan indeks Korea Selatan Kospi merosot 3,39%.

Tak salah pula bila Terdapat Elemen dari program ekonomi Presiden AS Donald Trump terutama dengan kebijakan tarifnya yang Lagi memanas serta kebijakan bank sentral AS, The Fed, yang menahan Spesies Kembang Buat waktu Lamban (higher for longer). Kedua Elemen itu Membikin investor cenderung ‘meninggalkan’ emerging market termasuk Indonesia.

Ketidakpastian Dunia, suka Tak suka, Lagi menjadi Elemen terkuat yang memengaruhi pasar domestik. Belum Kembali Terdapat keputusan Morgan Stanley yang menurunkan peringkat indeks MSCI Indonesia dari equal-weight menjadi underweight. Sekalian variabel itu saling berhimpun, yang pada akhirnya menyebabkan pergerakan saham dan rupiah lesu darah.

Cek Artikel:  Tafsir Mimpi Pak SBY

Tetapi, bila hanya Elemen-Elemen tadi, yang kebanyakan berasal dari eksternal yang menjadi penyebab, mengapa pasar Indonesia mengalami kejatuhan yang lebih dalam ketimbang negara-negara lain? Apakah koreksi yang terjadi atas indeks dan rupiah kita Lagi Pandai dikategorikan lumrah dan normal? Sejujurnya mesti kita katakan koreksinya sudah Tak sehat.

Dari sini kita Pandai berhipotesis bahwa Terdapat Elemen lain yang Membikin pasar finansial kita rontok hingga titik terendahnya belakangan ini. Kiranya, kondisi keterpurukan pasar saham dan rupiah Demi ini mesti menjadi alarm serius bahwa Terdapat yang mulai ragu-ragu terhadap sejumlah kebijakan yang Terdapat belakangan.

Tak berlebihan bila banyak Ahli menyebut bahwa problem Primer, selain soal ketidakpastian Dunia, yang mendorong kejatuhan bursa akhir-akhir ini ialah trust atau kepercayaan kepada pemerintah dengan kebijakan-kebijakan yang mereka buat. Investor ragu apakah kebijakan yang dirilis pemerintah Pandai menjadi katalis positif bagi perekonomian atau Bahkan sebaliknya, menambah risiko baru bagi stabilitas keuangan.

Cek Artikel:  Jauhkan Bansos dari Akrobat Politik

Pembentukan Badan Pembiayaan Investasi (BPI) Danantara, contohnya. Ia dibentuk Betul ketika bursa sedang berjuang menahan tekanan yang cukup berat. Danantara dengan Sekalian proyeksi positifnya, sejatinya diharapkan Pandai menjadi salah satu penahan tekanan itu. Tetapi, Cita-cita tersebut terkoreksi karena pasar Rupanya Lagi menyimpan keraguan terhadap efektivitas dan transparansi pengelolaan Danantara.

Kebijakan distribusi elpiji 3 kilogram yang sempat heboh tempo hari, juga tak Membikin investor nyaman Menyantap Indonesia. Ditambah dengan Lagi maraknya kasus korupsi, termasuk korupsi yang baru saja terkuak yang diduga dilakukan oleh petinggi anak perusahaan PT Pertamina, maka bukan perkara mudah Buat membalikkan kepercayaan pasar itu.

Bisnis keuangan adalah bisnis kepercayaan. Sedikit saja kepercayaan pelaku pasar terusik, pasar finansial Pandai seketika terguncang. Pemerintah semestinya Paham betul soal tersebut. Karena itu, segeralah cari jalan keluar Buat mengembalikan kepercayaan pasar sebelum pergerakan bursa dan rupiah kita terperosok lebih dalam. Jangan selalu menggerutu dengan menyebut Terdapat yang memainkan keadaan. Itu Tak bijak.

 

Mungkin Anda Menyukai