Memajukan Gagasan Bukan Perasaan

Memajukan Gagasan Bukan Perasaan
Endang Tirtana(Dok pribadi)

BANYAK yang menghardik, menghujat, meremehkan, dan menentang langkah Gibran Rakabuming Raka berduet dengan Prabowo Subianto untuk maju dalam Pilpres 2024. Inilah ujian pertama Gibran untuk memajukan kepemimpinan muda Indonesia.

Baca juga: Melawan Kegamangan Milenial

Apabila kita melihat ke belakang, upaya serupa juga pernah dirasakan Joko Widodo saat akan maju pada Pilpres 2014 silam. Eksis yang menyebutnya plonga-plongo hingga dicemooh capres boneka. Tapi semua itu terbantahkan.

Kepemimpinan Jokowi selama dua periode melaju cepat, pembangunan masif yang bermanfaat bagi rakyat terjadi hampir seantero negeri. Belum lagi laju pemerataan ekonomi dengan begitu banyak ujian global, mampu dihadapi.

Baca juga: TPN Ganjar-Mahfud Singgung Tanda-Tanda Represi Orde Baru

Cek Artikel:  Pohon Investasi untuk Bumi

Kembali ke Gibran, dia tidak peduli dengan kritik yang menghantamnya. Dia terus maju perlahan di tengah banyaknya dukungan dari masyarakat kepadanya. Gibran tak mendengar teriakan para pembenci, dia hanya mengutamakan kemajuan Indonesia.

Gibran sudah menghempaskan ego pribadinya semenjak memutuskan untuk menjadi seorang politisi. Dia yang berlatarbelakang sebagai pengusaha, sudah membuang jauh kepentingan pribadi dan menasbihkan dirinya untuk masyarakat. Mengabdi dan berbakti untuk Indonesia.

Baca juga: Mahfud MD: Kecurangan tidak Membawa Berkah

Sikap ini sudah nampak ketika Gibran lebih mengutamakan gen z dibandingkan dirinya sendiri kala disebut sebagai ‘anak ingusan’ oleh politikus senior PDIP Panda Nababan. Gibran hanya khawatir diksi-diksi keras tentang anak muda nantinya membuat Gen Z antipati dengan partai politik.

Cek Artikel:  Mengerami Kasus Korupsi sebagai Monster Politik Kekuasaan

Bahkan dengan sadar, Gibran membaca dan mempelajari bagaimana untuk bisa mengoptimalkan bonus demografi. Karena yang pasti, Gen Z sudah tidak mungkin lagi diperlakukan sama dengan cara yang biasanya dilakukan. Inilah pentingnya memberikan ruang bagi pemimpin muda untuk menggiring generasinya guna membawa Indonesia Emas.

Inilah nalar seorang pemimpin yang mementingkan kepentingan generasi selanjutnya, bukan hanya kaku pada norma tidak jelas. Gibran jelas mendapatkan mentor langsung dari Jokowi soal kepemimpinan. Di mana pada masa kepemimpinan Jokowi terus melakukan gebrakan infrastruktur yang ternyata menjadi kunci wujudkan pemerataan ekonomi.

Kecintaan Gibran dan Jokowi kepada kemajuan indonesia bukan drama, tak pula memajukan perasaan, tapi telah dan akan membuktikan ide dan gagasannya mewujud dalam program kebangsaan.

Cek Artikel:  Gastronomi Indonesia, Rasa yang Menciptakan Sehat

Persis seperti yang disampaikan Presiden Jokowi baru-baru ini, bahwa demokrasi yang ingin diwujudkan adalah demokrasi yang membangun, yang menghasilkan solusi terhadap masalah-masalah bangsa, yang menghasilkan strategi-strategi untuk kemajuan bangsa dan pertarungan demokrasi seharusnya diisi dengan kompetisi adu gagasan, bukan adu perasaan.

Karena itu, Gibran dan Jokowi menyatu padu tak peduli hujatan dan ejekan, mereka tetap bekerja dan berbuat yang terbaik untuk rakyat.

Mungkin Anda Menyukai