Mecca and Beyond Pergeseran Praktik Ziarah Kelas Menengah Muslim

“ANDA harus berangkat pagi sekali ke bandara Kendari jika tidak ingin berimpitan dan mengalami antrean panjang dengan jemaah umrah,” begitu terang salah satu rekan saya di Kendari. Hari itu jadwal kepulangan saya ke Jakarta setelah mengisi sebuah workshop di IAIN Kendari. Betul saja, pukul 06.00, setibanya saya di bandara Kendari, ratusan orang sudah berkumpul, berjejal memasuki pintu terminal. Tiba di dalam pesawat, hampir 80% penumpangnya diisi para jemaah umrah. Pesawat mendadak penuh dan semua terlihat berseragam.

Pemandangan seperti ini mungkin sudah biasa kita lihat, terlebih di Terminal 3 Bandara Dunia Soekarno-Hatta. Perjalanan umrah, yang biasanya sepaket dengan ziarah ke beberapa negara sekitar, menjadi sangat populer bagi masyarakat muslim Indonesia sejak 20 tahun terakhir. Seiring dengan meredanya pandemi, Organisasi Pariwisata Dunia (United Nations World Tourism Organization/UNWTO) menyebutkan, pemulihan pariwisata global mencapai 84% dari angka prapandemi pada pertengahan 2023. Beberapa kawasan yang mengalami peningkatan drastis, seperti Timur Tengah, Eropa, dan Afrika, menjadi garis depan kebangkitan sektor pariwisata global. Timur Tengah tercatat mengalami kenaikan angka melebihi 2019 sebelum masa pandemi sebagai destinasi utama yang dituju para peziarah dunia.

Cek Artikel:  Simbol Tas Boneka Kecil dalam Kepemimpinan

Selengkapnya baca di epaper Media Indonesia https://epaper.mediaindonesia.com/detail/pergeseran-praktik-ziarah-kelas-menengah-muslim

Mungkin Anda Menyukai