
Terdapat 38,4 juta (33,9 juta-43,8 juta) orang di dunia yang hidup dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) tahun 2021, menurut United Nations Programme on HIV and AIDS, atau UNAIDS.
Di Indonesia, menurut Kementerian Kesehatan, diprediksi Terdapat 515.455 orang yang menderita HIV/AIDS hingga September 2023. Tetapi, diperkirakan Terdapat 100.000 orang yang belum dapat terdeteksi.
HIV, virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang dapat menyebabkan Acquired Immuno-Deficiency Syndrome (AIDS). AIDS adalah sekumpulan gejala dan tanda infeksi yang berhubungan dengan penurunan sistem kekebalan tubuh yang didapat karena infeksi HIV.
Seseorang yang melakukan pemeriksaan HIV dapat Mempunyai hasil reaktif (positif), non-reaktif (negatif), maupun indeterminate (Bukan dapat ditentukan). Demi orang yang mendapatkan hasil indeterminate atau hasil negatif tetapi Mempunyai Unsur risiko HIV, sebaiknya melakukan pemeriksaan ulang dengan mengikuti jadwal window period.
Apa itu window period?
Window period, atau periode jendela, adalah istilah waktu antara seseorang terinfeksi HIV dan Demi virus tersebut dapat terdeteksi melalui tes HIV.
Selama periode ini, seseorang yang terinfeksi HIV mungkin Tetap menunjukkan hasil negatif pada tes HIV. Pasalnya tubuh belum menghasilkan cukup antibodi atau antigen HIV Demi terdeteksi.
Periode ini Bukan dapat diprediksi dengan Niscaya. Setiap orang Dapat Mempunyai durasi yang berbeda tergantung pada Unsur individu, seperti sistem kekebalan tubuh dan jenis tes yang digunakan. Biasanya, periode ini berlangsung antara 2 hingga 12 minggu setelah infeksi.
Oleh karena itu, Kalau seseorang terpapar HIV atau berisiko tertular, sangat diperlukan Demi menunggu setidaknya 12 minggu setelah paparan sebelum melakukan tes HIV agar hasil yang didapat lebih Seksama.
Setiap tes dirancang Demi mendeteksi elemen yang berbeda dari virus HIV, seperti antibodi, antigen, atau materi genetik (RNA/DNA), yang mempengaruhi durasi periode jendela tersebut.
Tes antibodi/antigen (Ab/Ag) generasi ke-4:
Mempunyai periode jendela Sekeliling 45 hari Demi mendeteksi 99% sampel. Tes ini mendeteksi antibodi dan antigen p24, memberikan hasil yang lebih Segera dan sensitif dibandingkan tes generasi sebelumnya.
Tes antibodi generasi ke-3 (hanya tes antibodi):
Mempunyai periode jendela Sekeliling 60 hari Demi mendeteksi 99% sampel. Tes ini hanya mendeteksi antibodi HIV yang diproduksi tubuh setelah terinfeksi.
Tes point of care (self-sampling, self-testing, dan rapid test):
Mempunyai periode jendela Sekeliling 90 hari Demi mendeteksi 99% sampel. Tes ini dapat dilakukan di rumah atau fasilitas yang Bukan memerlukan laboratorium, tetapi membutuhkan waktu lebih Pelan Demi hasil yang Seksama.
Window Period Sampe AIDS
- Fase I (Periode Jendela): Tubuh sudah terinfeksi HIV, tetapi antibodi anti-HIV belum terdeteksi. Seseorang dalam fase ini sangat infeksius dan Dapat menularkan HIV. Gejala awal mirip flu, berlangsung Sekeliling 2 minggu hingga 3 bulan.
- Fase II (Masa Laten): Gejala ringan atau tanpa gejala (asimtomatik). Viral load menurun dan CD4 berangsur menurun. Pada fase ini, orang yang terinfeksi Tetap Dapat menularkan HIV. Masa tanpa gejala Dapat berlangsung 2-3 tahun, sedangkan dengan gejala ringan Dapat berlangsung 5-8 tahun.
- Fase III (Masa AIDS): Fase terminal dengan kekebalan tubuh yang sangat menurun. Viral load tinggi dan CD4 sangat rendah, menyebabkan infeksi oportunistik seperti TBC, herpes zoster, kandidiasis Berkaitan dengan mulut, dan infeksi lainnya.
(kemkes/Centers for Disease Control and Prevention/base.info/National Institutes of Health/Z-3)