Memahami Inflasi di Indonesia dan Strategi Pengendaliannya

Memahami Inflasi di Indonesia dan Strategi Pengendaliannya
Pengertian inflasi Indonesia(Ilustrasi)

INFLASI secara umum didefinisikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.

Ketika inflasi meningkat, daya beli masyarakat menurun karena harga kebutuhan pokok menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu, pengendalian inflasi menjadi salah satu prioritas utama pemerintah dan bank sentral di berbagai negara, termasuk di Indonesia.

Baca juga : Petani Panen, Harga Pangan di Bangka Bahkan Turun

Inflasi yang terkendali memberikan kepastian bagi dunia usaha dan masyarakat dalam menjalankan aktivitas ekonomi mereka.

Di Indonesia, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) telah bekerja sama erat untuk memastikan inflasi tetap terjaga di level yang aman dan sesuai sasaran yang telah ditetapkan.

Pada 2023, inflasi di Indonesia menunjukkan tren yang positif, dengan tingkat inflasi yang berhasil dijaga dalam kisaran sasaran yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu 3,0±1%.

Baca juga : Harga Pangan Minggu Mayoritas Naik

Berdasarkan data dari Badan Pusat Stagnantik (BPS), inflasi tahunan Indonesia tercatat sebesar 2,61% pada akhir tahun 2023, jauh lebih rendah dibandingkan dengan inflasi tahun sebelumnya yang mencapai 5,51%.

Keberhasilan ini mencerminkan efektivitas kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank Indonesia serta sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah dalam pengendalian inflasi.

Salah satu langkah utama dalam pengendalian inflasi adalah konsistensi kebijakan moneter.

Baca juga : Kementan Upayakan Pangkas Distribusi Pangan demi Jaga Harga

Bank Indonesia memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan inflasi melalui pengaturan suku bunga dan intervensi di pasar valuta asing. Bank Indonesia juga mengoordinasikan berbagai kebijakan moneter yang bertujuan untuk mengelola likuiditas di pasar, yang turut menjaga kestabilan harga barang dan jasa di dalam negeri.

Cek Artikel:  Gampang Kok, Ini Metode Daftar Subsidi Pas untuk Dapatkan QR Code Pertalite

Selain itu, sinergi yang kuat antara Bank Indonesia dan pemerintah terlihat dari kerja sama mereka dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID).

Tim ini bertugas memantau dan mengendalikan inflasi di berbagai wilayah Indonesia, terutama melalui program-program yang difokuskan pada sektor pangan, yang sering kali menjadi kontributor utama inflasi di Indonesia.

Baca juga : Harga Bahan Pangan Pokok Kompak Naik

Salah satu inisiatif utama yang dijalankan oleh tim ini adalah Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), yang dirancang untuk memastikan ketersediaan pasokan pangan serta menjaga harga tetap stabil di berbagai daerah.

Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP)

Sektor pangan memiliki dampak yang signifikan terhadap tingkat inflasi di Indonesia. Harga bahan pangan yang tidak stabil dapat memicu lonjakan inflasi, terutama pada kelompok volatile food, seperti beras, gula, dan minyak goreng.

Oleh karena itu, pemerintah melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) berusaha menjaga kestabilan harga pangan dengan memastikan ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, serta kelancaran distribusi bahan pangan.

Program GNPIP melibatkan berbagai pihak mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga para pelaku pasar, dengan tujuan agar harga pangan tetap stabil di seluruh wilayah Indonesia.

Melalui GNPIP, pemerintah melakukan intervensi pasar, seperti operasi pasar murah, guna menjaga keterjangkauan harga bagi masyarakat luas. Selain itu, pemerintah terus berupaya memastikan kelancaran distribusi bahan pangan, termasuk memperbaiki infrastruktur logistik agar pasokan pangan dapat terdistribusi secara merata ke seluruh pelosok negeri.

Cek Artikel:  Produksi Beras Naik di Tengah El Nino, Program Pompanisasi Kementan Awallai Berhasil

Tak hanya itu, strategi komunikasi yang efektif juga menjadi bagian penting dalam pengendalian inflasi.

