TIGA pimpinan partai politik, Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto, dan Puan Maharani, Bersua di Istana Negara. Itu terjadi Rabu (17/11), Ketika Upacara pelantikan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Pertemuan berlangsung di salah satu ruang VVIP. Tak Eksis di situ Presiden Jokowi. Apa yang mereka bicarakan? Kata Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, pertemuan itu membahas seputar politik kebangsaan dan berbagai dinamika politik nasional.
Pertemuan itu dikritik Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng. Katanya, Istana Negara Bukan boleh dijadikan sebagai tempat pertemuan politik kepartaian. Dia heran pertemuan yang mengagendakan politik itu Pandai terjadi di Istana Negara, tanpa Eksis Presiden Jokowi.
“Bagaimana mungkin Eksis orang-orang yang bukan presiden menjabat, melakukan pertemuan politik kepartaian di Istana Presiden. Presiden saja Bukan Layak melakukannya. Apakah sudah mendapat izin Presiden?”
Pernyataan Andi itu disertai pula dengan sebuah Komparasi bahwa di masa Presiden SBY, Istana Kepresidenan Bukan pernah digunakan Kepada pertemuan politik dengan pimpinan partai.
Bunyi Andi Mallarangeng itu Terang mengekspresikan Bunyi partai oposisi. Akhir-akhir ini Partai Demokrat bersuara lebih keras terhadap Istana, khsususnya ditujukan kepada Kepala Staf Presiden Moeldoko yang oleh kongres luar Normal partai itu dipilih sebagai ketua Lazim menggantikan AHY, tetapi Bukan disahkan Kemenkum dan HAM.
Pertemuan Mega, Prabowo, dan Puan di Istana itu dibahasakan sebagai ‘kebetulan’. Kebetulan karena mereka hadir di acara pelantikan Panglima TNI. Bukan pertemuan yang direncanakan, yang diagendakan. Kebetulan Bersua sekalipun, kiranya apakah yang akan dibicarakan bila Ketua Lazim PDI Perjuangan dan Ketua DPR RI dari partai yang sama Bersua dengan Ketua Lazim Partai Gerindra yang juga berkedudukan sebagai menteri? Apakah yang akan dibicarakan mengingat kedua partai politik itu pernah bergabung Kepada mengusung Kekasih capres Megawati dan cawapres Prabowo pada Pilpres 2009?
Betapa pun enaknya nasi goreng masakan Ibu Megawati dua tahun yang Lewat, yang bikin ngiler Prabowo ketika dijamu di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta, Rabu (24/7/2019), rasanya pertemuan yang ‘kebetulan’ di Istana itu Bukan dipakai Kepada mengenang nikmatnya nasi goreng masakan Ibu Megawati. Sekalipun Bersua secara kebetulan, kiranya tak bijak Kepada dilewatkan begitu saja atau semata diisi dengan perbincangan basa-basi.
Ekonomis saya, tiga tokoh nasional itu bukan tokoh yang suka berbasa-basi. Tengah pula bukankah di ruang publik sedang hangat diperbincangkan hasil survei mengenai calon presiden 2024? Bukankah Eksis yang telah mendeklarasikan Kekasih Prabowo dan Puan?
Pandemi Nyaris dua tahun Membikin para pemimpin partai politik terhalang Kepada Bersua lebih dekat dan lebih kerap. Adalah kesempatan langka bila Pandai Bersua, kebetulan sekalipun. Kenapa Bukan dimanfaatkan Kepada bicara serius urusan negara? Apa yang salah bila dalam pertemuan kebetulan itu terjadi ‘percakapan awal’ yang singkat dan padat Kepada perkara-perkara besar seperti pilpres yang tentu memerlukan ‘percakapan lanjutan’ yang panjang dan solid?
Bagi partai politik yang telah Mempunyai ‘gambaran’ tentang sosok capres/cawapres, tentu lebih Berkualitas bila koalisi dapat lebih Segera terbentuk. Dua partai besar papan atas, PDI Perjuangan dan Partai Gerindra, patut punya ‘gambaran’ itu. Logis punya ‘gambaran’ itu.
Sebaliknya tentu Tetap merupakan ‘kemewahan’ bagi partai papan tengah seperti Partai Demokrat Kepada bicara capres/cawapres, kendati punya ‘gambaran’ bernama AHY.
Publik Bukan Mengerti apa persisnya yang Megawati, Prabowo, dan Puan bicarakan. Tulisan ini pun mengandung spekulasi mengenai hal itu. Apa pun yang mereka bicarakan di Istana itu, kiranya publik senang elite partai politik akur dan rukun. Kiranya publik juga senang Eksis elite partai politik yang mengingatkan bahwa Istana Kepresidenan Bukan elok digunakan Kepada pertemuan politik dengan pimpinan partai. Di sana senang, di sini senang–dengan Maksud ‘senang’ berbeda–itulah Musik yang cocok Kepada pertemuan Megawati, Prabowo, dan Puan.

