Melonjak Jadi 146 Kasus DBD di Pacitan, Dinkes Ajak Masyarakat Gencarkan PSN

Melonjak Jadi 146 Kasus DBD di Pacitan, Dinkes Ajak Masyarakat Gencarkan PSN
Petugas dari Dinas Kesehatan melakukan pengasapan (fogging) di Kelurahan Bawang, Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (7/1/2025)(ANTARA/Prasetia Fauzani)

KASUS  demam berdarah dengue (DBD) di Pacitan melonjak tajam pada awal tahun 2025 ini. Hingga Selasa (21/1), dinas kesehatan (dinkes) setempat mencatat total 146 kasus. Kecamatan Pacitan (kota) menjadi Daerah dengan jumlah kasus terbanyak.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pacitan Nur Farida, pihaknya telah berupaya maksimal menekan Nomor kasus DBD.

Upaya pencegahan dilakukan melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) merata di 12 kecamatan. Termasuk desa-desa terdampak.

‘’PSN harus dilakukan secara berkesinambungan dan melibatkan masyarakat. Kami mengaitkan peningkatan kasus dengan intensitas upaya pemberantasan. Pada minggu pertama Januari, tercatat 27 dan 88 kasus, Lampau bertambah 36 kasus pada minggu kedua,’’ kata dia dalam keterangan Formal.

Cek Artikel:  Sebut Pimpinan KPK Rawan Diintervensi Penguasa, Benny ke Capim KPK Setyo: Berani Tolak atau Enggak?

Meski belum menargetkan Kosong kasus, mereka berusaha meminimalkan risiko tinggi hingga Mortalitas akibat DBD.

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina. Kedua jenis nyamuk vektor Primer penyebab DBD, cenderung berkembang biak di tempat Rapi dengan genangan air, seperti botol bekas atau potongan bambu.

‘’Nyamuk ini Kagak hanya Terdapat di Sekeliling rumah, tetapi juga di lapangan sepak bola atau bekas tebangan bambu yang menyisakan air. Kami Lalu memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi sarang nyamuk,’’ sambungnya.

Cek Artikel:  Polres Morowali Sita 95 Paket Sabu Siap Edar

Berdasarkan pemantauan dinkes, DBD banyak menyerang Golongan usia produktif, meskipun anak-anak juga menjadi perhatian Spesifik.

‘’Anak-anak biasanya tidur lebih awal, Sekeliling pukul 21.00, sehingga orang Uzur lebih mudah memberi perlindungan seperti memasang kelambu atau menggunakan obat nyamuk,’’ ujarnya.

Dinkes Pacitan berharap masyarakat lebih Acuh dengan kebersihan lingkungan Buat mencegah penyebaran kasus DBD di Pacitan dengan memberikan edukasi dan sosialisasi. (H-2)

Mungkin Anda Menyukai