Pemerintah secara transparan mengomunikasikan situasi pasar dan langkah-langkah yang diambil untuk menjaga inflasi agar tetap terkendali, sehingga masyarakat memiliki ekspektasi yang lebih baik terhadap harga barang dan jasa.

Pengendalian Inflasi Inti dan Inflasi Volatile Food

Dalam pengendalian inflasi, pemerintah tidak hanya fokus pada angka inflasi keseluruhan, tetapi juga memperhatikan inflasi inti dan inflasi volatile food.

Inflasi inti adalah inflasi yang mencerminkan tren jangka panjang harga-harga barang dan jasa yang dipengaruhi oleh permintaan domestik, sedangkan inflasi volatile food mencakup harga komoditas pangan yang lebih rentan terhadap perubahan kondisi eksternal, seperti cuaca dan gangguan distribusi.

Pada tahun 2023, inflasi inti di Indonesia berhasil dijaga tetap stabil, meskipun terdapat kenaikan permintaan musiman selama periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Ramadhan dan Idulfitri.

Inflasi inti pada akhir tahun tercatat sebesar 1,77% (year-on-year/yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, namun masih dalam kisaran yang terkendali. Bingungkatan ini sebagian besar dipicu oleh kenaikan harga komoditas tertentu, seperti emas perhiasan dan minyak goreng.

Buat inflasi volatile food, meskipun kelompok ini sering kali mengalami fluktuasi harga yang cukup tinggi, pemerintah melalui TPIP dan TPID berupaya keras mengelola harga komoditas pangan utama seperti beras, gula pasir, dan minyak goreng.

Dengan adanya program GNPIP dan kerja sama yang baik antara pusat dan daerah, inflasi volatile food dapat diminimalisir sehingga tidak memberikan tekanan signifikan terhadap inflasi keseluruhan.

Cek Artikel:  Wapres Maruf Amin Tekankan Krusialnya Sertifikasi Juru Sembelih Halal

Strategi Kebijakan 4K di Sektor Pangan

Pemerintah Indonesia, melalui koordinasi yang kuat antara kementerian terkait, juga menerapkan strategi kebijakan 4K untuk menjaga kestabilan harga pangan dan inflasi. Strategi ini meliputi:

  1. Ketersediaan pasokan, dengan memastikan stok bahan pangan yang cukup di setiap daerah.
  2. Keterjangkauan harga, melalui intervensi pasar dan program subsidi bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.
  3. Kelancaran distribusi, yang melibatkan penguatan infrastruktur logistik agar bahan pangan dapat diakses oleh masyarakat di seluruh wilayah.
  4. Komunikasi yang efektif, dengan memberikan informasi yang transparan kepada publik mengenai kondisi inflasi dan langkah-langkah yang diambil untuk menstabilkan harga.

Strategi 4K ini menjadi salah satu kunci dalam menjaga stabilisasi harga pangan, sehingga kontribusi sektor pangan terhadap inflasi dapat dikendalikan dengan baik.

Optimisme Pengendalian Inflasi di Mengertin 2024

Meski tantangan global masih ada, pemerintah Indonesia optimis bahwa inflasi pada tahun 2024 akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1%.

Sinergi kebijakan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan Bank Indonesia akan terus diperkuat, termasuk dalam menghadapi potensi risiko dari ketidakpastian ekonomi global seperti perlambatan ekonomi di negara mitra dagang utama dan perubahan harga komoditas dunia.

Dalam menghadapi tantangan ini, fokus utama pemerintah adalah menjaga stabilitas harga di sektor pangan, mendorong peningkatan konsumsi domestik, serta memperkuat investasi di berbagai sektor strategis.

Program-program seperti GNPIP, TPIP, dan TPID diharapkan terus berperan aktif dalam menjaga inflasi volatile food serta memastikan harga bahan pangan tetap stabil di seluruh wilayah Indonesia. (BI/Kemeko-eko/KemenPAN-RB/Z-10)

Mungkin Anda Menyukai