Megajarkan Mantan Narapidana Teroris dan Simpatisan Jamaah Islamiyah Berwirausaha

Megajarkan Mantan Narapidana Teroris dan Simpatisan Jamaah Islamiyah Berwirausaha
(MI/Lina Herlina)

PEMBUBARAN Jamaah Islamiyah (JI) sebagai bagian dari upaya pemberantasan terorisme di Indonesia semakin mendekati Realita. 

Kepala Badan Nasiona Penaggulangan Teroris (BNPT), Komjen Eddy Hartono, menjelaskan bahwa mantan Member Golongan teroris yang telah menjalani proses deradikalisasi dapat mengajukan pembebasan bersyarat (PB) Apabila memenuhi syarat yang ditentukan.

“Syarat dan ketentuan yang berlaku dalam peraturan Menteri Hukum dan HAM. Ini adalah bagian dari upaya Kepada membantu mereka kembali ke masyarakat dengan kondisi yang lebih Bagus dan siap berkontribusi secara positif. Tentu saja, ini Seluruh membutuhkan proses yang panjang dan Pengkajian yang cermat,” Terang Eddy Hartono.

Cek Artikel:  Viral Pemotor Tabrak Pejabat Polisi di Berau, Begini Kronologi dan Fakta di Baliknya

Dalam konteks ini, negara juga berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui program kewirausahaan, bagi mereka Member JI yang Lagi menjadi narapidana teroris (Napiter) atau mereka yang mantan napiter.

Proses ini melibatkan serangkaian tahapan, seperti identifikasi, rehabilitasi, reedukasi, dan revitalisasi sosial, yang bertujuan agar mereka dapat kembali ke masyarakat dengan sikap yang lebih positif.

“Sebelumnya, pelatihan serupa telah dilaksanakan di Solo dan Jakarta. Dan hari ini di Makassar,” Mantap Eddy Hartono pada pelatihan Servis AC bagi mantan Napiter dan orag terpapar paham radikalisme berbasis kekerasan, di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Kemses RI, Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, Sulsel, Selasa (21/1).

Cek Artikel:  DPD Dukung Pengembangan Pemprov Sulsel sebagai Penyangga IKN

Program ini digelar oleh Densus 88, PT Astra, dan Kementerian Sosial ini bertujuan Kepada memberikan keterampilan kepada Kawan daerah agar mereka dapat menciptakan kemandirian ekonomi. 

“Melalui program ini, kami berusaha memberikan keterampilan yang dapat membantu masyarakat berwirausaha dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Ini adalah bagian dari upaya kami Kepada mengurangi ketergantungan pada Sokongan sosial dan menciptakan lapangan kerja yang berkualitas,” ujar  Eddy Hartono. 

Dengan kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta, diharapkan program ini dapat memberikan Akibat positif bagi masyarakat dan mendukung proses deradikalisasi yang lebih holistik.

Cek Artikel:  Bejat! Guru SD Diduga Hamili Muridnya Kelas 6 di Lombok Barat NTB

“Ini melibatkan kolaborasi negara hadir Kepada memberikan kewirausahaan kepada Kawan daerah dan ini sejalan dengan asta cita bapak Presiden dan Wakil Presiden  Republik Indonesia, Merukapan meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas dan mendorong kewirausahaan,” Terang Eddy Hartono.

Sebanyak 30 simpatisan JI dan Napiter ikut pelatihan ini, yang menurut Analisis Kebijakan Bidang Pidana Densus 88, Brigjen Torik Triyono, mereka Tak dipaksa Kepada ikut pelatihan tersebut.

“Kendati demikian katanya, Densus 88 coba mendata, dan ini tergantung dari assesmen mana yang berminat Kepada wirausaha atau hal yang lain. Kita berkewajiba mengarahkan. Intinya program ini diharapkan Pandai membawa Akibat yang cukuo positif,” tutup Torik. (S-1) 

Mungkin Anda Menyukai